Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger

Senin, 15 April 2013

PACARAN DALAM ISLAM


Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu?


Memiliki Rasa Cinta adalah Fitrah
Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.

Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.

Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.

Pacaran dalam Perspektif Islam
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, di mana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.
Sebagaimana Hadis yang berikut ini:

فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.  (رواه البخاري)
Inilah resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).

Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31).

Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany).

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga' punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

Wallahu A'lam bish-Showab.



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Kamis, 11 April 2013

FORMAT BARU DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN DI TENGAH MASYARAKAT

Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah  keluarga muslim semakin sepi dari  bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya berbagai produk sains dan teknologi serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca al-Qur’an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca al-Qur’an. Akhirnya kebiasaan membaca al-Qur’an ini sudah mulai langka. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rasulullah. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca al-Qur’an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pada dekade belakangan ini telah banyak metode pengajaran baca tulis al-Qur’an dikembangkan, begitu juga buku-buku panduannya telah banyak disusun dan dicetak. Para pengajar baca tulis al-Qur’an tinggal memilih metode yang paling cocok baginya, paling efektif dan paling murah. Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pengajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Keberhasilan suatu metode pengajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: kemampuan guru, siswa, lingkungan, materi pelajaran, alat pelajaran, tujuan yang hendak dicapai. Dalam mengajarkan baca tulis al-Qur’an harus menggunakan metode. Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi siswa.
Pendidikan di Indonesia dalam lintas sejarah pernah digiring ke dalam pemisahan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Pendidikan agama diwakili oleh lembaga pesantren yang bersifat pribumi, sedangkan pendidikan umum diwakili oleh lembaga pendidikan yang didirikan oleh penjajah. Pemisahan ini berkaitan dengan usaha untuk meredam daya kritis umat Islam dengan menjauhkan mereka dari modernisasi pendidikan. Umat Islam dibiarkan mengembangkan pendidikan yang berorientasi ukhrowi semata dan meninggalkan pendidikan yang berorientasi membangun peradaban yang maju.
Pendobrak hegemoni penjajah ini adalah sebagaian ulama Indonesia yang kritis seperti K.H. Ahmad Dahlan, dan Syeikh Ahmad Syurkati. Mereka mencoba menggabungkan antara pendidikan agama dengan pendidikan modern dengan tujuan mengeluarkan umat Islam dari belenggu kebodohan akibat sistem yang dibangun oleh penjajah. Ada dua faktor yang mendorong usaha pengintegrasian antara pendidikan agama dengan pendidikan modern, yakni :
a. Faktor internal. Faktor pendorong yang berasal dari dalam diri ulama yang bersifat kritis terhadap permasalahan. Mereka melihat ada kejumudan dalam diri umat Islam yang ditunjukkan dalam praktek pendidikan yang berorientasi akhirat semata. Sedangkan dalam diri mereka tertanam idiologi kuat bahwa syariat Islam yang rahmatan lil’alamin merupakan syari’at yang sempurna dan menyeluruh. Islam tidak mendikotomikan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
b. Faktor eksternal. Adanya usaha dari penjajah untuk melanggengkan kebodohan dan kemiskinan bangsa terutama umat islam agar tidak mampu memberikan perlawanan. Usaha ini diantaranya dengan mendirikan sekolah modern yang hanya diperuntukkan untuk kaum bangsawan dan borjuis semata. Sedangkan rakyat biasa tidak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan modern. K.H. Ahmad Dahlan dengan daya kritisnya telah berhasil merintis lembaga pendidikan yang mengintegrasikan antara pendidikan modern dan pendidikan agama yang seimbang. Hasilnya ribuan sekolah sekarang tersebar di nusantara. Syeikh Ahmad Syurkati juga mencoba untuk merintis pendidikan terpadu yang tidak mementingkan salah satu dari ilmu ukhrawi dan ilmu duniawi.
Peran Ormas dalam Pendidikan
Rintisan sekolah yang memadukan antara pengetahuan modern dan pengetahuan agama secara faktual dikembangkan oleh ormas-ormas Islam yang didirikan oleh ulama-ulama Indonesia. Lembaga pendidikan ini sampai sekarang masih tetap eksis dan berkembang memberikan peran penting untuk dunia pendidikan Indonesia. Hampir semua ormas Islam yang mengembangkan amal usaha pendidikan mencoba menggabungkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum secara seimbang dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Beberapa ormas ini di antaranya Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Al-Irsyad, Persis, dan ormas Islam lainnya.
Negara sebagai pihak yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, menfasilitasi rakyatnya melalui sekolah-sekolah negeri. Berbeda dengan ormas Islam, sekolah negeri cenderung menjadi sekolah umum dengan didominasi pendidikan duniawi dan minim pendidikan agama. Meskipun pemerintah juga memfasilitasi dengan mendirikan sekolah seperti MIN, MTsN, dan MAN. Namun persentasenya masih sedikit. Sebagian besar sekolah negeri didominasi oleh sekolah umum yang hanya memberikan pelajaran agama sekitar 2 jam per minggu. Kurikulum sekolah negeri mengakomodasi pendidikan al-Qur’an melalui mata pelajaran PAI, dan mata pelajaran al-Qur’an dan hadis di MIN, MTsN, dan MAN. Bahkan di sekolah swasta di bawah naungan ormas Islam pengajaran al-Qur’an juga diakomodasi dalam pelajaran al-Qur’an dan hadis.
Pembelajaran al-Qur’an di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren dan juga oleh lembaga pendidikan informal seperti TPQ yang dikelola oleh masyarakat. Pesantren tentu memegang peranan penting dalam mengembangkan pembelajaran al-Qur’an, karena melalui pesantren pendidikan al-Qur’an dapat dilaksanakan dengan intensif. Tetapi apakah pesantren mampu mencukupi kebutuhan umat Islam mayoritas akan pendidikan al-Qur’an?
Lembaga pendidikan al-Qur’an yang bersifat informal seperti TPQ mengambil peran untuk mengisi kekosongan pembelajaran al-Qur’an di luar pesantren. Swadaya masyarakat berperan penting dengan dukungan para kader al-Qur’an sebagai pengelola. Peran lembaga informal ini mesti tetap dipertahankan dengan menjaga dinamika dan kemajuan pembelajaran TPQ.
Pembelajaran al-Qur’an di Sekolah Formal
Integrasi manajemen dan guru
Pembelajaran al-Qur’an di sekolah formal di luar pesantren bisa menjadi rintisan bagi umat Islam. Pendidikan al-Qur’an diakomodir dalam program sekolah yang terintegrasi dalam kurikulumnya. Sistem yang diterapkan bisa dalam dua bentuk yaitu, pembelajaran al-Qur’an dilaksanakan di sekolah sepenuhnya, dan pembelajaran al-Qur’an dilaksanakan dengan model jaringan. Sekolah formal yang memprogramkan pembelajaran al-Qur’an dalam kurikulumnya mengembangkan jaringan dengan lembaga pendidikan al-Qur’an informal swadaya masyarakat. Jaringan seperti ini memungkinkan sekolah mendorong anak didiknya untuk belajar al-Qur’an tanpa menerapkan sistem fullday school. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh pendidikan al-Qur’an informal, sedangkan sekolah melakukan penilaian dan evaluasi.





Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya