Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger

Kamis, 28 Agustus 2014

Adab pergaulan

Adab pergaulan sesama

قال الإِمَام يَحْيَى بن مُعَاذ: "لِيَكُنْ حَظ الْمُؤْمِنِ مِنْكَ ثَلاَثَة: إِنْ لَمْ تَنْفَعْهُ فَلاَ تَضُرُّهُ، وَإِنْ لَمْ تُفْرِحْهُ فَلاَ تَغُمُّهُ، وَإِنْ لَمْ تَمْدَحْهُ فَلاَ تَذُمُّهُ".
Imam Yahya Bin Mu'az berpesan:"Tigaperkara dalam adab pergaulan seorang mu’min:
1) Kalau engkau tidak sanggup membantu orang lain (bagi manfaat), maka janganlah merugikan dia.
2) Dan kalau engkau tidak sanggup menghibur orang lain (bagi senang), maka janganlah membuatkan dia sedih (susah).
3)kalau engkau tidak sanggup memuji orang lain, maka janganlah mencelanya".



KUNCI KEBERHASILAN
Adalah maju ketika orang lain berhenti, terbangun ketika orang lain tertidur, serius ketika orang lain santai, siap menerima kritikan dan saran orang lain.
Rasul bersabda: (إِنَّ اللهَ يَأْمُرُكُمْ إِذَا عَمِلَ أَحَدُكُمْ عَمَلاً أَنْ يُتْقِنَهُ) “Sesungguhnya Allah memerintahkan kamu sekalian, bila mengerjakan sesuatu maka hendaklah dengan penuh ketekunan”.



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Rabu, 27 Agustus 2014

BACK TO AL-QUR’AN : MOZART TERNYATA TIDAK MEMBUAT CERDAS !

BACK TO AL-QUR’AN : MOZART TERNYATA TIDAK MEMBUAT CERDAS !

Baru-baru ini kita dikagetkan oleh sebuah fakta baru penelitian bahwa ternyata musik klasik tidak memiliki pengaruh apapun terhadap kemampuan kognitif seorang anak. Itu artinya, mendengarkan musik klasik tidak mencerdaskan anak sebagaimana yang selama ini kita tahu. Selama lebih dari 15 tahun, kita terkecoh oleh publisitas yang banyak membesar-besarkan tentang musik klasik yang dapat memacu kecerdasan seorang anak. Dulu, sebelum saya mengenal banyak keajaiban Al-Qur’an, saya cenderung memegang pendapat bahwa musik klasik dapat merangsang perkembangan otak janin dan mencerdaskan anak. Tapi, beberapa tahun kemudian, saya mulai berpikir, jika mozart yang ciptaan manusia saja bisa mencerdaskan anak, maka tentu Al-Qur’an yang merupakan mukjizat yang telah Allah berikan kepada kita ini lebih dapat mencerdaskan anak.

Dan ternyata itu benar.

Beberapa orang peneliti dari University of Vienna, Austria yakni Jakob Pietschnig, Martin Voracek dan Anton K. Formann dalam riset mereka yang diberi judul “Mozart Effect” mengemukakan kesalahan besar dari hasil penelitian musik yang melegenda ini.

Pietschnig dan kawan-kawannya mengumpulkan semua pendapat dan temuan para ahli terkait dampak musik Mozart terhadap tingkat intelegensi seseorang kemudian mereka membuat riset terhadap 3000 partisipator. Hasilnya ternyata sangat mengejutkan! Berdasarkan penelitian terhadap ribuan partisipator itu, Pietschnig dan rekan-rekannya menyimpulkan bahwa tidak ada stimulus atau sesuatu yang mendorong peningkatan kemampuan spasial seseorang setelah mendengarkan musik Mozart.

Senada dengan Jacob Pietschnig dan kawan-kawannya, sebuah tim peneliti Jerman yang terdiri atas ilmuwan, psikolog, filsuf, pendidik, dan ahli musik mengumpulkan berbagai literatur dan fakta mengenai efek mozart ini. Mereka mengemukakan bahwa sangat tidak mungkin mozart dapat membuat seorang anak menjadi jenius.

Penelitian terbaru ini membantah habis-habisan hasil riset psikolog Frances Rauscher dan rekan-rekannya di University of California pada tahun 1993 yang mengemukakan bahwa musik Mozart ternyata dapat meningkatkan kemampuan mengerjakan soal-soal mengenai spasial.

Wow…padahal, selama ini kita sudah terlanjur percaya pada legenda musik klasik ini, ya?

*** Back to Al-Qur’an ***

Berbeda dengan Al-Qur’an. Al-Qur’an adalah mukjizat yang telah Allah jamin kemurniannya hingga hari kiamat kelak. Ada banyak kemuliaan dan kebaikan yang ada dalam Al-Qur’an. Salah satunya adalah Al-Qur’an dapat merangsang perkembangan otak anak dan meningkatkan intelegensinya.

Setiap suara atau sumber bunyi memiliki frekuensi dan panjang gelombang tertentu. Nah, ternyata, bacaan Al-Qur’an yang dibaca dengan tartil yang bagus dan sesuai dengan tajwid memiliki frekuensi dan panjang gelombang yang mampu mempengaruhi otak secara positif dan mengembalikan keseimbangan dalam tubuh.

Bacaan Al-Qur’an memiliki efek yang sangat baik untuk tubuh, seperti; memberikan efek menenangkan, meningkatkan kreativitas, meningkatkan kekebalan tubuh, meningkatkan kemampuan konsentrasi, menyembuhkan berbagai penyakit, menciptakan suasana damai dan meredakan ketegangan saraf otak, meredakan kegelisahan, mengatasi rasa takut, memperkuat kepribadian, meningkatkan kemampuan berbahasa, dsb.

Pada asalnya, milyaran sel saraf dalam otak manusia bergetar secara konstan. Sel ini berisi program yang rumit dimana milyar sel-sel di sekitar berinteraksi dalam sebuah koordinasi yang luar biasa yang menunjukkan kebesaran Allah.

Sebelum bayi lahir, sel-sel otaknya mulai bergetar berirama secara seimbang. Tapi setelah kelahirannya, tindakan masing-masing akan mempengaruhi sel-sel otak dan cara mereka bergetar. Jadi jika beberapa sel otak tidak siap untuk mentoleransi frekuensi tinggi, ini dapat menyebabkan gangguan dalam sistem getar otak yang pada gilirannya menyebabkan banyak penyakit fisik dan psikologis.

Seorang peneliti bernama Enrick William Duve menemukan bahwa otak bereaksi terhadap gelombang suara tertentu. Dan gelombang tersebut dapat berpengaruh secara positif dan negatif. Ketika beredar informasi bahwa musik klasik berpengaruh terhadap perkembangan otak manusia, banyak kalangan menggunakan musik klasik sebagai obat terapi.

Tapi, Al-Qur’an tetaplah obat yang terbaik. Terapi dengan Al-Qur’an terbukti mampu meningkatkan kecerdasan seorang anak, menyembuhkan berbagai penyakit, dsb. Ini dikarenakan frekuensi gelombang bacaan Al-Qur’an memiliki kemampuan untuk memprogram ulang sel-sel otak, meningkatkan kemampuan, serta menyeimbangkannya.

Satu lagi, Al-Qur’an diturunkan dengan bahasa Arab, yakni bahasa yang memiliki nilai sastra yang tinggi, dan bahasa nomor satu yang paling sulit untuk dipelajari. Kita tahu, bahwa tidak ada satupun dari kita yang mampu menandingi keindahan bahasa Al-Qur’an. Namun, tahukah Anda, bahwa ternyata jika kita mampu berbahasa Arab dapat memudahkan kita untuk menguasai bahasa asing lainnya?

Anak-anak yang terbiasa membaca Al-Qur’an disertai dengan memahami maknanya, ternyata memiliki kemampuan berbahasa yang lebih baik daripada anak-anak lain. Bahkan meski bahasa tersebut masih asing, ia tidak membutuhkan waktu yang lama untuk kemudian menguasainya, insya Allah.

Janin usia 7 bulan sudah dapat merespon suara-suara di sekitar ibunya. Nah, untuk itulah, penting bagi ibu hamil untuk banyak-banyak memperdengarkan Al-Qur’an kepada janinnya. Kita tidak mengharapkan mereka mengerti dan memahami apa yang kita baca. Namun, membiasakannya mendengarkan Al-Qur’an sejak dalam kandungan, membantunya untuk tumbuh dengan intelegensi tinggi, kemampuan berbahasa yang baik, dan kepribadian yang baik pula.

sumber : http://islampos.com/benarkah-mozart-membuat-cerdas/

Sebagian besar para ulama dan ilmuwan muslim -pd masa kejayaan Islam- hafal Al Qur’an saat usia mereka belum baligh benar2 membuktikan LUAR BIASAnya AL-QUR'AN menjadikan OTAK CERDAS! Mereka juga ulama/ilmuwan kaliber dunia baik di kalangan muslim maupun nonmuslim yg karyany byk menjadi rujukan sampai skrg. Ada yang ahli hadits,fiqh,tafsir,matematik,kedokteran dll.

contohnya:
Imam Syafi’i hafal Al Qur’an pd 7 thn,sdh menjadi mufti/ahli hukum di usia 17thn,mujtahid mutlak, n ushul fiqh (peletak dasar ilmu ushul fiqh).

Imam Ath-Thabari sorg Ahli tafsir (hafal Al Qur’an 7 thn).

Ibnu Sina-Avicena- seorg ahli kedokteran n peletak dasar ilmu-ilmu kedokteran (hafal Al Qur’an 5 tahun) yg pd saat usia 17 tahun sudah menjadi DOKTER PROFESIONAL.Bahkan orang Barat pun menggunakan ilmu/teorinya. Beliau juga merupakan ahli Fisika.

Ibnu Khaldun ahli sosiologi dan ahli konstruksi.yg hafal Al Qur’an pd usia 7 thn.

Umar bin Abdul Aziz,Kholifah di masa Bani Umayyah,-yg hafal Al Qur’an saat masih anak- Seorg ahli ekonomi yg tiada duanya di dunia. Beliau sangat terkenal dengan kemampuannya memakmurkan negara dan bangsanya dlm waktu singkat (29 bln),sampai tdk ada rakyatnya yg berhak menerima zakat.
dan byk lg muslim HEBAT lainny.

AL-QUR'AN memang SUNGGUH LUAR BIASA!
ALLAHU A'LAM...

SUBHANALLAH, Engkau sungguh Maha Mengetahui apa yang dibutuhkan manusia. 31 (tiga puluh satu) ayatMu yang mengingatkan “Fabi’ayyi ala’i rabbikuma tukazziban : MAKA NIKMAT TUHANMU YANG MANAKAH YANG KAMU DUSTAKAN?” pada Surat Ar Rahman itu belum mampu menggerakkan seluruh kemampuanku untuk mensyukuri nikmat yang Engkau berikan.
Mari dengarkan Ayat CintaNya n resapilah.. (hal yg tdk pernah dpt dirasakan ketika mndengar -lagu/musik- yg lain) http://www.ramadoni.com/video/maka-nikmat-tuhanmu-yang-manakah-yang-kau-dustakan/

“Atau siapakah yang telah menciptakan langit dan bumi dan yang menurunkan air untukmu dari langit, lalu Kami tumbuhkan dengan air itu tumbuh-tumbuhan yang berpandangan indah, yang kamu sekali-kali tidak mampu menumbuhkan pohon – pohonnya? Apakah disamping Allah ada Tuhan (yang lain?) Bahkan (sebenarnya) MEREKA ADALAH ORANG-ORANG YANG MENYIMPANG (dari kebenaran).” (QS. An-Nahl : 60)

“Apakah (mereka lalai) dan tidak memperhatikan kerajaan langit dan bumi dan SEGALA SESUATU yang DICIPTAKAN ALLAH.” (QS. Al-A’raf:185)

“Dan jika kamu hendak menghitung nikmat Allah itu,KAMU TIDAK AKAN MAMPU MENGHITUNGNYA.” (QS. An-Nahl : 18)

“Kitab (Al-Qur’an) ini TIDAK ADA KERAGUAN padanya petunjuk bagi mereka yang bertaqwa.” (QS. Al-Baqarah : 2)


"Ya Tuhanku, berilah aku dari sisi-Mu seorang anak yang baik. Sungguh Engkau Maha Pendengar doa." (QS. Ali Imron: 38).

"Ya Tuhan kami, anugerahkanlah kepada kami istri-istri dan keturunan kami sebagai penyenang hati, dan jadikanlah kami imam (pemimpin) bagi orang-orang yang bertakwa." (QS. Al-Furqon: 74)

Ya Allah..istiqomahkanlah kami smua di jalan-Mu..
Berikanlah kami keturunan generasi terbaik penerus perjuangan dakwah Para Nabi,RasulMu -Nabi Muhammad S.A.W.-,n para pendahulu kami Ya Rahmaan...
Kuatkanlah kami utk slalu berjuang di JalanMu ...dan perkenankanlah kami bersatu menuju cintaMu yang abadi bersama dengan kekasihMu,dan para ahli syurgaMu ya Rahiiim...
Aamiiiiin Ya Rabbal 'aalamiiin...^^

Catatan Hati "Sang Mujahidah fi Sabilillah".




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Selasa, 26 Agustus 2014

Maurice Bucaille: Ilmuwan Besar Perancis Peluk Islam Usai Bedah Mumi Firaun

Maurice bertambah terkejut dan terus bertanya-tanya, dari mana Alquran mendapatkan data, sementara mumi tidak ditemukan sampai 1898.
Dream - Maurice Bucaille lahir, besar dan sepenuhnya menimba ilmu di Perancis. Setelah menamatkan pendidikan menengah atas, ia belajar di Fakultas Kedokteran, Universitas Prancis. Kemudian menjadi dokter bedah terkenal dan terpintar yang pernah dimiliki Perancis modern. Namun, cerita keislamannya mampu mengubah hidupnya dan belakangan menginspirasi banyak orang.  Siapa sang profesor yang sangat dikagumi ini, silahkan baca profilnya di sini http://bit.ly/1sAIenf
Apa saja hasil karya sang profesor dan bagaimana cara dia menemukan Islam dan dunia keilmuan silahkan baca pada tautan ini http://bit.ly/1lTkkf3
Sebagaimana luas diketahui, Perancis terkenal sebagai negara yang tertarik dengan arkeologi dan budaya. Di akhir 80an, Perancis meminta Mesir untuk mengirimkan mumi Firaun untuk dilakukan serangkaian eksperimen dan penelitian.
Akhirnya mumi penguasa Mesir terkenal tersebut akhirnya tiba di Perancis. Mumi itu kemudian dipindahkan ke ruangan khusus di Monument Center. Para arkeolog, ahli bedah dan ahli anatomi mulai melakukan studi tentang mumi ini dalam upaya untuk menyelidiki misteri Firaun.
Dokter bedah senior dan ilmuwan yang bertanggung jawab atas studi tentang mumi Firaun adalah Profesor Maurice Bucaille. Sementara proses restorasi mumi berjalan, Maurice Bucaille sibuk dengan pikirannya. Dia mencoba untuk menemukan bagaimana Firaun ini meninggal.
Saat larut malam, ia menemukan penyebabnya. Sisa-sisa garam yang terjebak dalam tubuh mumi itu adalah bukti bahwa ia meninggal karena tenggelam dan mayatnya segera diangkat dari laut.
Terlihat jelas juga bahwa para pendeta Mesir kuno buru-buru mengawetkan tubuh Firaun tersebut. Tapi Maurice bingung dengan sebuah pertanyaan, bagaimana tubuh ini--dengan mengesampingkan tubuh mumi lainnya dari Mesir kuno-- tetap utuh hingga sekarang meskipun tubuhnya pernah tenggelam di laut.
Maurice sibuk memikirkan hal tersebut ketika seorang koleganya mengatakan tidak usah terlalu dipikirkan karena dalam Islam disebutkan bahwa Firaun ini memang tenggelam.
Pada awalnya, dia sangat tidak yakin dan menolak pernyataan tersebut. Dia mengatakan penemuan seperti itu hanya bisa diketahui melalui peralatan komputer canggih dan modern.
Maurice bertambah tercengang setelah koleganya yang lain mengatakan bahwa Alquran, kitab suci yang dipercaya muslim, menceritakan kisah tenggelamnya Firaun dan mengatakan tubuh tersebut akan tetap utuh meskipun ia telah tenggelam.
Maurice bertambah terkejut dan terus bertanya-tanya, dari mana kitab suci umat Islam ini mendapatkan data, sementara mumi tidak ditemukan sampai 1898. Selain itu Alquran juga baru diturunkan kepada umat Islam selama lebih dari 1400 tahun setelah peristiwa tenggelamnya Firaun. Mengingat juga sampai beberapa dekade lalu seluruh umat manusia termasuk muslim tidak tahu bahwa orang Mesir kuno mengawetkan firaun mereka?
Maurice Bucaille terjaga sepanjang malam menatap tubuh Firaun, berpikir mendalam soal kitab Alquran yang secara eksplisit mengatakan bahwa tubuh ini akan utuh setelah tenggelam.
"Bisakah dipercaya nabi Muhammad SAW tahu tentang ini lebih dari 1.000 tahun yang lalu ketika saya baru saja mengetahu hal itu?" pikir Maurice.
Pikiran Maurice malam itu dipenuhi berbagai pertanyaan dan keheranan tentang kitab suci umat Islam. Mumi tersebut akhirnya dikembalikan ke Mesir.
Jatuh Cinta dengan Alquran
Tapi, karena ia sudah tahu tentang kisah Firaun versi muslim, ia segera berkemas dan melakukan perjalanan ke Arab Saudi. Kebetulan saat itu di Arab Saudi diadakan konferensi medis yang dihadiri banyak ahli anatomi muslim.
Di sana, Maurice memberitahu mereka tentang penemuannya, yaitu bahwa tubuh Firaun itu tetap utuh bahkan setelah ia tenggelam. Salah satu peserta konferensi membuka Alquran dan membacakan surat Yunus ayat 92 yang menceritakan kisah bagaimana tubuh Firaun diangkat dari dasar laut dan atas izin Allah, tubuh itu akan utuh agar menjadi bahan renungan bagi orang-orang yang berpikir sesudahnya.
Dalam kegembiraannya setelah dibacakan ayat tersebut, Maurice berdiri di hadapan para peserta konferensi berkata, 'Aku telah masuk Islam dan percaya pada Alquran ini'.
Saat kembali ke Perancis, Maurice Bucaille menghabiskan 10 tahun melakukan studi tentang kesesuaian fakta-fakta ilmiah saat ini dengan yang disebutkan dalam Alquran. Dia berusaha meyakinkan dirinya bahwa Alquran tidak pernah bertentangan dengan satupun fakta ilmiah.
Dia kemudian menulis buku tentang Alquran yang menghebohkan seluruh negara-negara Barat, dengan judul, "The Bible, The Qur’an and Science, The Holy Scriptures Examined In The Light Of Modern Knowledge."
Buku tersebut sangat laris dan bahkan ratusan ribu eksemplar telah diterjemahkan dari bahasa Perancis ke bahasa Arab, Inggris, Indonesia, Persia, Turki dan Jerman. Bahkan tersebar ke hampir semua toko buku di seluruh dunia.
"Sisi ilmiah dari Alquran telah mengejutkan saya sejak awal, karena pikiran saya belum pernah melihat begitu banyak kajian ilmu pengetahuan yang disuguhkan secara akurat. Itu semacam cermin bagi ilmu pengetahuan yang sudah ditulis dalam buku-buku ilmiah selama ini padahal ilmu tersebut sudah ada lebih dari 13 abad yang lalu," sepenggal catatan kata pengantar Maurice dalam bukunya.
(Sumber: Onislam.net)



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

R e n u n g a n....


R e n u n g a n k u:
Dulu...
Aku sangat KAGUM pada manusia cerdas, kaya & yang berhasil dalam karir. Hidup & hebat dalam dunianya.
Sekarang...
Aku memilih untuk mengganti kriteria kekagumanku.
Aku kagum dengan manusia yang hebat di mataNYA,
Sekalipun kadang penampilannya begitu biasa dan bersahaja.
Dulu...
Aku memilih MARAH кetika merasa harga diriku dijatuhkan oleh oranglain yang berlaku kasar padaku & menyakitiku dengan kalimat² sindiran.
Sekarang...
Aku memilih untuk BANYAK BERSYUKUR & BERTERIMAKASIH,
Karena aku yakin ada hikmah lain yang datang dari mereka ketika aku mampu untuk memaafkan & bersabar.
Dulu...
Aku memilih MENGEJAR dunia & menumpuknya sebisaku,
Ternyata aku sadari kebutuhanku hanyalah makan & minum untuk hari ini.
Sekarang...
Aku memilih untuk BERSYUKUR & BERSYUKUR dengan apa yang ada & memikirkan bagaimana aku bisa mengisi waktuku hari ini, dengan apa yang bisa aku lakukan/perbuat & bermanfaat untuk sesamaku.
Dulu...
Aku berpikir bahwa aku bisa. MEMBAHAGIAKAN σгαngtua, saudara & teman²ku jika aku berhasil dengan duniaku,
Ternyata yang membuat mereka bahagia bukan itu melainkan ucapan, sikap, tingkah & sapaanku kepada mereka.
Sekarang...
Aku memilih untuk membuat mereka bahagia dengan apa yang ada padaku.
Dulu...
Pusat pikiranku adαlαh membuat RENCANA² dahsyat untuk duniaku,
Ternyata aku menjumpai teman & saudara²ku begitu cepat menghadap kepadaNYA....
Sekarang...
yang menjadi pusat pikiran & rencanaku adalah bagaimana agar hidupku dapat RidhaNYA dan dpt bermanfaat utk sesama hingga jika suatu saat diriku dipanggil olehNYA aku dlm keadaan Khusnul khatimah.
••Τak ada yang dapat menjamin bahwa aku dapat menikmati teriknya matahari besok.
••Τak ada yang bisa memberikan jaminan bahwa aku masih bisa menghirup. nafas esok hari.
Kalau hari ini & esok hari aku bisa hidup, itu adalah kehendak اَللّهُ semata...


Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Minggu, 24 Agustus 2014

SYEKH SYA’RAWI DAN MODERASI ISLAM

SYEKH SYA’RAWI DAN MODERASI ISLAM

             Beliau adalah seorang pakar tafsir kontemporer yang gigih menerapkan prinsip syariah dalam kehidupan sehari-hari. Beliau lahir pada tanggal 15 April 1911 M di kampung Daqadus desa Mid Ghamr, Daqhliyyah (salah satu bagian wilayah di Mesir). Beliau wafat pada tanggal 17 juni 1998 M.    Pada hari Rabu 17 Juni 1998 M, Syekh Sya’rawi wafat di usia 87 tahun dan jasadnya dimakamkan di Mesir. Ayahnya adalah seorang pedagang yang sangat mencintai ilmu pengetahuan.
             Pendidikan Sya’rawi dimulai dari menghafal al-Qur’an dari seorang syaikh di kampungnya iaitu Syekh Abdul Majid Pasha. Beliau menamatkan hafalan al-Qur’an pada usia 11 tahun, kemudian Ia masuk sekolah dasar (Ibtidaa’i) di al-Azhar, Zaqaziq tahun 1926 M. Lalu, dia melanjutkan sekolah menengah pertama (I’daadi) di al-Azhar, dan tamat Tsanawiyyah pada tahun 1932 M. Syaikh Sya’rawi masuk kuliah di fakultas Bahasa Arab, Universita Al-Azhar pada tahun 1937 M, dan tamat S1 (BA) pada tahun 1941 M.
Karirnya diawali sebagai tenaga pengajar di ma’had al-Azhar Tanta, ma’had Alexandria, ma’had Zaqaziq.  Beliau juga mengabdikan ilmunya di luar negri (sebagai dosen) kurang lebih 16 tahun:

1) Universitas Malik Abdul Aziz, Makkah, Saudi Arabiah (6 tahun) dari 1944 hingga 1950.
2) Al-Jazair (4 tahun) dari 1966 hinga 1970).
3) Universitas Malik Abdul Aziz, Makkah, Saudi Arabiah (6 tahun) dari 1970 hingga 1976.

              Nama beliau mulai mencuat dan dikenal luas ketika menjadi seorang da’i pada tahun 1973 M tepatnya pada program pengajian halaqah di televisi Mesir yang dikenal dengan program “Nur ‘Ala Nur”.
Pada tahun 1976 M, beliau dipercayakan oleh presiden Anwar Sadat untuk menjadi menteri Auqaf (menteri agama) Mesir. Namun jabatan tersebut tidak sampai selesai dan hanya 2 tahun saja beliau mengundurkan diri, sebab ketika itu beliau dengan tegas menolak usulan undang-undang keluarga yang bertentangan dengan ajaran syari’at Islam.
              Beliau memang sangat unik, sebab beliau adalah seorang ulama yang tidak menulis buku tapi memiliki puluhan bahkan ratusan buku yang telah diterbitkan, beliau tidak menulis karena meyakini bahwa kalimat lisan lebih tajam dari tulisan, sebab dakwan lisan/ceramah dapat didengar langsung dari narasumber asli. Di samping itu beliau yakini bahwa tidak semua orang mampu membaca, oleh karena prinsip ini, tumpuan dakwahnya fokus kepada penyampaian ceramah dan pengajian.
              Syekh Sya’rawi menjalani kehidupan sufi sebagai bentuk kerendahan diri (tawadhu’). Dalam ruang kerjanya hanya ada sajadah dan al-Qur’an. Namun demikian, pemikiran beliau logis dan kontekstual. Kepiawaiannya mentafsirkan al-Qur’an sesuai dengan perkembangan zaman dan tempat, sehingga beliau mampu memahamkan al-Qur’an kepada jama’ahnya dengan muda berdasarkan realita kehidupan kontemprorer.
Tentunya tidak asing lagi bahwa kitab yang monumental dan penuh manfaat yang ditinggalkan oleh beliau untuk umat Islam pada saat ini, adalah Khawati Sya’rawi atau di kenal dengan nama “Tafsir Al-Sya’rawi”, dalam muqaddimah tafsirnya, beliau menyatakan bahwa: “Hasil renungan saya terhadap al-Qur’an bukan berarti tafsiran al-Qur’an, melainkan percikan pemikiran yang terlintas dalam hati seorang mukmin saat membaca al-Qur’an. Kalau memang al-Qur’an dapat ditafsirkan, sebenarnya yang lebih berhak menafsirkannya hanya Rasulullah Saw, karena kepada beliaulah al-Qur’an diturunkan. Beliau banyak menjelaskan kepada manusia isi ajaran al-Quran dari dimensi ibadah, karena hal itu yang diperlukan umatnya saat ini. Adapaun rahasia al-Qur’an tentang alam semesta, tidak beliau sampaikan, karena kondisi sosio intelektual saat itu tidak memungkinkan untuk dapat menerimanya. Jika hal itu disampaikan akan menimbulkan polemik yang pada gilirannya akan merusak puing-puing agama, bahkan memalingkan umat dalam jalan Allah SWT.
               Salah satu pandangan moderat beliau yang merupakan hasil usaha pemikiran moderasi Islam dan bertujuan sebagai sifat “toleransi sosial” adalah ketika beliau menafsirkan sebuah ayat al-Qur’an dalam surah al-Israa’ ayat 110:
قُلِ ادْعُوا اللَّهَ أَوِ ادْعُوا الرَّحْمَنَ أَيًّا مَا تَدْعُوا فَلَهُ الْأَسْمَاءُ الْحُسْنَى وَلَا تَجْهَرْ بِصَلَاتِكَ وَلَا تُخَافِتْ بِهَا وَابْتَغِ بَيْنَ ذَلِكَ سَبِيلًا
“Katakanlah (wahai Muhammad): Serulah nama "Allah" atau nama "Ar-Rahman", yang mana sahaja kamu serukan (dari kedua-dua nama itu adalah baik belaka); kerana Allah mempunyai banyak nama-nama yang baik serta mulia, Dan janganlah kamu mengeraskan suaramu dalam shalatmu dan janganlah pula terlalu merendahkannya”. al-Israa’: 110.
               Beliau berkata: “Kalau sekiranya mengeraskan suara dilarang dalam shalat, maka tentunya meninggikan suara setinggi-tingginya lebih dilarang dalam agama, seperti menggunakan alat pengeras suara “Microfon”, sebab perbuatan ini akan mengganggu orang disekeliling, bukankah Allah telah nyatakan dalam al-Qur’an:
وَإِذَا قُرِئَ الْقُرْآنُ فَاسْتَمِعُوا لَهُ وَأَنْصِتُوا لَعَلَّكُمْ تُرْحَمُونَ
“Dan apabila dibacakan al-Quran, maka hendaklah kamu semua mendengarnya dan diam, mudah-mudahan kamu semua beroleh rahmat”. al-A’raf: 204
               Ketika anda mengeraskan suara dalam membaca al-Qur’an menggunakan microfon, maka anda secara tidak langsung memaksakan dan mewajibkan diam bagi orang yang mendengarkan bacaanmu, sehingga anda akan membuatkan mereka terganggu, dan jika mereka tidak diam mendengarkan bacaanmu maka anda akan menyeret mereka dalam perbuatan dosa (disebabkan tidak mendengar bacaanmu), bukan itu saja, bahkan anda akan merusak aktiviti orang lain, kemungkinan mereka pada waktu yang sama sedang atau ingin membaca al-Qur’an juga, atau beristighfar, atau bertasbih ataupun shalat. Bagaimana boleh amalan anda yang hanya dianggap mandub dalam syari’at, mampu memaksa dan mengatur amalan orang lain. Sungguh perbuatan ini tidak boleh dilakukan, oleh karena itu janganlah sekali-kali mengganggu ketenangan orang lain, biarkan mereka bebas dengan urusan sendiri untuk berbuat amalan nawafil dan sebagainya, dan jangan menjadi orang yang digambarkan dalam al-Qur’an
(Merasa Baik Perbuatannya, Sementara Tidak Demikian):
قُلْ هَلْ نُنَبِّئُكُمْ بِالْأَخْسَرِينَ أَعْمَالًا الَّذِينَ ضَلَّ سَعْيُهُمْ فِي الْحَيَاةِ الدُّنْيَا وَهُمْ يَحْسَبُونَ أَنَّهُمْ يُحْسِنُونَ صُنْعًا
“Katakanlah: Apakah akan kami beritahukan kepadamu tentang orang-orang yang paling merugi perbuatannya?”. Yaitu orang-orang yang telah sia-sia perbuatannya dalam kehidupan dunia ini, sedangkan mereka menyangka bahwa mereka sudah berbuat sebaik-baiknya”. Al-Kahfi :103.
Bagi pandangan beliau, amalan-amalan di atas memang tidak memiliki dasar dalam ajaran syari’at Islam, bahkan beliau nyatakan dengan contoh realita di masyarakat modern saat ini dan berkata dengan tegas: “seperti orang yang menyalakan microfon sebelum masuknya shalat subuh, ia membaca beberapa bacaan nasyid yang tiada dasar dalam agama, akibat perbuatannya, orang disekeliling menjadi terganggu, orang yang sakitpun tidak merasai ketenangan, sesungguhnya orang seperti itu sebenarnya tidak sama sekali memiliki rasa toleransi dan tidak menghiraukan keadaan sekelilingnya, sampai kapankah hal ini berlaku? Sampai kapankah ia sadar tentang hal ini, sementara perbutannya justru menganggu ketenangan manusia, nahkan dapat merusak amalan ibadah orang lain? ...
Sila rujuk:
Tafsir al-Sya’rawi jilid 14/halaman 8815 - 8816.



 Sumber: Catatan oleh Kamaluddin Nurdin Al-Bugisy di Facebook



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Rabu, 20 Agustus 2014

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah

Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
oleh Michael H. Hart
--------------------------------------------------------------------------------

01. NABI MUHAMMAD (570 SM - 632 SM)

Jatuhnya pilihan saya kepada Nabi Muhammad dalam urutan pertama daftar Seratus Tokoh yang berpengaruh di dunia mungkin mengejutkan sementara pembaca dan mungkin jadi tanda tanya sebagian yang lain. Tapi saya berpegang pada keyakinan saya, dialah Nabi Muhammad satu-satunya manusia dalam sejarah yang berhasil meraih sukses-sukses luar biasa baik ditilik dari ukuran agama maupun ruang lingkup duniawi.

Berasal-usul dari keluarga sederhana, Muhammad menegakkan dan menyebarkan salah satu dari agama terbesar di dunia, Agama Islam. Dan pada saat yang bersamaan tampil sebagai seorang pemimpin tangguh, tulen, dan efektif. Kini tiga belas abad sesudah wafatnya, pengaruhnya masih tetap kuat dan mendalam serta berakar.

Sebagian besar dari orang-orang yang tercantum di dalam buku ini merupakan makhluk beruntung karena lahir dan dibesarkan di pusat-pusat peradaban manusia, berkultur tinggi dan tempat perputaran politik bangsa-bangsa. Muhammad lahir pada tahun 570 M, di kota Mekkah, di bagian agak selatan Jazirah Arabia, suatu tempat yang waktu itu merupakan daerah yang paling terbelakang di dunia, jauh dari pusat perdagangan, seni maupun ilmu pengetahuan. Menjadi yatim-piatu di umur enam tahun, dibesarkan dalam situasi sekitar yang sederhana dan rendah hati. Sumber-sumber Islam menyebutkan bahwa Muhamnmad seorang buta huruf. Keadaan ekonominya baru mulai membaik di umur dua puluh lima tahun tatkala dia kawin dengan seorang janda berada. Bagaimanapun, sampai mendekati umur empat puluh tahun nyaris tak tampak petunjuk keluarbiasaannya sebagai manusia.

Umumnya, bangsa Arab saat itu tak memeluk agama tertentu kecuali penyembah berhala Di kota Mekkah ada sejumlah kecil pemeluk-pemeluk Agama Yahudi dan Nasrani, dan besar kemungkinan dari merekalah Muhammad untuk pertama kali mendengar perihal adanya satu Tuhan Yang Mahakuasa, yang mengatur seantero alam. Tatkala dia berusia empatpuluh tahun, Muhammad yakin bahwa Tuhan Yang Maha Esa ini menyampaikan sesuatu kepadanya dan memilihnya untuk jadi penyebar kepercayaan yang benar.

Selama tiga tahun Muhammad hanya menyebar agama terbatas pada kawan-kawan dekat dan kerabatnya. Baru tatkala memasuki tahun 613 dia mulai tampil di depan publik. Begitu dia sedikit demi sedikit punya pengikut, penguasa Mekkah memandangnya sebagai orang berbahaya, pembikin onar. Di tahun 622, cemas terhadap keselamatannya, Muhammad hijrah ke Madinah, kota di utara Mekkah berjarak 200 mil. Di kota itu dia ditawari posisi kekuasaan politik yang cukup meyakinkan.

Peristiwa hijrah ini merupakan titik balik penting bagi kehidupan Nabi. Di Mekkah dia susah memperoleh sejumlah kecil pengikut, dan di Medinah pengikutnya makin bertambah sehingga dalam tempo cepat dia dapat memperoleh pengaruh yang menjadikannya seorang pemegang kekuasaan yang sesungguhnya. Pada tahun-tahun berikutnya sementara pengikut Muhammad bertumbuhan bagai jamur, serentetan pertempuran pecah antara Mektah dan Madinah. Peperangan ini berakhir tahun 630 dengan kemenangan pada pihak Muhammad, kembali ke Mekkah selaku penakluk. Sisa dua setengah tahun dari hidupnya dia menyaksikan kemajuan luar-biasa dalam hal cepatnya suku-suku Arab memeluk Agama Islam. Dan tatkala Muhammad wafat tahun 632, dia sudah memastikan dirinya selaku penguasa efektif seantero Jazirah Arabia bagian selatan.

Suku Bedewi punya tradisi turun-temurun sebagai prajurit-prajurit yang tangguh dan berani. Tapi, jumlah mereka tidaklah banyak dan senantiasa tergoda perpecahan dan saling melabrak satu sama lain. Itu sebabnya mereka tidak bisa mengungguli tentara dari kerajaan-kerajaan yang mapan di daerah pertanian di belahan utara. Tapi, Muhammadlah orang pertama dalam sejarah, berkat dorongan kuat kepercayaan kepada keesaan Tuhan, pasukan Arab yang kecil itu sanggup melakukan serentetan penaklukan yang mencengangkan dalam sejarah manusia. Di sebelah timurlaut Arab berdiri Kekaisaran Persia Baru Sassanids yang luas. Di baratlaut Arabia berdiri Byzantine atau Kekaisaran Romawi Timur dengan Konstantinopel sebagai pusatnya.

Ditilik dari sudut jumlah dan ukuran, jelas Arab tidak bakal mampu menghadapinya. Namun, di medan pertempuran, pasukan Arab yang membara semangatnya dengan sapuan kilat dapat menaklukkan Mesopotamia, Siria, dan Palestina. Pada tahun 642 Mesir direbut dari genggaman Kekaisaran Byzantine, dan sementara itu balatentara Persia dihajar dalam pertempuran yang amat menentukan di Qadisiya tahun 637 dan di Nehavend tahun 642.

Tapi, penaklukan besar-besaran --di bawah pimpinan sahabat Nabi dan penggantinya Abu Bakr dan Umar ibn al-Khattab-- itu tidak menunjukkan tanda-tanda stop sampai di situ. Pada tahun 711, pasukan Arab telah menyapu habis Afrika Utara hingga ke tepi Samudera Atlantik. Dari situ mereka membelok ke utara dan menyeberangi Selat Gibraltar dan melabrak kerajaan Visigothic di Spanyol.

Sepintas lalu orang mesti mengira pasukan Muslim akan membabat habis semua Nasrani Eropa. Tapi pada tahun 732, dalam pertempuran yang masyhur dan dahsyat di Tours, satu pasukan Muslimin yang telah maju ke pusat negeri Perancis pada akhirnya dipukul oleh orang-orang Frank. Biarpun begitu, hanya dalam tempo secuwil abad pertempuran, orang-orang Bedewi ini -dijiwai dengan ucapan-ucapan Nabi Muhammad- telah mendirikan sebuah empirium membentang dari perbatasan India hingga pasir putih tepi pantai Samudera Atlantik, sebuah empirium terbesar yang pernah dikenal sejarah manusia. Dan di mana pun penaklukan dilakukan oleh pasukan Muslim, selalu disusul dengan berbondong-bondongnya pemeluk masuk Agama Islam.

Ternyata, tidak semua penaklukan wilayah itu bersifat permanen. Orang-orang Persia, walaupun masih tetap penganut setia Agama Islam, merebut kembali kemerdekaannya dari tangan Arab. Dan di Spanyol, sesudah melalui peperangan tujuh abad lamanya akhirnya berhasil dikuasai kembali oleh orang-orang Nasrani. Sementara itu, Mesopotamia dan Mesir dua tempat kelahiran kebudayaan purba, tetap berada di tangan Arab seperti halnya seantero pantai utara Afrika. Agama Islam, tentu saja, menyebar terus dari satu abad ke abad lain, jauh melangkah dari daerah taklukan. Umumnya jutaan penganut Islam bertebaran di Afrika, Asia Tengah, lebih-lebih Pakistan dan India sebelah utara serta Indonesia. Di Indonesia, Agama Islam yang baru itu merupakan faktor pemersatu. Di anak benua India, nyaris kebalikannya: adanya agama baru itu menjadi sebab utama terjadinya perpecahan.

Apakah pengaruh Nabi Muhammad yang paling mendasar terhadap sejarah ummat manusia? Seperti halnya lain-lain agama juga, Islam punya pengaruh luar biasa besarnya terhadap para penganutnya. Itu sebabnya mengapa penyebar-penyebar agama besar di dunia semua dapat tempat dalam buku ini. Jika diukur dari jumlah, banyaknya pemeluk Agama Nasrani dua kali lipat besarnya dari pemeluk Agama Islam, dengan sendirinya timbul tanda tanya apa alasan menempatkan urutan Nabi Muhammad lebih tinggi dari Nabi Isa dalam daftar. Ada dua alasan pokok yang jadi pegangan saya. Pertama, Muhammad memainkan peranan jauh lebih penting dalam pengembangan Islam ketimbang peranan Nabi Isa terhadap Agama Nasrani. Biarpun Nabi Isa bertanggung jawab terhadap ajaran-ajaran pokok moral dan etika Kristen (sampai batas tertentu berbeda dengan Yudaisme), St. Paul merupakan tokoh penyebar utama teologi Kristen, tokoh penyebarnya, dan penulis bagian terbesar dari Perjanjian Lama.

Sebaliknya Muhammad bukan saja bertanggung jawab terhadap teologi Islam tapi sekaligus juga terhadap pokok-pokok etika dan moralnya. Tambahan pula dia "pencatat" Kitab Suci Al-Quran, kumpulan wahyu kepada Muhammad yang diyakininya berasal langsung dari Allah. Sebagian terbesar dari wahyu ini disalin dengan penuh kesungguhan selama Muhammad masih hidup dan kemudian dihimpun dalam bentuk yang tak tergoyangkan tak lama sesudah dia wafat. Al-Quran dengan demikian berkaitan erat dengan pandangan-pandangan Muhammad serta ajaran-ajarannya karena dia bersandar pada wahyu Tuhan. Sebaliknya, tak ada satu pun kumpulan yang begitu terperinci dari ajaran-ajaran Isa yang masih dapat dijumpai di masa sekarang. Karena Al-Quran bagi kaum Muslimin sedikit banyak sama pentingnya dengan Injil bagi kaum Nasrani, pengaruh Muhammad dengan perantaraan Al-Quran teramatlah besarnya. Kemungkinan pengaruh Muhammad dalam Islam lebih besar dari pengaruh Isa dan St. Paul dalam dunia Kristen digabung jadi satu. Diukur dari semata mata sudut agama, tampaknya pengaruh Muhammad setara dengan Isa dalam sejarah kemanusiaan.

Lebih jauh dari itu (berbeda dengan Isa) Muhammad bukan semata pemimpin agama tapi juga pemimpin duniawi. Fakta menunjukkan, selaku kekuatan pendorong terhadap gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab, pengaruh kepemimpinan politiknya berada dalam posisi terdepan sepanjang waktu.

Dari pelbagai peristiwa sejarah, orang bisa saja berkata hal itu bisa terjadi tanpa kepemimpinan khusus dari seseorang yang mengepalai mereka. Misalnya, koloni-koloni di Amerika Selatan mungkin saja bisa membebaskan diri dari kolonialisme Spanyol walau Simon Bolivar tak pernah ada di dunia. Tapi, misal ini tidak berlaku pada gerak penaklukan yang dilakukan bangsa Arab. Tak ada kejadian serupa sebelum Muhammad dan tak ada alasan untuk menyangkal bahwa penaklukan bisa terjadi dan berhasil tanpa Muhammad. Satu-satunya kemiripan dalam hal penaklukan dalam sejarah manusia di abad ke-13 yang sebagian terpokok berkat pengaruh Jengis Khan. Penaklukan ini, walau lebih luas jangkauannya ketimbang apa yang dilakukan bangsa Arab, tidaklah bisa membuktikan kemapanan, dan kini satu-satunya daerah yang diduduki oleh bangsa Mongol hanyalah wilayah yang sama dengan sebelum masa Jengis Khan

Ini jelas menunjukkan beda besar dengan penaklukan yang dilakukan oleh bangsa Arab. Membentang dari Irak hingga Maroko, terbentang rantai bangsa Arab yang bersatu, bukan semata berkat anutan Agama Islam tapi juga dari jurusan bahasa Arabnya, sejarah dan kebudayaan. Posisi sentral Al-Quran di kalangan kaum Muslimin dan tertulisnya dalam bahasa Arab, besar kemungkinan merupakan sebab mengapa bahasa Arab tidak terpecah-pecah ke dalam dialek-dialek yang berantarakan. Jika tidak, boleh jadi sudah akan terjadi di abad ke l3. Perbedaan dan pembagian Arab ke dalam beberapa negara tentu terjadi -tentu saja- dan nyatanya memang begitu, tapi perpecahan yang bersifat sebagian-sebagian itu jangan lantas membuat kita alpa bahwa persatuan mereka masih berwujud. Tapi, baik Iran maupun Indonesia yang kedua-duanya negeri berpenduduk Muslimin dan keduanya penghasil minyak, tidak ikut bergabung dalam sikap embargo minyak pada musim dingin tahun 1973 - 1974. Sebaliknya bukanlah barang kebetulan jika semua negara Arab, semata-mata negara Arab, yang mengambil langkah embargo minyak.

Jadi, dapatlah kita saksikan, penaklukan yang dilakukan bangsa Arab di abad ke-7 terus memainkan peranan penting dalam sejarah ummat manusia hingga saat ini. Dari segi inilah saya menilai adanya kombinasi tak terbandingkan antara segi agama dan segi duniawi yang melekat pada pengaruh diri Muhammad sehingga saya menganggap Muhammad dalam arti pribadi adalah manusia yang paling berpengaruh dalam sejarah manusia.

02. Isaac Newton
03. Nabi Isa
04. Buddha
05. Kong Hu Cu
06. St. Paul
07. Ts'ai Lun
08. Johann Gutenberg
09. Christopher Columbus
10. Albert Einstein
11. Karl Marx
12. Louis Pasteur
13. Galileo Galilei
14. Aristoteles
15. Lenin
16. Nabi Musa
17. Charles Darwin
18. Shih Huang Ti
19. Augustus Caesar
20. Mao Tse-Tung
21. Jengis Khan
22. Euclid
23. Martin Luther
24. Nicolaus Copernicus
25. James Watt
26. Constantine Yang Agung
27. George Washington
28. Michael Faraday
29. James Clerk Maxwell
30. Orville Wright & Wilbur Wright
31. Antone Laurent Lavoisier
32. Sigmund Freud
33. Alexander Yang Agung
34. Napoleon Bonaparte
35. Adolf Hitler
36. William Shakespeare
37. Adam Smith
38. Thomas Edison
39. Antony Van Leeuwenhoek
40. Plato
41. Guglielmo Marconi
42. Ludwig Van Beethoven
43. Werner Heisenberg
44. Alexander Graham Bell
45. Alexander Fleming
46. Simon Bolivar
47. Oliver Cromwell
48. John Locke
49. Michelangelo
50. Pope Urban II
51. Umar Ibn Al-Khattab
52. Asoka
53. St. Augustine
54. Max Planck
55. John Calvin
56. William T.G.Morton
57. William Harvey
58. Antoine Henri Becquerel
59. Gregor Mendel
60. Joseph Lister
61. Nikolaus August Otto
62. Louis Daguerre
63. Joseph Stalin
64. Rene Descartes
65. Julius Caesar
66. Francisco Pizarro
67. Hernando Cortes
68. Ratu Isabella I
69. William Sang Penakluk
70. Thomas Jefferson
71. Jean-Jacques Rousseau
72. Edward Jenner
73. Wilhelm Conrad Rontgen
74. Johann Sebastian Bach
75. Lao Tse
76. Enrico Fermi
77. Thomas Malthus
78. Francis Bacon
79. Voltaire
80. John F. Kennedy
81. Gregory Pincus
82. Sui Wen Ti
83. Mani
84. Vasco Da Gama
85. Charlemagne
86. Cyrus Yang Agung
87. Leonhard Euler
88. Niccolo Machiavelli
89. Zoroaster
90. Menes
91. Peter Yang Agung
92. Meng-Tse (Mencius)
93. John Dalton
94. Homer
95. Ratu Elizabeth I
96. Justinian I
97. Johannes Kepler
98. Pablo Picasso
99. Mahavira
100. Neils Bohr

--------------------------------------------------------------------------------
Seratus Tokoh yang Paling Berpengaruh dalam Sejarah
Michael H. Hart, 1978
Terjemahan H. Mahbub Djunaidi, 1982
PT. Dunia Pustaka Jaya
Jln. Kramat II, No. 31A
Jakarta Pusat



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Senin, 18 Agustus 2014

Peradaban Islam Bangkit Dari Indonesia

Peradaban Islam Bangkit Dari Indonesia


Drs. Masdar F Mas’udi ~ Dewan Penasehat ICMI Pusat
Sampai sekarang dunia Islam belum jelas sosoknya. Mana yang akan menjadi pemimpin dunia Islam. Kita bisa mencatat dalam percaturan global ini pemain-pemainnya adalah blok-blok peradaban, yang dari waktu ke waktu memang bisa diuji oleh dirinya sendiri dan jaman. Kita bisa catat juga, blok-blok peradaban sebagai pemain global ini, yang memiliki daya tahan hidup yang panjang, hanya blok peradaban berbasis nilai transenden keagamaan. Kalau hanya berbasis nilai sekular apalagi ateistik bisa saja memainkan peranan, tapi usianya pendek.

Belum Punya Negara Inti
Blok peradaban Komunisme pernah hampir merajai dunia, berusia tidak sampai satu abad. Naziisme pernah menjadi pemenang perang dunia, lebih pendek lagi usianya. Tidak sampai 15 tahun. Tapi peradaban yang dibangun atas dasar nilai transenden keagamaan dan spiritualitas, usianya ribuan tahun. Paling muda Islam.  Barat dengan Kristianisme  sudah lebih dari duaribu tahunan. Cina dengan Budhisme kurang lebih 3 ribuan tahun. Begitu juga India dengan Hinduisme. Itulah pemain dunia sekarang secara ekonomi, politik, dsb. Tinggal ditunggu dari blok peradaban Islam.yang belum muncul kembali. Ibarat meja dunia ini hanya ditopang tiga kaki sehingga llabilitas global sangat terasa.
Sekarang yang menjadi bulan-bulanan adalah blok dunia Islam. Salahsatu pejelasannya karena belum ada yang disebut Huntington sebagai ‘Negara Inti’.  Blok peradaban ini kuncinya: Negara. Sebelum ada negara belum bisa menjadi pemain global. Ketika pendiri bangsa ini mencita-citakan, salasatu muara dari kemerdekaan adalah memajukan perdamaian dunia. Ada cita-cita yang sangat tnggi sekali. Indonesia selayaknya bisa menjadi negara inti dari blok peradaban Islam. Memang menurut para pengamat, dari  50 negara lebih; dari Maroko sampai Merauke, yang paling memenuhi syarat adalah Indonesia.
Turki memang menonjol. Tapi sebagai pemimpin peradaban Islam yang mesti setara dengan blok-blok peradaban lain, pemimpin dunia Islam harus memiliki mentalitas yang juga setara. Turki ada persoalan psikologis dengan Barat. Sudah 40 tahun Turki ingin menjadi bagian dari Eropa tapi tetap ditolak karena dianggap lebih rendah martabatnya. Tapi menjadi bagian dari Blok Timur (Islam), dia menganggap dirinya terlalu tinggi. Ini yang membuat dia repot. Di samping itu juga secara kekayaan alam sangat terbatas.
Bagaimana dengan Iran? Persoalan besar sebagaimana kita baca dalam bocoran Wikileaks. Pasti Iran akan ditolak menjadi kekuatan the Leader of Muslim World oleh Negara-negara Teluk dibawah pimpinan Arab Saudi. Karena dalam rahasia itu diungkap yang paling getol memprovokasi Amerka dan Israel agar menghabisi pengelolaan tenaga nuklir Iran justru Arab Saudi.
Pun Arab Saudi, terlalu  kecil dari sudut daerah juga kekayaan alamnya terbatas. Yang tak akan habis sebagai potensi ekonomi adalah dua kota suci itu.Ka’bah atau Madinah. Tap kalau wacana internasionalisasi dua kota suci terjadi, saya kira juga habis. Jadi  memang tinggal Indonesia, dan tanpa ada the Leader-nya blok peradaban Islam  tidak akan bisa menjadi pemain yang diperhitungkan.
Sesungguhnya dari berbagai aspeknya Indonesia sudah memiliki kekayaan dan luas wilayah luar biasa. Islamnya dianggap memadai untuk ke depan dan ada visi  inklusif yang kuat meski ada godaan-godaannya. Inilah sesungguhnya tantangan spiritualitas kita sebagai andalan dunia Islam, dengan segala potensi yang dimiliki masih berada pada situasi seperti ini.
Kita mencatat ada beberapa kendala yang cukup serius. Pertama, begitu banyak kekayaan kita yang dimanfaatkan lebih banyak oleh pihak asing ketimbang untuk rakyat kita.  Kedua, persoalan korupsi dalam praktek birokrasi. Ini tantangan yang membuat kepercayaan dunia merendah. Ketiga, unsur-unsur keislaman sebagai anutan mayoritas yang makin tidak merasa at home dengan Indonesia. Karena ada cita-cita yang sampai sekarang masih ditancapkan dalam hati dan belum kunjung selesai. Yaitu kalau Indonesia harus menjadi pemimpin dunia Islam, bagaimana negeri yang besar dengan umat Islam paling banyak di dunia ini,  tidak secara resmi men-declare sebagai negara Islam?

Tidak Sekadar Label ‘Negara Islam”
Ini juga merupakan problem ideologis dan politis di internal umat Islam sendiri, yang sudah membuat sikap batin kita kepada Indonesia kadang seperti sikap orang yang menumpang hidup/ ngontrak. Kita tidak merasa ini adalah rumah kita. Sikap setengah hati dari umat Islam seperti ini adalah problem besar. Kalau umat Islam terus mempertahankan sikap tersebut, hanya karena formalitas negeri ini tidak disebut sebagai negara Islam, ini akan makin terpuruk.
Bagaimana ber-istiqamah dan merasa at home? Negeri ini adalah negeri umat Islam sebagai umat yang mayoritas sekaligus janji Tuhan rahmat bagi semesta. Apakah memang harus ditampung aspirasi formalisme (sebutan ‘Negara Islam’)? Kalau formalisme sebutan (labeling) itu menjadi pertaruhan, mestinya ketika Nabi Muhammad Saw mendirikan negar Madinah,  beliau dengan penuh keyakinan menyebut Madinah sebagai negara Islam Madinah. Tapi sebutan itu tidak ada dalam dokumen apapun. Yang disebut hanya Negara Madinah. Seperti Negara Indonesia dikaitkan  kebangsaannya .
Memang dalam dokumen Hadis juga Fiqih dan Tarikh, ada sebutan ‘Daulah Islamiyah’ atau ‘Darul Islamiyah’. Tapi sebutan itu sebenarnya hanya diberi arti sosioligis: ‘Negeri yang dihuni mayoritas beragama Islam’. Dalam pemahaman seperti inilah Indonesia menjadi anggota dari konferensi negara-negara Islam. Kita bukan negara Islam, kenapa kita menjadi anggota konferensi negara-negara Islam? Karena yang kita pahami dari ‘Darul Islamiyah’ ini adalah sosiologis, bahwa secara sosial penduduk negeri ini memang  penganut agama islam. Tapi pemahaman negara Islam secara ideologis formil politis baru muncul ketika lahir negara Zionisme Israel. Kalau ada negara Yahudi Zionis kenapa tidak ada negara Islam? Maka sebenarnya itu barang baru. Dalam bahasa hadisnya ini muhdasatil umur.
Kedua, kenapa Nabi Muhammad Saw tidak menyebut Negara Madinah dengan sebutan Negara Islam? Memang kelihatannya ini persoalan kecil. Tapi ketika agama dipakai sebagai label formil sebuah lembaga kekuasaan, lebih-lebih yang namanya negara, yang terjadi agama yang dilabelkan itu bukannya menginspirasi para penguasanya bertindak seagung ajaran yang diambil sebagai label itu, justru memprovokasi penguasanya untuk bertindak seolah dia wakil agama yang tidak dapat disalahkan.
Maka, hampir semua negara agama yang resmi menyebut dirinya negara agama itu, lazimnya adalah negara dengan pemimpin otoriter absolut dan tidak mau dikritik. Karena dia merasa sebagai personifikasi dari agama. Inilah hikmahnya kenapa Nabi Muhammad tidak mengintrodusir sebutan Negara Islam Madinah padahal tidak  seorang pun bisa menghalangi itu kalau beliau mau.
Ketiga, apakah Islam tidak punya konsep tentang negara?  Saya yakin dan seyakin-yakinnya Islam punya, karena negara adalah sesuatu yang sangat  powerful di muka bumi setelah Tuhan. Maka kalau individu-individu dengan power-nya terbatas itu dibimbing ajaran moral, kenapa negara sebagai kekuatan kemanusiaan kolektif tidak dibimbing ajaran moral yang luhur?

Konsep Islam tentang Negara
Persoalannya memang bukan sekadar kendali label tapi kendali moral. Maka Islam juga punya konsep tentang negara. Ada dua yang pokok Pertama, negara harus bermuara kepada cita-cita keadilan dan keadilan, adalah sebuah nilai moral yang inklusif, tidak memandang asal-usul, warna kulit dll. Jangan sampai perasaan perkauman kita menodai komitmen kita untuk menegakkan keadilan. Dalam bahasa orang pesantren keadaan itu ekspesi dari sifat rahman Allah bukan rahim. Kepada siapapun apakah dia muslim atau tidak, manusia atau binatang, semua mendapat rahmat Allah di dunia.
Orang beragama Islam tapi malas dan tidak jujur pasti gagal dan dibenci orang. Tapi orang beragama apapun dia jujur bekerja keras, ulet, santun, dia pasti dihormati orang. Itulah hukum rahman Allah. Baru nanti rahim berbicara di akhirat berdasarkan preferennsi iman. Dunia ini adalah ekspresi aktualisasi rahman Allah. Kita menjadi muslim kalau tidak 100 %, 90 % karena kita terlahir dari keluarga muslim. Coba kita lahir di Eropa, Amerika latin atau Afrika. Hampir bisa dipastikan kita akan beragama lain. Jadi kita tidak bisa mendiskriminasi orang berdasarkan keyakinan. Allah yang punya kuasa Inklusivitas Islam di Indonesia sangat memadai untuk menjadi salahsatu kekuatan  Indonesia sebagai the Leader.
Kedua, prinsip yang digariskan Islam tentang negara kalau keadilan adalah tujuannya, dalam sebuah ungkapan yang sering dikutip juga oleh berbagai penceramah diikutip dari ibn Qayyim, ibn Taymiyah dan Ibn Aqil mengatakan; Allah akan meridhai negara yang adil meskipun kafir. Mungkin kafir di sini naksudnya tidak menyebut diri sebagai negara agama. Sebaliknya Allah bakal tidak sudi menolong negara yang zalim meski ia menyebut diri sebagai negara Islam. Inilah rahman Allah untuk kehidupan kita di dunia.
Prinsip yang digariskan Islam tentang negara adalah manhaj-nya. Kalau tujuannya (ghayah) adalah keadilan untuk semua (inklusif), maka wasilah/manhaj -nya adalah wa amruhum syura bainahum (urusan mereka dimusyawarahkan di antara mereka)  ‘Hum’- nya siapa? Semua stakehodler. Ini dua prinsip negara dalam Islam. Kita lihat dalam bangunan konsep dan landasan filosofis kebernegaraan kita, Jelas sekali sila kelima keadilan sosial sebagai ghayah-nya. Dan ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksanaan dalam permusyawartan/ perwakilan’ ini adalah manhaj-nya.
Jadi sangat luar biasa dari sudut konsep. Ada  ‘… syura bainahum’ (sila keempat), masih ditambah tiga sila; Persatuan Indonesia (ukhuwah wathaniyah), Kemanusian yang beradil dan beradab (karramatul insan wal tukarrama bani adam) dan Ketuhanan YME. Jadi sudah lebih dari yang dipersyaratkan. Memang kita tidak menyebut pancasila dengan bahasa Arabistik. Sebagian saudara kita mericek karena tidak dikemukakan dalam bahasa Islam.
Bapak dan ibu sekalian. Jadi tidak ada lagi alasan bagi umat Islam untuk bersetengah hati dengan Republik ini. Tidak boleh lagi ada keraguan Sikap ini harus dikikis agar tidak habis energi yang harusnya kita kerahkan sepenuhnya untuk membangun negeri  ini. Saya yakin negeri ini memang diperuntukkan untuk umat Islam. Tuhan telah memberikan negara-negara besar bagi umat agama lain.
Kalau ini bisa kita bulatkan dan ICMI menggerakkan itu, akan lebih cepat kebangkitan negeri ini. Memang ada masalah-masalah yang kita hadapi sekarang tapi tidak boleh membuat kita putus asa. Ini justru bisa menjadikan kita stimulan untuk bekerja lebih keras dan membangun komitmen yang lebih hebat lagi.  Tentu saja bukan berarti syariat Islam tidak dapat ditegakkan di sini. Ini penting bagi umat Islam agar kita tidak ikut menambah rumitnya negara ini dengan menggugat hal-hal yang sebetulnya bisa kita atasi. Negeri ini sudah sangat Islam. Tinggal bagaimana kita secara formil konsep aktualisasi. Sekali lagi, kegagalan ini salahsatu di antara kita yang masih setengah hati. Mudah-mudahan ke depan kita akan sepenuh hati mendukung negeri ini menjadi baldatun tayyibah warabun gafur.  
Tausyah di Kediaman Wakil Utama Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat, Prof. Dr. M. Nuh (14/8/12).




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Menahan Diri

Menahan Diri

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Dewan Pakar ICMI Pusat)

P1250280EDIT

Salahsatu pesan dari puasa yaitu imsyak atau menahan. Ini salahsatu kata kunci puasa. Pertama, tentu yang paling populer, kita menahan diri ketika menjelang subuh. Lebih dalam lagi tidak hanya di situ.  Sebagai mana kita tahu, puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum. Tapi punya makna yang sangat dalam. Kita lihat seseorang atau bangsa yang sukses pasti punya kemampuan menahan diri untuk tidak tergoda pada kehidupan yang sekunder dan tersier.  Bangsa yang sukses itu yang sanggup melakukan self denial; mampu menahan diri untuk investasi kehidupan lebih besar dan jangka panjang.

Untuk cita-cita lebih besar
 Dalam konteks perjuangan politik, semua kalau mereka tidak mampu menahan diri, terburu-buru, biasanya akan gagal.  Dulu, waktu kemerdekaan 1945 misalnya, para Pendiri Bangsa, bagaimana mereka menahan diri dengan berbagai jalur diplomasi. Saya melihat film Bung Karno,  di situ terjadi dialog antara yang muda  dengan yang tua. Yang muda ingin segera tapi yang tua bisa mengendalikan diri dengan pertimbangan yang lebih rasional akhirnya menang.
Mandela pun begitu, yang kita masih ingat. ada kemampuan menahan diri untuk  tidak hanyut ditawari godaan oleh penguasa. Bahkan sampai dia bayar 27 tahun di penjara, kemampuan menahan diri seperti itu yang mengantarkan Afrika Selatan merdeka. Mandela dikenal dan dikenang, ditulis dengan tinta emas. Bayangkan bagaimana Mandela menahan diri selama 27 tahun, yang kalau saja dia mau, tidak usah sekian tahun dia bisa dapat fasilitas kekayaan luar biasa. Tapi ia mampu menahan diri. Khomaini mampu menahan diri. Dia sampai hijrah ke Prancis.
Kalau kita bicara sejarah Rasulullah, banyak sekali. Bahkan ungkapan yang sangat terkenal ketika usai memenangi perang badar; kita baru pulang dari jihad kecil untuk menghadapi jihad yang besar yaitu jihadun nafs. Jadi kemampuan memenangkan adalah menahan diri, menjaga fitrah. Ketika puasa, salahsatu agendanya bagaiman kita menahan godaan-godaan yang bisa merusak kefitrahan kita; nurani, kemuliaan, martabat, akal sehat. Maka, dalam kaidah fikih semua larangan Allah sesungguhnya kalau dilanggar akan merusak martabat kemanusaiaan. Perintah agama, kalau dituruti, sesungguhnya menjaga kemuliaan. nalar, akal sehat, keturunan, dsb. Itu populer dalam berbagai studi islam.
Kita menahan, apa yang ditahan? Godaan, dorongan, iming-iming yang akan merusak kemanusiaan, fitrah, ahsani takwim kita. Dalam politik kita lihat semua sangat gamblang. Minggu ini pun telanjang bulat, satu  prestasi MK menjatuhkan mantan MK seumur hidup. Karena dia tidak mampu menahan diri. Jadi ketika menjadi ketua MK dia tidak melaksanakan pesan puasa; menahan diri dari berbagai jebakan.
Di pesantren ada ungkapan; barangsiapa ingin meraih kemuliaan harus mampu menahan tidak tidur untuk belajar dan shalat. Itu kemampuan menahan untuk mencapai cita-cita. Jadi orang yang punya cita-cita besar harus mampu menahan diri. Itulah salahsatu pesan puasa. Ini juga diakui para sosiologi tentang teori modernisasi. Kalau kita membaca teori protestant ethic and the rise of capiltalism juga tentang modernisasi Jepang, itu kemampuan investasi jangka panjang, disertai kemampuan menahan diri untuk tidak menghabiskan keuntungan yang ada.
Sebagian masyarakat kita selalu tergoda untuk membeli gaya hidup. Alih-alih menahan diri, menabung, bahkan dia bisa bangkrut berburu harta kekayaan di luar kemampuannya untuk membeli gaya hidup. Dia tidak tahan dari godaan tersebut. Sekian banyak korupsi terjadi dengan pangkal tidak mampu menahan diri. Kemampuan  ini memang harus ditopang dengan pemahaman intelektual juga latihan, keteguhan jiwa. Sehingga kemudian fenomena keberagaman Indonesia paradoksal. Orang rajin puasa, umroh, haji, tapi tidak mampu  menahan diri dari berbagai godaan yang diperingatkan oleh agama.
P1250320EDIT
Ibadah untuk penyadaran
Kita terjangkit apa yang pernah terjadi dengan agama Kristen  abad pertengahan, yaitu adanya surat aflak. Dulu gereja menerbitkan surat, bahwa siapapun yang berdosa besar, kalau dia membeli surat itu dengan harga sesuai besaran dosa, dibayarkan ke gereja, dosanya akan hilang. Dengan bahasa mirip, kita pun begitu,. kalau dosa kita besar, rajin-rajinlah umrah. Jadi kalau kita sudah umrah sekalian membersihkan dosa-dosa pidana dan perdata. Padahal tidak akan lunas dengan rajin shalat dan umrah. Makanya dalam tradisi atau acara lepas orang meninggal, biasanya pihak keluarga berpidato;  saudara-saudara, terima kasih telah datang mendoakan jenazah. Kami minta tolong kalau ada  utang piutang dengan almarhum tolong laporkan kepada kami untuk kami lunasi. Agar nanti tidak menjadi penghalang perjalanannya di sana.  Jadi utang piutang tidak akan lunas kecuali dilunasi oleh Anak Adam. Bahwa itu minta diputihkan terserah, tapi sesama Anak Adam harus lunas.
Kalau kita  puasa tidak bisa melaksanakan, boleh bayar fidyah. Puasa itu untuk Allah tapi kalau kita tidak bisa, boleh dibayar dan yang menerima bukan Allah tapi sesama hamba. Kalau kita ibadah haji ada rukun yang tidak dilaksanakan, harus bayar dam, yang menikmati bukan Allah tapi sesama manusia. Artinya dalam islam kalau ada kekurangan ritual pada Allah boleh dibayar  dan yang menerima adalah sesama hamba Allah. Tapi kalau utang sesama manusia tidak  bisa dibayar kecuali dengan sesamanya. Jadi tidak ada kalau kita punya dosa korupsi dibayar dengan shalat tarawih, shalat sunah, umrah dan haji. Ia  gunanya untuk memberi penjernihan, rejuvenasi, pencerahan, sehingga tersadarkan. Man Shoma Romadhona Imanan Wahtisaban Ghufirolahu. Ihtisaban, salahsatunya ; aku punya utang piutang apa pada  tetanggaku , negaraku, kemudian dibayarkan,. maka diampuni.
Sekali lagi, kata kunci puasa pesannya imsak; menahan. Kita membaca ayat kehidupan telah menjamin, bahwa rang yang tidak bisa menahan dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, akan sulit mencapai cita-cita. Banyak kawan kita yang tergelincir karena tidak bisa menahan, entah omongan. Coba amati selama kampanye, kita lihat siapa bisa menahan omongan, tindakan, pikiran, itu telanjang semua dalam panggung politik, juga keseharian.
Ada orang-orang yang tidak bisa menahan diri, kecuali yang fisik. Contoh, kita jalan-jalan di Amerika, jalan yang lebar tidak ada tengahnya dipatok-patok dibagi-bagi. Itu sudah otomatis tidak usah diberi tanggul-tanggul. Artinya, mereka bisa diatur, ditahan, dengan peraturan.  Tapi di sini tidak bisa. Bangsa ini belum bisa menahan diri, harus ada external force baru bisa. Di beberapa ujung jalan ada polisi. Artinya, ada polisi barulah kita takut. Itu sebetulnya bukan menahan diri, melainkan ada orang lain menjajah kita. Kita belum merdeka.
Pertanyaannya, bagaimana kita merumuskanulang metodologi, kurikulum pendidikan agama. Harus ada  peninjauanulang strategi pembelajaran agama. Saya yakin ada yang salah. Misal bab pertama jangan bab wudhu tapi  baabul ilmi. Mengapa? karena semua tanpa ilmu tidak bisa dipahami. Bagaimana Al Qur’an dicatat ilmu, Bagaiman maju mundur peradaban karena ilmu. Sehingga anak itu belajar agama ketemu baabul ilmi. Berikutnya baabul amal, tentang kerja. Bedakan kerja kuli dengan ilmu pengetahuan. Beda hasilnya. Handphone kalau saya timbang dengan mike lebih berat mike. Tapi harga lebih mahal handphone. Karena dalam handphone ada investasi iptek. Walau kecil, harganya mahal karena bermanfaat sebanyak mungkin pada penggunanya.
Seseorang  juga begitu. Kalau invetasi iptek tidak padat maka harganya murah. Kita akan ekspor gelondongan. kayu mentah, batubara, sehingga riset tidak berkembang. Apa yang diriset, dijual mentah semua kok. Tapi di negara industri, yang dijual hasil risetnya. Maka belajar agama integrasikan amal yang produktif,, tambah ilmu. Tapi ketika berilmu kalau tidak ada trust, bangkrut kita. Maka dibutuhkan karakter.  Yarfa’illahul ladzina amanu minkum wal ladzina utul ‘ilma darojatan. Ini tafir ayat menjelaskan teori Fukuyama tentang trust yang merupakan tafsir dari sebuah bangsa. Seseorang  akan naik derajatnya kalau ada iman dan ilmu. Terjemahan iman itu integritas. al amin, amanah.
Tausiyah Ramadhan di kantor Adi Sasono (Dewan Kehormatan ICMI Pusat), Senin, 3 Juli 2014

 Sumber: http://sitarlingicmi.wordpress.com/

Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Rabu, 13 Agustus 2014

Adil, Ihsan, dan Itsar


KH Nur 9389009489_c49c2707f2_z 
Alam Bakhtir |
Tujuan puasa yang disyariatkan sejak Nabi Adam yakni la allakum tattaqun. Wujud dari ketaqwaan adalah amal saleh. Amal saleh memiliki dimensi vertical dan horizonal. Dalam surat An Nahl : 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Tiga Level Amal Saleh
Bahwa yang dinamakan amal saleh ada tiga level. Pertama, amal saleh yang tarafnya adil. Ini yang digembargemborkan karena batas adil adalah zalim. Level kedua adalah ihsan dan ketiga adalah itsar Dalam surat Al Hasyr ayat 9:
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung
Mereka lebih mengutamakan orang lain sungguhpun dirinya butuh. Misal: puasa; kalau kita bepergian dan sakit, adil kalau kita tidak berpuasa dan diganti di hari lain. Orang yang tidak mampu berpuasa karena sakit yang kronis atau sudah tua, yang tidak mungkin berpuasa , fidyah memberikan satu orang miskin makan. Tapi kalau lebih memberikannya satu karung atau 100 orang miskin, itu namanya ihsan. Kalau ia tetap berpuasa walau perjalanan 10 jam di pesawat terbang itu namanya itsar. Kalau kita mengutangkan uang kepada seseorang, adil kalau kita tetap menagih. Tapi di kala paceklik kita tidak menagih, memberikan keluangan kepada orang yang bersangkutan, itu namanya ihsan. Ternyata setelah kita tagih orang itu tidak punya kelapangan rizkinya, selalu paceklik, kita hibahkan sebagian atau seluruhnya, itu namanya itsar.
9391780336_ae0cfc341e_z
Seorang istri bisa berbuat itsar dalam keluarga. Kalau ternyata ditemui suaminya diam-diam menikah lagi, ketahuan oleh istri yang tua. Istri menuntut minta cerai. Itu tidak berdosa; adil, karena punya hak untuk tidak mau dimadu. Tapi kalau istri sekiranya tidak minta cerai, itu namanya istri yang ihsan. Apalagi kalau ternyata suami istri tidak punya anak. Istri menawarkan kepada suaminya sebagimana Siti Sarah menawarkan kepada Nabi Ibrahim untuk menikahi Siti Hajar. Itu namanya itsar. Tapi sebaliknya, kalau ada teman saya yang hadiri di sini ternyata punya kemampuan uang banyak, jabatan tinggi, tidak tergoda oleh wanita lain, istrinya tetap satu. Itu namanya suami telah berbuat itsar, lebih mengutamakan perasaan istri dan anak-anak ketimbang hawa nafsu dirinya. ini luar biasa.
Sebentar lagi Pemerintah akan berbuat ihsan terhadap rakyat. Kabarnya pada 2014 ada yang namanya Jaminan Kesehatan Nasional, di mana seluruh rakyat tanpa kecuali yang miskin maupaun kaya, punya hak untuk berobat secara gratis. Beritanya di kalangan dokter di RSPAD, di kala saya berbuka puasa. Jadi terlalu banyak kalau kita bisa berbuat ihsan. Makanya kalau melihat Islam harus universal. Di Islam ada qisas. Qisas adalah adil. Tapi kalau keluarga korban memaafkan, itu namanya ihsan. Apalagi kalau membebaskan dari diyat, itu namanya itsar. Sungguh luar biasa Islam itu
Saya dalam sebuah seminar dengan gereja-gereja. Kalau orang Islam masjidnya dibakar satu, maka punya hak untuk membakar satu gereja, bukan lima. Tapi kalau orang Islam memaafkan, tidak membakar gereja, itu namanya orang Islam yang ihsan. Apalagi kalau membantu membangun gereja, itu namanya itsar.
9391781796_b7a7998ac7_z
Ini perilaku Rasulullah dan para sahabat. Walau punya roti satu, di kala ada orang yang lebih membutuhkan, maka roti itu dikasih. Ia punya beberapa butir kurma, kalau toh ternyata ada orang yang lebih membutuhkan itu dikasih kepadanya, itu namanya itsar. Sangat luar biasa dan sesungguhnya inilah mudah-mudahan ke depan kita mempunyai presiden, menteri, gubernur, perangkat dan rakyatnya yang juga itsar. Kalau semua itsar, tidak akan ada demo karena semua mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri.
Dari Tausiyah Ramadan di kediaman Ketua DPR RI/ Wakil Ketua Dewan Penasehat ICMI, Dr. Marzuki Ali (25/7/ 13)

SUMBER: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2013/10/21/adil-ihsan-dan-itsar/
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Peran Masjid di Masa Rasulullah

Peran Masjid di Masa Rasulullah

 P1180974EDIT
Prof Dr. Nasaruddin Umar ~ (Dewan Penasehat ICMI Pusat ) 
Kira-kira kurun waktu 1403 tahun lampau, persis bulan suci Ramadan, Rasulullah meminta pendapat para sahabat. Wahai para sahabatku, akan diapakan tawanan-tawanan perang ini? Perang badar waktu itu terjadi pada bulan suci Ramadan, dan di luar dugaan para pengamat, pemimpin kabilah waktu itu. Justru  dalam perang ini, yang memimpin bukan panglima angkatan perang, tapi rajanya langsung, bahkan diikuti permaisurinya untuk memusnahkan Nabi Muhammad dan misi ajaran Islam. Perang sekutu waktu itu dipimpin raja, para menteri, semua terlibat untuk perang Badar ini. Kenapa? Karena sangat yakin pasti menang. Bagaimana mungkin senjata tumpul  dan tentara sedikit bisa mengalahkan pasukan elit sekutu.

 Tawanan Jadi Guru
Tapi Al Qur’an mengabadikan; “nyali pasukan sekutu diperkecil dengan hadirnya  tentara berjubah putih memenuhi padang pasir. Diabadikan juga dalam hadis; banyak tentara yang tidak dilihat pasukan muslim tapi dilihat oleh tentara musuh. Riwayat juga menyebutkan; ada angin kencang dan menerbangkan kemah-kemah pasukan musuh termasuk menerbangkan pohon dan pelepah korma. Anehnya, pelepah korma yang ditiup angin pabila terkena leher akan putus. Terbelah.
Singkatnya,  pasukan musuh menyerah. Tawanan perang drantai di depan masjid Nabi. Ini salahsatu  fungsi masjid Nabi sebagai penjara tawanan perang. Rasulllah  berpendapat, ini akan menjadi beban ekonomi Madinah, sudah pengungsinya terlalu banyak ditambah tawanan perang. Sementara hanya 7 oase yang bisa menghidupi masyarakat Madinah. Maka Nabi Muhammad mengambil sikap, dikumpulkan sahabat-sahabat malam hari untuk memutuskan akan diapakan tawanan-tawanan perang tersebut. Umar paling cepat mengangkat tangan; ‘Interupsi Rasulullah, kembalikan kepada hukum adat perang. Laki-lakinya dibunuh dan perempuannya diperbudak. Abu Bakar interupsi; ‘Rasulullah, saya tidak setuju. Mereka ini bukan  orang sembarangan. Orang-orang pintar bahkan raja.  Bagaimana kalau kita bebaskan dengan syarat  memberikan keterampilan bagi masyarkat Madinah’. Nabi menyetujui pendapat Abu Bakar.
Langsung Nabi meminta kumpulkan tiap kelas, tidak lebih dari 20 orang. Dalam hadis disebutkan. Pertama yang diorganisir adalah perempuan. Siapa yang berminat untuk salon kecantikan. Kemudian dipanggil pembantu-pembantu permaisuri yang ahli kecantikan. Lalu siapa yang berminat untuk pelajaran menyamak kulit; suatu mata pencarian keterampilan masyarakat Madinah waktu itu. Siapa yang berminat untuk menjadi tukang kayu, pandai besi dan membuat senjata yang paling  canggih . Karena yang ditawan ini adalah mereka yang sangat pintar membuat senjata canggih waktu itu.
Akhirnya, terkumpul sekian grup dalam masyarakat Madinah tanpa harus membedakan agama apapun juga. Yang paling penting juga harus dikumpulkan adalah siapa  yang berminat untuk menjadi ahli bahasa asing, terutama pemuda dan pemudinya. Rupanya Rasulullah, ini yang jarang diungkapkan, sangat mengajurkan umatnya untuk memahami bahasa asing. Dikumpulkan orang-orang ahli bahasa supaya masyaralat Madina bisa berbahasa asing. Memang dalam Al Qur’an disebutkan pelajaran yang paling pertama diajarkan Allah kepada manusia adalah bahasa.Wa ‘allama adama al-asma ‘a kullaha (Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama [benda-benda] seluruhnya,.. ) Al Baqarah 31.
P1180972EDIT
Jadi, begitu Adam di-install roh ke dalamnya, pelajaran pertama yang dimasukkan adalah bahasa. Inilah bahasa yang menyebabkan Adam lebih unggul dari malaikat. Nabi Muhammad juga memilih sekretarisnya Zaid bin Tsabit tidak pernah ganti selama kabinet Nabi. Tidak pernah ganti sekretaris pribadi sejak di Mekkah sampai Madinah. Apa  rahasianya? Ternyata salahsatu kehebatan Zaid, satu-satunya sahabat yang ahli 6 bahasa dunia waktu itu; bahasa Qibti, Suryani, Romawi, Persia, Ibrani, dan Arab. Bahasa Arab waktu itu juga lebih dominan bahasa suku-suku. Makanya ada ayat dan hadis, kalau kita berselisih paham tentang bahasa Arab, ambil bahasa yang berlahjah Quraisy. Tiap kabilah punya bahasa Arab masing-masing Jadi  univikasi bahasa Arab itu, tidak banyak yang tahu, justru terjadi pada masa nabi. Sebelumnya bahasa Arab tidak satu.
Mata Air Madinah
Bapak dan ibu sekalian, yang menarik dari peristiwa ini ialah, orang-orang yang ditawan tadi itu tercengang. Mereka sudah menanti dirinya dieksekusi tapi yang terjadi adalah pengampunan. Yang paling pertama dipikirkan Rasulullah juga adalah dibanjiri kota Madinah dengan para penungsi dari Mekkah, kabilah-kabilah yang mengikuti Nabi. Persoalan pertama yang dihadapi masyarakat Madinah waktu itu adalah mata air. Hanya 7 oase di Madinah dan sekitarnya. Tidak cukup untuk memberi minum mulut-mulut manusia dan bintang ternak, juga menyiram tanaman, sayuran, kurma. Maka Rasululah membuat sistem bagaimana mengatasi mata air.
Mata air di bagian Madinah Utara dimonopoli Yahudi. Makanya tidak banyak diungkap mengapa Rasulullah memerangi orang yahudi, bukan karena dia beragama Yahudi, bukan karena Beliau anti agama Yahudi. Ada 15 kali Allah menyebutkan kata ‘Yahudi’ dalam  Al Qur’an itu bentuk pengakuan. Kenapa Yahudi diperangi? Karena mereka sangat memonopoli mata air, oase yang ada di bagian utara itu. Air, api, tidak boleh dimonopoli. Bagaimana supaya air-air yang tadinya dimonopoli oleh minoritas Yahudi ini diberikan juga sebagai milik bersama. Mata air menurut kebijakan Nabi tidak boleh dimonopoli satu kabilah/etnik saja. Subhanallah. Akhirnya bisa terpecahkan semua orang. Semua bisa makan tapi kalau tidak bisa minum itu juga problem. Walau juga memang harus berhemat.
Maka itu Nabi me-manage. Dari sinilah keluar manajemen bahwa wudhu itu tidak boleh lebih dari tiga kali. Wudhu itu tidak boleh mubazir air karena pada waktu itu air sangat mahal. Konsep tayamum itu juga muncul karena untuk mengatasi kesulitan air Madinah waktu itu.  Jadi kita di Indoensia tidak usah pakai konsep tayamum-lah. Di mana-mana ada air. Tapi dulu pada masa Nabi, betapa, apalagi kalau musim kering, oase bisa sampai kering juga. Perang=perang kabilah terjadi karena mata air. Dalam pembunuhan anak perempuan memang pernah terjadi. Itu sebabnya juga karena mata air. Kontrol penduduk waktu itu tidak ada kb, pil, kondom. Cara mengontrol penduduk supaya tidak over population itu  dengan membunuh anak perempuan, dan itu tradisi turun temurun masyarakat kabilah. Karena kalau misal satu oase dalam satu kabilah hanya mampu menghidupi 100 orang tapi populasinya sudah 150 orang, mau tidak mau harus mencuri air di kabilah lain. Terjadilah perang suku dan bisa sangat memusnahkan dua kabilah itu.
P1180979EDIT
Supaya terkontrol kebutuhan mata air, binatang ternak juga tidak boleh melampaui jumlah  tertentu. Karena sangat tergantung pada mata air. Satu-satunya mata air yang tidak pernah kering ialah zamzam. Makanya muncul konsep kepemimpinan al-aimmah tu min Quraisy ( “kepemimpinan itu harus di tangan kaum Quraisy). Jadi kabilah yang tertinggi martabatnya adalah kabilah Quraisy. Quraisy itu berasal dari kata Qursyr; ikan hiu putih. Orang-orang Quraisy mengalungkan hiu putih. Ini simbol bahwa Quraisy juga pendatang  dari pantai selatan, kemudian mencaplok oase zamzam, dan memang etniknya sangat kuat dan pintar. Bayangkan, Khadijah sudah umur 40 tahun, kalau kita di Indonesia sudah menopause. Tapi masih bisa memberikan 5 anak terhadap Nabi. Jadi kalau Aisyah dinikahi Nabi umur 6 tahun dan digauli pada usia 9 tahun, jadi janda umur 15 tahun , jangan dibandingkan dengan gadis kita di sini. Harus dilihat pada konteks waktu itu.
Fungsi Menara Masjid
Saya ingin mengulang sekali lagi, apa yang sudah dilakukan Nabi terlalu modern untuk jamannya. Dalam sejarah disebutkan, 3 tahun pasca pengajaran keterampilan di masjid itu, produk-produk masyarakat Madinah sudah diekspor. Kalau kita mau memakai bahasa modern, sudah sampai ke seberang; mawar an nahr, Tarsoxiana. Produk-produk kulit, senjata. Nabi juga menjual senjata, mengekspor sampai ke daerah-daerah tertentu. Maka itu Beliau diperhitungkan betul. Yang menarik di sini, bengkel untuk semua di masjid. Jadi 10% fungsi masjid adalah fungsi ibadah, 90% fungsinya adalah kegiatan umum. Beda dengan kita sekarang. Kita memberdayakan masjid. Kalau Nabi, masjid memberdayakan masyarakat. Di masjid Nabi berfungsi peradilan. Seluruh persoalan, perkara-perkara diputuskan di masjid. keputusan masjid tidak ada yang protes karena keputusan Allah. Kalau pengadilan lain mungkin banyak pertanyaan.
Di masjid Nabi juga sebagai rumah sakit. Tawanan perang dan orang sakit diobati di masjid. Dokternya dipanggil. Masjid Nabi juga dipergunakan untuk tempat menerima tamu, baik dari kabilah setempat maupun luar negeri. Termasuk tamu-tamu asing non Islam. Ada riwayat yang sangat tekstual, bisa dipertanggungjawabkan. Nabi pernah menerima 60 orang tamu inter-faith di masjid. Nabi sedang shalat ashar, dan terpaksa tamunya menunggu. Setelah itu Nabi melayani mereka. Ada  etnik dari agama tertentu yang berkata , ini sudah hampir magrib saya belum beribadah, Nabi mempersilakan cari tempat melakukan kebaktian di sekitar komplek masjid tersebut. Bayangkan kalau masjid dipakai kebaktian. Seperti apa itu ributnya.
P1180866EDIT
Masjid Nabi juga dipakai untuk pertunjukan kesenian. Jadi Nabi itu seniman. Tiap hari raya Ied, Aisyah memanggil biduan dari Habasyah, dekat Yaman. Bawa lengkap alat-alat musik di situ. Nabi sangat mencintai seni. Masjid Nabi juga digunakan untuk kelas sekolah, kelas perempuan dan laki-laki belajar bahasa dan berbagai keterampilan.
Yang menarik juga adalah menara masjidnya. Dulu tidak punya menara tapi pinjam rumah tetangga yang tinggi tempat azan Bilal. Akhirnya dibuatkanlah menara masjid. Dalam sirah disebutkan, ternyata menara masjid bukan hanya digunakan azan tapi sahabat naik di ketinggian itu untuk mengamati rumah mana yang tidak pernah berasap dapurnya dan rumah mana yang selalu berasap dapurnya. Turunlah sahabat bertanya ke salahsatu penghuni rumah; kok dari kemarin asapnya mengepul terus? / Oh, iya, Alhamdulillah, kabilah saya baru sampai dari luar. Banyak yang bisa dimasak./ Tahu tidak, dapur di rumah di samping masjid sana tiga hari tidak mengepul asapnya. Tidak ada yang bisa dimasak./ Oh, kalau begitu saya harus silaturahim./ Jadi menara masjid itu bukan gagah-gagahan. Ada fungsi sosial ekonominya.
Dahsyat sekali. Nabi Muhhammad dan komunitas Arabnya ini tidak pernah diperhitungkan dua adidaya pada waktu itu:  Persia di Timur maupun Roma Bizantium di Barat. Tdak pernah mengintip Jazirah Arab mau dijajah. Untuk apa daerah padang pasir kering seperti itu. Masyarakatnya terasing. Kalau Suriah memang karena agak subur. Tapi begitu Rasulullah hebat di sana maka mulailah mereka mencari muka terhadap Nabi. Romawi menjalin komunikasi denan Nabi Muhammad. Persia juga tidak kalah. Nabi Muhammad inilah yang mencegah perang Timur dan Barat. Dulu 400 tahun lamanya Romawi Bizantium dan Persia perang. Tapi setelah Nabi Muhammad lahir, jarang terjadi sampai akhirnya berhenti karena Persia dan Bizantium masuk Islam.
Sejarah Islam sebetulnya adalah sejarah Ramadan. Hampir  semua prestasi-prestasi monumental dunia Islam terjadi dalam bulan suci Ramadan. Penaklukan kota Mekkah, perang Badar, pendirian universitas Al Azhar, tertua di dunia. Ada ensiklopedia bulan Ramadan, ternyata sejarah yang diperoleh dalam bulan suci Ramadan monumental, tidak terkecuali Indonesia merdeka  pada bulan suci Ramadan. Kerajaan lokal di Sulawesi Selatan itu juga satu persatu takluk pada bulan suci Ramadan. Saya tahu persis, karena Kerajaan Bone, kampung saya, sekian lama tidak bisa ditaklukkan, tapi juga takluk pada bulan suci Ramadan.
Dari Tausiyah Ramadan Di Kantor Bapak Adi Sasono (Dewan Kehormatan ICMI Pusat) (15/7/13)

Sumber: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2013/07/22/peran-masjid-di-masa-rasulullah/ 



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Makna di Balik ‘Iqra’ yang Diulang

Makna di Balik ‘Iqra’ yang Diulang

P1250558EDIT
Prof Dr. Nasaruddin Umar ~ (Dewan Penasehat ICMI Pusat ) 
Dalam suasana nuzulul Al Qur’an ini, saya ingin menyampaikan, ada hal yang jarang dibahas dalam kitab tafsir dan diceramahkan. Padahal, menurut hemat saya, ini amat penting. Yaitu mengapa sosok Jibril  menggunakan kalimat perintah tiga kali; iqra, iqra, iqra.  Tidak mungkin sosok seperti Jibril melakukan redundant; mubazir. Pasti tiap titik koma punya makna.

Kosakata Yang Asing 
Rasulullah sendiri juga seperti bingung waktu itu.  Sampai berkata; ma ana biqari. Secara ilmu semantik, qaraah adalah suatu kosakata yang tidak familiar di bangsa Arab waktu itu. Karena qaraah padana dengan kataba. Qaraah artinya membaca kitab suci. Sementara di dunia Arab tidak pernah turun kitab suci. Orang Arab itu kalau qaraah merujuk kepada pembaca kitab suci. Jadi Jibril mengatakan iqra. rasulullah menjawab  ma ana biqari.
Mohon maaf, rasanya tidak bisa diterjemahkan bahwa nabi Muhammad buta huruf hanya karena mengartikan ma ana biqari.  Apa kita bangga dipimpin seroang nabi buta huruf? Orang secerdas seperti itu masa’ membaca saja tidak bisa, hanya karena kita membaca qaraah dalam perspektif modern. Padahal qaraah pada masa nabi adalah suatu bahasa Arab yang tidak familiar bagi orang Arab sendiri. Kecuali talaa  yatluw, `utlu;  membaca. Palestina tempat orang membaca kitab suci, karena hampir semua kitab suci turun di sana. Tidak pernah ada kitab suci turun di jazirah Arab.  Maka Nabi mengatakan; saya bukan bangsa pembaca kitab.
Iqra | ma ana biqari.| … baru yang keempat; iqra bismi rabbilkallazi khalaq. Dalam satu tafsir isyari disebutkan, ternyata iqra pertama artinya how to read. iqra kedua; how to learn. ketiga; how to understand. keempat; iqra bismi rabbiq ; how to elevate. Jadi kalau kita baca Al Qur’an kejar target, sudah berapa juz, itu iqra pertama. Ingat , Jibril memerintahkan, bukan hanya satu kali. Ini juga yang perlu kita perjelas, bahwa ustad kita sering mengatakan iqra; bacalah Al Qur’an. Padahal Al Qur’an belum ada waktu itu.
Jadi yang perlu dibaca, dalam ilmu balaghah. ilmu bahasa Arab, apabila ada fi’il amr tanpa maf’ul/ kalimat perintah tanpa objek. Itu yufidul an;  menunjukkan kepada apapun. Semua harus dibaca,  dan yang tentu harus dibaca adalah segala sesuatu selain Allah adalah ayat. Alam raya ini adalah ayat. Sanurihim ‘ayatina fi-l ‘afaqi wa fii anfusihim. diri kitra juga ayat.  Kita diperingatkan bahwa tidak hanya mampu membaca dalam pengertian how to read and learn, tapi juga bagaimana lebih melibatkan lagi tingkatan kesadaran berikutnya. how to understand. Iqra ketiga ada keterlibatan tidak hanya intelektual tapi juga emosional. Iqra ketiga lebih mendalam lagi, ada  keterlibatan emosi.
Contoh, kita melihat banyak foto. Kita melihat ibunda kita . di antara sekian banyak foto kenapa kita terpana melihat foto ibunda kita? Karena ada iqra ketiga di situ. Sejak beliau pergi, tidak ada lagi air mata tumpah mendoakan aku. Demikian kata anaknya. Kita melihat pohon kelapa. Yang menanam adalah bapak saya. Beliau tidak sempat menikmati buahnya. Sayalah yang menikmatinya. Begitu melihat pohon kelapa itu, dia terharu dan terkesan, bahwa di balik buah yang enak ini ada keringat yg pernah mengucur.
ICMI harus mensponsori, sekarang sedang era revolusi mental, mustahil ada revolusi mental  tanpa ada perubahan metodologi atau epistimologi. Maka itu perlu iqra. Apa yang tadi disampaikan Pak Habibie, kalau dalam ilmu tafsir, ini perlu disyarah, perlu diberikan anotasi. Banyak sekali, singkat tapi sangat padat.  Iqra ketiga ini yang kurang dalam umat islam. Bisanya hanya sampai di iqra kedua.  Maka banyak orang makin pintar tapi makin kurang ajar. Mungkinkah ICMI  menjadi ukuran dalam melihat seorang ilmuwan yang tidak mesti harus menyakiti perasaan orang lain.
Baru sedikit orang yang bisa mencapai iqra ketiga. padahal Jibril sudah memperingatkan kita. Iqra.  Lebih sedikit lagi yang mencapai iqra keempat. Kalau orang sudah sampai ke iqra keempat melibatkan spiritualitas, cinta kasih yang sangat dalam. Maka tidak ada satu pun yang tidak bermakna.  ma halaqta hadza bahtila, dan inilah yang dipegang sesungguhnya oleh ilmuwan kita pada abad pertengahan. Pribadi yang sangat utuh.
P1250571EDIT
Saya berikan satu contoh; Ibn Rusyd.  Kalau membaca Ibn Rusyd kira-kira otaknya seperti Pak Habibie. Dia menulis sebuah buku; bidayatul mujtahid. Kalau ulama fikih pernah membacanya, seperti tidak ada lagi kitab  fikih komprehensif selengkap bidayatul mujtahid. Lupa bahwa buku tersebut ditulis seorang dokter yang menulis buku kedokteran Tidak pernah ada yang menyangka kalau Ibn Rusyd seorang fuqaha. Tapi membaca satu karyanya lagi Fasl al-maqal fi ma bayna hikmal sharia, tidak pernah ada yg menyangka kalau dia seorang dokter. Mungkin dianggap seorang sufi yg sangat hebat. Jadi dia sufi, dokter, dan ahli fiqih.  Prakteknya, kalau pagi hari menjadi qadi, di siang hari jadi filosof, di malam hari dia sufi. Pribadi yang utuh.
Ilmuwan lagi juga sama. Jabir ibn Hayyan dikenal the father of chemistry. Lebih dahulu dia menjadi seorang sufi baru menjadi ahli kimia. Anak nakal sebelumnya.  Hati-hati terhadap anak nakal yang pada masa muda, biasanya bikin kejutan di masa tua. Jadi tidak perlu takut terhadap JIL di masa muda tapi justru ibn Arabi, imam al Ghazali, Hasan Basri , mantan pemikir bebas. Tapi karena faktor umur dan kematangan dia menjadi orang paling hebat. Jadi jangan mengecilkan semangat orang yang mungkin berbeda dengan kita sebagai orangtua. siapa tahu di kemudian hari akan menjadi orang hebat. Jabir mengakui; saya dulu sangat nakal, kasar, keras, tapi di atas sejadah malam kok bisa menangis. Perbuatan cengeng seperti ini. Di siang hari dia merenung, hati yang sangat keras bisa lembut. Dia melihat sebuah bongkahan. Batu yang keras ini kalau diproses dan diasah akan menghasilkan batu mulia dan harganya akan lebih mahal. Diambilnya batu itu, dibelah, diasah, jadi permata. Dia melihat logam ini, kalau kita proses akan menjadi logam mulia, emas. Jadi al kimia yang melahirkan kimia.
Pengetahuan Keilahian
Kelemahan kita  sebagai seorang ilmuwan modern  mungkin karena terlalu cerebral-oriented Akhrinya apa yang terajdi, ilmu selalu kita konotasikan dengan akal. Padahal sesungguhnya, wilayah kita ada divine knowledge. Tiap orang memiliki human knowledge dan divine knowledge. Divine knowledge (pengetahuan keilahian) ada 3 tingkatan. Kalau jatuhnya kepada seorang nabi, maka itu disebut wahyu, 100% benar maka itu disebut haqqul yakin. Kalau  jatuhnya kepada seorang wali, kira-kira 90% benar.  Divine knowledge adalah. tingkat kebenarannnya ainul yakin. Kalau orang seperti kita jangan kuatir, kita juga punya akses untuk ke sumber knowledge namanya ta’lim. Prosentase kebenarannya di atas 80%. Tingkat kebenarannnya ilmul yakin.
Jadi, bapak-ibu sekalian, semua orang punya kemampuan mengakses alam sana. Kita tidak bisa hanya percaya satu alam. Al Fatihah yang selalu kita  baca. Alamin itu jamak. Kalau hanya satu alam; alamun. jadi ada alam syahadah mutlak, alam syahadah relatif, alam ghaib relatif, alam gaib mutlak dan ada yang bukan alam.  Itulah wilayah keilahian wahidiyah dan ahadiyah dalam imu tasawuf.  Orang yang bersih hatinya mampu mengakses alam-alam di atas. Makin tinggi alam itu makin dekat  kepada Allah. Makanya kita baca dalam jami karamatul aulia; alangkah miskinnya seorang ilmuwan kalau gurunya hanya orang hidup. Bahkan ada lagi, alangkah miskinnya seorang murid kalau gurunya hanya manusia biasa. Ternyata ulama kita belajarnya kepada macam-macam. Misal, kita dari sunni,  ihya ulumuddin ditulis di puncak menara masjid damaskus. Ada yg protes, syelkh, banyak sekali hadis di ihya ulumuddin yang saya tidak pernah baca di kitab hadis. Ia menjawab; saya tidak pernah menulis sebuah hadis dalam kitab ihya tanpa konfirmasi dulu kepada Nabi. Rasululullah wafat 622 H, al Ghazali 1111 H.  Ada duaratusan hadis dalam ihya. Berarti bisa duaratusan kali bertemu Nabi hanya satu kitab.
Kata Rasulullah  dalam hadis bukhari muslim, siapa yang bermimpi menjumpai aku, aku betul-betul yang dilihat. Satu-satunya wajah yang tidak bisa dipalsukan iblis adalah wajahku. Itu bukan hanya Imam al Ghazali.  Dalam jami karamatul aulia ada 459 wali di situ. Tidak ada wali songo, saya lihat tidak tahu kenapa. Rata-rata  punya akses ke sumber ilmu pengetahuan.  Jadi betapa dangkalnya ilmu pengetahuan kita kalau menafikan apa yang sekarang ini dipandang enteng.  Astrologi. katanya bidah. Padahal justru kalau kita lihat ada 27 ilmuwan terkemuka pada abad pertengahan mengakuinya. Hanya astrologi mereka tidak seperti astrologi Cina, Romawi/ Eropa dan India. Itu memang syirik. Astrologi islam tidak lain adalah mukasyafah itu sendiri.  Kita tahu kalau orang bersih hatinya mampu memantulkan cahaya  dari yang Maha Bercahaya.
Jadi sumber pengetahuan dalam Islam ada enam. Sementara Barat hanya akumulasi deduktif keilmuwan itu. kita percaya mimpi sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kalau tidak meyakininya, berarti  sebagian ajaran Islam hilang. Wajib hukumnya menyembelih domba saat idul adha dasarnya mimpi. Aku melihat engkau dalam mimpi, aku menyembelih engkau. Kalau menolak mimpi, sebagian ajaran islam  hilang. Dalam Islam ada 5 tingkatan mimpi.Ada yg disebut al hilm; anak remaja yang bermimpi basah; hilmun. Ada lagi manamats; mimpi para nabi. sama dengan wahyu. Ada lagi ru’ya sadiqa; beberapa wali termasuk Nabi Yusuf menggunakan istilah tersebut.
P1250598EDIT
Ada lagi yang disebut waqiiyat, para suluk, pemimpin tarekat tempo dulu. Betul-betul sangat bersih hatinya. Dalam satu kitab kuning. suhra wardi. ‘pak kiyai habis perbekalan ini, setelah tadabur ke gunung. Kita berdoa. Antara tidur dan tidak, dia diperlihatkan, pergilah ke bawah pohon gali di situ ada bungkusan  jubah warna hijau. Hati-hati karena di dalam kantungnya ada keping-keping emas.  Para santri menggali dan benar ada. Kalau kebetulan hanya ada 2-3. Kalau ada ribuan pasti  bukan kebetulan. kalau ini ditiadakan, berarti besar sekali kerugian umat Islam.
Karena itu, bapak-ibu sekalian, kita menuntut ilmu terlalu otak- oriented. Akhirnya kita lihat sekarang apa yang terjadi. divine  knowledge tidak diminati orang.  Padahal diakui atau tidak, pengakuan yang cerdas tiba-tiba muncul dalam benak kita bukan punya kita tapi Allah. Ada dua macam pengetahuan; melalui olah nalar bahasa arabnya ilmun.  Ada olah batin; ma’arifah. ilmun sedikit tapi hikmah dahsyat luar biasa. Unlimited. Tanpa batas. “Yu‘-til-hikmata man yasyaa-u waman yu’tal-hikmata fa qad uutiya khairan katsiiran” . “Allah memberikan kebijaksanaan (hikmah) kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan orang yang diberikan Allah kebijaksanaan itu, sesungguhnya telah diberi kebaikan yang banyak” (QS:Al Baqarah 269) .
Terakhir saya ingin menyimpulkan sudah saatnya ICMI mempromosikan suatu metodologi keilmuwan yang bisa mengeksplor kembali nilai-nilai luhur kita.  Nilai-nilai Al Qur’an itu sendiri. Terlalu banyak kerugian kalau kita menafikan sumber-sumber ilmu pengetahuan  disebutkan tadi, termasuk intuisi yang dipelihara akan sangat tajam. Mintalah pandangan terhadap hati. Tapi bagaiman hati yang tidak pernah terawat bisa dimintai pandangan, karena hati-hati, iblis sekarang bisa menyamar menggunakan jubah malaikat. Sebaliknya malaikat juga kadang menggunakan jubah iblis untuk menguji kita.
Saya akan menutup dengan hadis; suatu saat Abu Hurairah, pemegang kunci baitul maal diperingatkan Rasulullah, hati-hati nanti malam akan datang pencuri. lewat tengah malam. Muncul dan ditangkap. Ia lalu memohon; maaf saya terpaksa mencuri karn orang yua dan anak saya sakit. dilepas. Kata Rasulullah nanti malam akan datang pencuri baru. Begadang. Akhirnya ditangkap lagi. Singkatnya beriba-iba lagi terhadap Abi Hurairah.
Sampai malam ketiga masih ada pencuri yang datang dan ditangkap mengatakan; terima kasih abu hurairah, dua malam berturut-turut engkau melepaskan aku. Sekarang engkau akan menyerahkan ke pengadilan, mungkin saya akan dieksekusi, tapi sebelumnya saya akan meghibahkan kepadamu tanda terima kasih. Apa itu? saya akan mengajari engkau wirid. Kalau engkau membacanya kamu tidak akan pernah bisa digoda oleh iblis. dan kalau engkau baca setan dan iblsi lari terbiritbirit sampai mentok ke ujung laingit. Tertarik abi hurairah. Bacalah ayat kursi. Jadi iblis ini yang menyamar sebagai pencuri fasih sekali membaca ayat kursi.  Yang kita pelajari. justru iblis fasih membacanya. Sekarag susah membedakan mana iblis mana malaikat.

Tausiyah Ramadhan di kediaman Ketua Dewan Kehormatan ICMI, Prof Dr -Ing. BJ Habibie (14/7/14)

Sumber: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2014/08/13/pengetahuan-keilahian/ 








Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya