Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger

Selasa, 18 April 2017

KARAKTERISTIK TAFSIR NUSANTARA



KARAKTERISTIK TAFSIR NUSANTARA:
Telaah Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus

Oleh: Sulaiman Ibrahim


Howard M. Federspiel dalam karyanya Popular Indonesian Literature of the Qur'an menulis, bahwa
perkembangan cara penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an ke dalam bahasa Indonesia dapat dikategorisasi kedalam tiga generasi, yaitu: generasi pertama, dimulai kira-kira pada -awal abad ke-20 hingga awal tahun 1960-an; generasi kedua, dimulai sejak pertengahan tahun 1960­an hingga menjelang tahun 1970-an; dan generasi ketiga, terhitung setelah tahun 70-an hingga sekarang.l
Generasi pertama dalam kategorisasi di atas ditandai dengan cara penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an yang masih terpisah-pisah, tidak utuh, hanya sebatas pada beberapa pilihan surah atau juz tertentu. Generasi kedua, penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an sudah dilakukan secara utuh, sejak surah atau juz pertama hingga surah atau juz terakhir, disertai dengan tafsiran-tafsiran penting yang cukup singkat. Kemudian pada generasi ketiga, terjemahan dan penafsiran itu sudah semakin disempurnakan sesuai dengan perkembangan bahasa dan disiplin keilmuan modern.2
Sesuai dengan ketegorisasi Federspiel di atas, maka salah satu karya terjemah dan tafsir di Indonesia yang tergolong dalam generasi kedua adalah Tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus, seorang ulama kelahiran Sumatera Barat. Karya ini semula berbentuk terjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Arab-Melayu, digagas selama dua tahun sejak 1922 dan berhasil diselesaikan sebanyak tiga juz. Terjemahan ini kemudian direvisi dan dilengkapi dengan penafsiran-penafsiran ayat penting setelah kurang lebih enam tahun terhenti ketika penulisnya harus melanjutkan studinya di Al-Azhar dan Darul Ulum Ulya Mesir. Secara konsisten, penulisnya berhasil menggarap beberapa juz al-Qur’an pada setiap bulannya, hingga pada April 1938 keseluruhan juz al-Qur’an ini berhasil diselesaikan dengan utuh. Pada awal 1960-an karya ini kemudian diterbitkan dengan nama Tafsir Quran Karim.
Karya ini disuguhkan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai bahan praktis mempelajari bahasa al-Qur’an dan juga untuk masyarakat umum yang ingin mendalami isi kitab sucinya. Di samping itu, karya ini -menurut penulisnya- bertujuan untuk memberikan keterangan dan penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk yang tertera dalam al-Qur’an agar dapat dimengerti dengan mudah dan cepat oleh semua orang, dan semaksimal mungkin dapat dipraktekkan secara nyata dalam kehidupan sehari-hari.3
Dengan sasaran dan tujuan di atas, maka gaya penerjemahan dan penafsiran yang terlihat dalam karya yang dilakukan penulisnya kiranya menjadi objek penting untuk diteliti. Demikian pula visi dan orientasi yang melandasi karyanya, sehingga kehadiran Tafsir Quran Karim ini dapat dijadikan sebagai langkah berharga dalam upaya merambah jalan untuk memahami dan menghayati kitab suci al-Qur’an.



Untuk lebih lengkapnya hubungi blog ini...




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya