PENDAHULUAN
عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو
رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ
وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ )البخاري
“Orang muslim
yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya,
dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan
apa-apa yang dilarang Allah.” (Hadits riwayat Bukhari)
حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ
عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ
حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (البخاري
“Tidaklah seorang diantara kalian
dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai
untuk dirinya sendiri.” (Hadits riwayat Bukhari)
عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ
اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ
لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ (مسلم
“Tidak akan masuk surga orang yang
tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (Hadits riwayat Muslim)
BAB I
MANUSIA DAN
POTENSI PENDIDIKANNYA
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ
مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ
يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَنِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang
menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ
اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ
اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi
kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang
menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak
ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R
Ad-Dailami)
BAB II
LEGALITAS PENYELENGGARAAN
DAN TUJUAN PENDIDIKAN
قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّم:كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًا
وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang
berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu
atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka
kamu akan celaka (H.R Baehaqi)
مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ
بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ
اَرَادَهُمِا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمٌ )
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka
dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan
ilmu. Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR.
Bukhori dan Muslim)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْعَالِمُ
يَنْتَفِعُ بِعِلْمِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang
lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R
Ad-Dailami)
عَنْ اِبْنُ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ
يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَ اِنَّمَا الْعِلْمُ
بِاالتَّعَلُّمِ ...... (رَوَاهُ
الْبُخَارِىْ)
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda
: “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan
dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا
لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه الطَّبْرَانِىُّ)
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang
bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu
mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَو بْنُ
الْعَاصِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ
اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعَالِمُ إِنْتِزَاعًا يَنْزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِنْ
يَقْبِضُ الْعُلَمَاءُ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرَكْ عَالِمًا إِتَّخَذَ النَّاسُ
رُؤُوْسًا جَهْلًا فَسْئَلُوْا فَافْتُوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ
اَضَلُّوْا (اَخْرَجَهُ
الْبُخَارِىْ)
Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW
bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya dari
manusia tetapi Allah mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama, sehingga
jika Dia tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang menjadikan pemimpin
mereka orang-orang yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka menjawab tanpa
dengan ilmu, jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhori (
تَعَلَّمُوْا مِنَ الْعِلْمِ مَا
شِئْتُمْ فَوَاللهِ لَا تُؤْتِ جَزَاءً بِجَمْعِ الْعِلْمِ حَتَّى تَعَمَّلُوْا (رَوَاهُ اَبُوْ الْحَسَنْ)
“Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan,
maka demi Allah tidak akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu
sehingga kamu mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)
عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُطْلُبُ
الْعِلُمَ وَلَوْ بِاالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمَ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ
مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتِهَا لِطَالِبٍ
رِضَاعًا بِمَا يَطْلُبُ ( رَوَاهُ
اِبْنِ عَبْدِ الْبَرِّ )
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda
: “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu
wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para
malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho
terhadap amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)
وَعَنْ اَبِيْ دَرْدَاءَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ :سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ
: مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِيْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ طَرِيْقًا إِلَى
الْجَنَّةِ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا
صَنَعَ وَاَنَّ الْعَالِمُ لِيَسْتَغْفِرْ لَهُ مَنْ فِيْ السَمَاوَتِ وَمَنْ فِيْ
الْعَرْضِ حَتَّى الحَيْتَانِ فِيْ الْمَاءِ , وَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى
الْعِبَادِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ , وَ اَنَّ
الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ لَمْ يَرِثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا
, إِنَّمَا وَرِثُوْالْعِلْمَ , فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍ وَ اَفِرٍ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ
الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Abu Darda’ R.A, beliau berkata : Saya mendengar
Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari
ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat
meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu yang ridho terhadap apa yang ia
kerjakan, dan sesungguhnya orang yang alim dimintakan ampunan oleh orang-orang
yang ada di langit dan orang-orang yang ada di bumi hingga ikan-ikan yang ada
di air, dan keutamaan yang alim atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan
bulan atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi,
dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak mewariskan dirham,
melainkan mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengabilnya maka hendaklah ia
mengambil dengan bagian yang sempurna. (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً وَحَدِّثُوْاعَنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ وَلَا
خَرَجَ : وَمَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّاءْ مَقْعَدَهُ مِنَ
النَّارِ(رَوَاهُ
الْبُخَارِى)
Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang
datang dari bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku
dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”.
(HR. Bukhori)
BAB III
KURIKULUM
PENDIDIKAN
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ
اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ
اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
“Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi
kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang
menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak
ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R
Ad-Dailami)
عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ
اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ
وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ )
Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata
: Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada
saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia
sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal
tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)
تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا
اِنْ تَمْسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ
رَسُوْلِهِ (رَوَاهُ
حَاكِمْ )
“Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara
yang jika kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat
selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)
BAB IV
TEORI
PERENCANAAN PENDIDIKAN
عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُما قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
بِمَنْكَبَىْ فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرٌ
سَبِيْلٌ . كَانَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما يَقُوْلُ إِذَا اَمْسَيْتَ
فَلَا تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ وَ إِذَا اَصْبَحَتْ فَلَا تَنْتَظِرُ الْمَسَاءَ
وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرْضَكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah
memegang pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini
seakan-akan perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan.
Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu
pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai
diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu
untuk matimu” . (HR. Bukhori)
قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ
رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
يَقُوْلُ : إِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِانِّيَاتِ إِنَّمَا لِكُلِّ لِإِمْرِءٍ مَا
نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى
اللهِ وَ رَسُوْلِهِ وِمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنْيَا يُسِيْبَهَا اَوْ
اِمْرَأَةً يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَجَرَ اِلَيْهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku
mendengar Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan itu
disertai niatnya. Barang siapa yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya,
dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia dan yang diharapkan atau wanita
yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan
Muslim)
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ قَبْلَ
هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ فَرَغَكَ
قَبْلَ سَغَلُكَ وَ حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara
: masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa
tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan
masa hidupmu sebelum masa matimu.”
BAB V
METODE DAN
MEDIA PEMBELAJARAN
عَنْ اِبْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اَلْعِلْمُ خَزَئِنُ وَمَفَتِحُهَا اَلسُؤَّالُ أَلَا فَسْئَلُوْا فَإِنَّهُ
يُؤَجَّرُ فِيْهِ اَرْبَعَةٌ : اَلسَّائِلُ وَالْعَالِمُ وَالْمُسْتَمِعُ
وَالْمُحِبُّ لَهُمْ (
رَوَاهُ اَبُوْا نُعَيْمِ )
Dari Ibnu Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda :
Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat), dan sebagai anak kunci
pembukanya adalah pertanyaan. Oleh karena itu, bertanyalah kalian, karena
sesungguhnya dalam tanya jawab akan diberi pahala empat macam, yaitu penanya,
orang yang berilmu, pendengar dan orang yang mencintai mereka.” (Diriwayatkan
oleh Abu Mu’aim)
عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا
شِفَاءُ الْعِيِّ السُّئَال
(رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Jabir R.A, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda
:“Sesungguhnya obat kebodohan itu tak lain adalah bertanya.” (HR. Abu Daud)
حَدَثَنَا مَنْ كَانَ يُقْرِئُنَا
مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ كَانُوْا
يُقْتَرِئُوْنَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ
اَيَاتٍ فَلَايَئْخُذُوْنَ فِيْ الْعَشْرِ الْأَخَرِى حَتَّى يَعْلَمُوْا مَا فِيْ
هَذِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ (رَوَاهُ اَحْمَدْ )
“Telah menceritakan kepada kami orang yang biasa
mengajari kami, yakni dari kalangan sahabat Nabi SAW, bercerita kepada kami
bahwa sesungguhnya mereka (para sahabat) pernah mempelajari sepuluh ayat
(Al-Qur’an) dari Rasulullah SAW. Mereka tidak mempelajari sepuluh ayat yang
lain sebelum mereka dapat mengetahui setiap ilmu yang terdapat dalam ayat-ayat
tersebut dan mengamalkannya.” (HR. Ahmad)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُما قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
اُكْتُبْ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ (رَوَاهُ اَحْمَدْ )
Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda : “Tulislah, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak keluar
dari mulut ini kecuali kebenaran. (HR. Abu Daud)
BAB VI
ETIKA PENDIDIK
DAN PESERTA DIDIK
عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن
النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا
تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ
وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ (رواه البخارى)
Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau
bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan
jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia
(H.R Bukhori)
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا
اَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِهِ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ و النَّسَاءِ وَابْنُ حِبَّانِ )
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW
bersabda : Sesungghnya aku bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya. (HR.
Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban)
عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ
قَالَ : كَانَ يُعْطِيْ كُلَّ جُلُسَائِلِهِ بِنَصِبِهِ لَا يَحْسَبُ جَلِيْسُهُ
أَنَّ اَحَدًا أَكْرَمُ عَلَيْهِ مِنْهُ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيْ)
Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu
memberikan kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka
(secara adil), sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling
diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)
إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ
الْأَمْرِ كُلِّهِ
Sesungguhnya Allah mencintai berlaku lemah lembut dalam
segala sesuatu.
مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ
ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِياَمَةِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ
التِّرْمِذِيْ)
“Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui
kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia dikendalikan
di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka.” (H.R Abu Daud dan
Tirmidzi)
عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: تَعَلَّمُ الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوْا لِلْعِلْمِ السَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ
وَتَوَضَّئُوْا لِمَنْ تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ (رَوَاهُ اَبُوْ نُعَيْمِ )
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah
SAW bersabda : “Pelajarilah olehmu ilmu pengetahuan dan pelajarilah pengetahuan
itu dengan tenang dan sopan, rendah hatilah kami kepada orang yang belajar
kepadanya” (H.R Abu Nu’aim)
BAB VII
KONSEP REWARD
AND PUNISHMENT
كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ
عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُفُّ عَبْدَ اللهِ وَ عُبَيْدَ اللهِ وَ كَثِيْرًا مِنْ
بَنِيْ الْعَبَّاسِ ثُمَّ يَقُوْلُ مَنْ سَبَقَ اِلَيَّ فَلَهُ كَذَا وَ كَذَا
قَالَ فَيَسْتَبِقُوْنَ اِلَيْهِ فَيَقَعُوْنَ عَلَى ظَهْرِهِ وَ صَدْرِهِ
فَيَقَبَّلُهُمْ وَ يَلْزَمُهُمْ (رَوَاهُ اَحْمَدْ )
“Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah,
dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang siapa
yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu
mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan
diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi
penghargaan.” ( HR. Ahmad )
عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ
اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ
وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ )
“Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW
bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka
berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun
jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.”
(HR. Abu Dawud)
إِغْفِرْ فَاِنْ عَاقَبْتَ فَعَاقِبْ
بِقَدْرِ الذَّنْبِ وَاتَّقِ الْوَجْهَ
“Ampunilah, jika engkau memukulnya maka pukullah sesuai
dengan kesalahannya tetapi hindarilah memukul muka”.
BAB VIII
ASPEK KEJIWAAN
DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR
عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ
عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :
الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ
فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ وَاَسْتَعِنْ بِا اللهِ وَلَا
تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ : لَوْ اَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَ
كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَاِنْ لَوْ تُفَتَّحُ
عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ
مُسْلِمْ)
Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW bersabda
: “ Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada
seorang mukmin yang lemah, dalam semua kebajikan. Perhatikanlah dengan senang
atas apa yang memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada
Allah, dan janganlah kamu lemah atau tidak berdaya, jika ada sesuatu yang
menimpamu maka janganlah kamu mengatakan : “Jika seandainya aku melakukan
seperti ini maka akan seperti itu, tetapi ucapkanlah : “Allah sudah
menentukan, dan yang dikehendaki Allah jadilah maka terjadi dilakukan.
Maka sesungguhnya kalimat “seandainya” adalah kalimat pembuka perbuatan setan”
(H.R Muslim)
عَنْ اَبِىْ النُّعْمَانْ بِنْ
بَشِيْرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ : تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَدِّهِمْ وَ
تَعَافَتِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا الشْتَكَى عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ
جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)
Dari Nu’man R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda
: “Ciri-ciri orang mukmin dalam menyayangi, kecintaannya dan kasih sayangnya
seperti anggota badan apabila salah satu anggota badannya merasa sakit maka
anggota badan yang lainnya merasa gelisah dan cemas” (H.R Bukhori)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : قَالَ
رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : جُعِلَةِ الْقُلُوْبُ عَلَى
حُبِّ مَنْ اَحْسَنَ اِلَيْهَا . وَبَغْضُ مَنْ اَسَاءَ اِلَيْهَا (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Dari Ibni mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW
bersabda : “Hati manusia itu lebih telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu
mencintai orang yang berbuat baik dan membenci orang yang berbuat jelek
padanya. (H.R Al-Baihaqi)
عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : إِنِّي
أُخْبَرُبِمَكَانِكُمْ فَمَا يَمْنَعُنِيْ أَنْ أَخْرُجَ اِلَيْكُمْ إِلَّا
كَرَهِيَةٌ أَنْ أُمِلَّكُمْ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ
وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَوَّلَنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِيْ الْاَيَّامِ مُخَافَةً
السَّامَةِ عَلَيْنَا (رَوَاهُ
الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
“Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa
kalian telah menuggu. (Sebenarnya aku telah mengetahui kedatangan
kalian), tidak ada yang menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku
khawatir kalian akan merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah
SAW sendiri selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk
menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR. Bukhori
dan Muslim)
BAB IX
EVALUASI DALAM
PENDIDIKAN
عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ
: حَاسِبُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُحَاسَبُوْا تَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ
الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخَفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ
حَاسَبَ نَفْسَهُ فِيْ الدُّنْيَا
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah
SAW bersabda : “Adakanlah perhitungan terhadap diri kalian sebelum kalian
diperhitungkan”.
BAB X
AKUNTABILITAS
PELAKSANAAN PENDIDIKAN
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ
اللهُ عَنْهُما اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ:
كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٍ عَنْ رَاعِيَّتِهِ فَالْأَمِيْرُ الَّذِيْ
عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى اَهْلِ
بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٍ عَلَى بَيْتِ
زَوْجِهَا وَوَلِدِهَا وَهِيَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ
سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ وَ
مَسْئُوْلٌ عَنْ رَاعِيَّتِهِ (مُتَفَقٌ
عَلَيْهِ)
Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah SAW
bersabda : “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban
atas kepemimpinannya. Kepala negara yang memimpin manusia (masyarakat)nya, akan
dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Suami itu pemimpin terhadap
keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka . Istri
adalah pemimpin atas rumah tangga, suami dan anaknya, dan dia akan dimintai
pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Hamba sahaya adalah pemimpin
atas harta tuannya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap harta
tuannya itu. Ketahuilah, setiap kamu itu pemimpin dan setiap pemimpin akan
dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (Muttafaqun ‘Alaih)
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya