Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger

Jumat, 28 Juni 2013

HADIS-HADIS TARBAWI




PENDAHULUAN

عَنْ عَبْدِ اللَّهِ بْنِ عَمْرٍو رَضِيَ اللَّهُ عَنْهُمَا عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ الْمُسْلِمُ مَنْ سَلِمَ الْمُسْلِمُونَ مِنْ لِسَانِهِ وَيَدِهِ وَالْمُهَاجِرُ مَنْ هَجَرَ مَا نَهَى اللَّهُ عَنْهُ )البخاري
“Orang muslim yang baik adalah yang muslim lainnya aman dari ganguan ucapan dan tangannya, dan orang yang Hijrah (tergolong kelompok Muhajirin) adalah yang meninggalkan apa-apa yang dilarang Allah.” (Hadits riwayat Bukhari)

حَدَّثَنَا قَتَادَةُ عَنْ أَنَسٍ عَنْ النَّبِيِّ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يُؤْمِنُ أَحَدُكُمْ حَتَّى يُحِبَّ لِأَخِيهِ مَا يُحِبُّ لِنَفْسِهِ (البخاري
“Tidaklah seorang diantara kalian dikatakan beriman hingga ia mencintai untuk saudaranya apa-apa yang ia sukai untuk dirinya sendiri.” (Hadits riwayat Bukhari)

عَنْ أَبِي هُرَيْرَةَ أَنَّ رَسُولَ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ لَا يَدْخُلُ الْجَنَّةَ مَنْ لَا يَأْمَنُ جَارُهُ بَوَائِقَهُ (مسلم
“Tidak akan masuk surga orang yang tetangganya tidak aman dari gangguannya.” (Hadits riwayat Muslim)
BAB I
MANUSIA DAN POTENSI PENDIDIKANNYA

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : كُلُّ مَوْلُوْدٍ يُوْلَدُ عَلَى الْفِطْرَةِ فَاَبَوَاهُ يُهَوِّدَانِهِ اَوْ يُنَصِّرَنِهِ اَوْ يُمَجِّسَنِهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : “Setiap anak dilahirkan dalam keadaan suci, ayah dan ibunyalah yang menjadikan Yahudi, Nasrani, atau Majusi.” (HR. Bukhori dan Muslim)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

BAB II
LEGALITAS PENYELENGGARAAN DAN TUJUAN PENDIDIKAN

قَالَ النَّبِيُّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّم:كُنْ عَالِمًا اَوْ مُتَعَلِّمًا اَوْ مُسْتَمِعًا اَوْ مُحِبًا وَلَا تَكُنْ خَامِسًا فَتُهْلِكَ (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Telah bersabda Rasulullah SAW :”Jadilah engkau orang yang berilmu (pandai) atau orang yang belajar, atau orang yang mendengarkan ilmu atau yang mencintai ilmu. Dan janganlah engkau menjadi orang yang kelima maka kamu akan celaka (H.R Baehaqi)

مَنْ اَرَادَ الدُّنْيَا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَ الْأَخِرَةَ فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ وَمَنْ اَرَادَهُمِا فَعَلَيْهِ بِالْعِلْمِ  (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمٌ )
“Barangsiapa yang menghendaki kebaikan di dunia maka dengan ilmu. Barangsipa yang menghendaki kebaikan di akhirat maka dengan ilmu.  Barangsiapa yang menghendaki keduanya maka dengan ilmu” (HR. Bukhori dan Muslim)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْعَالِمُ يَنْتَفِعُ بِعِلْمِهِ خَيْرٌ مِنْ اَلْفِ عَابِدٍ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Orang-orang yang berilmu kemudian dia memanfaatkan ilmu tersebut (bagi orang lain) akan lebih baik dari seribu orang yang beribadah atau ahli ibadah. (H.R Ad-Dailami)

عَنْ اِبْنُ عَبَّاسِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مَنْ يُرِدِ اللهُ بِهِ خَيْرًا يُفَقِّهْهُ فِيْ الدِّيْنِ وَ اِنَّمَا الْعِلْمُ بِاالتَّعَلُّمِ ...... (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)

Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Barang siapa yang dikehendaki Allah menjadi baik, maka dia akan difahamkan dalam hal agama. Dan sesungguhnya ilmu itu dengan belajar” (HR. Bukhori)

قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : لَا يَتْبَغِ لِلْجَاهِلِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى جَهْلِهِ وَلَا لِلْعَالِمِ اَنْ يَسْكُنَ عَلَى عِلْمِهِ (رَوَاُه الطَّبْرَانِىُّ)
Rasulullah SAW bersabda : “Tidak pantas bagi orang yang bodoh itu mendiamkan kebodohannya dan tidak pantas pula orang yang berilmu mendiamkan ilmunya” (H.R Ath-Thabrani)
عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَو بْنُ الْعَاصِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّ اللهَ لَا يَقْبِضُ الْعَالِمُ إِنْتِزَاعًا يَنْزِعُهُ مِنَ النَّاسِ وَلَكِنْ يَقْبِضُ الْعُلَمَاءُ حَتَّى إِذَا لَمْ يَتْرَكْ عَالِمًا إِتَّخَذَ النَّاسُ رُؤُوْسًا جَهْلًا فَسْئَلُوْا فَافْتُوْا بِغَيْرِ عِلْمٍ فَضَلُّوْا وَ اَضَلُّوْا (اَخْرَجَهُ الْبُخَارِىْ)
Dari Abdullah bin Amr bin Ash berkata, Rasulullah SAW bersabda : “Sesungguhnya Allah tidak mengambil ilmu dengan mencabutnya dari manusia tetapi Allah mengambil ilmu dengan cara mengambil para ulama, sehingga jika Dia tidak meninggalkan seorang alim, maka orang-orang menjadikan pemimpin mereka orang-orang yang bodoh, lalu mereka ditanya maka mereka menjawab tanpa dengan ilmu, jadilah mereka sesat dan menyesatkan. (HR. Bukhori (

تَعَلَّمُوْا مِنَ الْعِلْمِ مَا شِئْتُمْ فَوَاللهِ لَا تُؤْتِ جَزَاءً بِجَمْعِ الْعِلْمِ حَتَّى تَعَمَّلُوْا (رَوَاهُ اَبُوْ الْحَسَنْ)
“Belajarlah kalian semua atas ilmu yang kalian inginkan, maka demi Allah tidak akan diberikan pahala kalian sebab mengumpulkan ilmu sehingga kamu mengamalkannya. (HR. Abu Hasan)

عَنْ اِبْنِ عَبَّاسٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُطْلُبُ الْعِلُمَ وَلَوْ بِاالصِّيْنِ فَاِنَّ طَلَبَ الْعِلْمَ فَرِيْضَةٌ عَلَى كُلِّ مُسْلِمٍ وَ مُسْلِمَةٍ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتِهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا يَطْلُبُ ( رَوَاهُ اِبْنِ عَبْدِ الْبَرِّ )
Dari Ibnu Abbas R.A Ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Carilah ilmu sekalipun di negeri Cina, karena sesungguhnya mencari ilmu itu wajib bagi seorang muslim laki-laki dan perempuan. Dan sesungguhnya para malaikat menaungkan sayapnya kepada orang yang menuntut ilmu karena ridho terhadap amal perbuatannya. (H.R Ibnu Abdul Barr)

وَعَنْ اَبِيْ دَرْدَاءَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : مَنْ سَلَكَ طَرِيْقًا يَبْتَغِيْ فِيْهِ عِلْمًا سَهَّلَ اللهُ طَرِيْقًا إِلَى الْجَنَّةِ اِنَّ الْمَلَائِكَةَ تَضَعُ اَجْنِحَتَهَا لِطَالِبٍ رِضَاعًا بِمَا صَنَعَ وَاَنَّ الْعَالِمُ لِيَسْتَغْفِرْ لَهُ مَنْ فِيْ السَمَاوَتِ وَمَنْ فِيْ الْعَرْضِ حَتَّى الحَيْتَانِ فِيْ الْمَاءِ , وَ فَضْلُ الْعَالِمِ عَلَى الْعِبَادِ كَفَضْلِ الْقَمَرِ عَلَى سَائِرِ الْكَوَاكِبِ , وَ اَنَّ الْعُلَمَاءَ وَرَثَةُ الْأَنْبِيَاءِ لَمْ يَرِثُوْا دِيْنَارًا وَلَا دِرْهَامًا , إِنَّمَا وَرِثُوْالْعِلْمَ , فَمَنْ أَخَذَهُ أَخَذَ بِحَظٍ وَ اَفِرٍ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Abu Darda’ R.A, beliau berkata : Saya mendengar Rasulullah SAW bersabda : Barang siapa yang menempuh perjalanan untuk mencari ilmu maka Allah memudahkan baginya jalan menuju surga, dan sesungguhnya para malaikat meletakkan sayapnya bagi penuntut ilmu yang ridho terhadap apa yang ia kerjakan, dan sesungguhnya orang yang alim dimintakan ampunan oleh orang-orang yang ada di langit dan orang-orang yang ada di bumi hingga ikan-ikan yang ada di air, dan keutamaan yang alim atas orang yang ahli ibadah seperti keutamaan bulan atas seluruh bintang, dan sesungguhnya ulama’ adalah pewaris para Nabi, dan sesungguhnya para Nabi tidak mewariskan dinar dan tidak mewariskan dirham, melainkan mewariskan ilmu, maka barang siapa yang mengabilnya maka hendaklah ia mengambil dengan bagian yang sempurna. (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)

عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : بَلِّغُوْا عَنِّى وَلَوْ اَيَةً وَحَدِّثُوْاعَنْ بَنِيْ إِسْرَائِيْلَ وَلَا خَرَجَ : وَمَنْ كَذَّبَ عَلَيَّ مُتَعَمِّدًا فَلْيَتَبَوَّاءْ مَقْعَدَهُ مِنَ النَّارِ(رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Abdullah bin Umar R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Sampaikanlah dariku walaupun satu ayat, dan ceritakanlah apa yang datang dari bani Israil dan tidak ada dosa, dan barangsiapa berdusta atasku dengan sengaja, maka hendaklah ia menyiapkan tempat duduknya di dalam neraka”. (HR. Bukhori)

BAB III
KURIKULUM PENDIDIKAN

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ :  اَدِّبُوْا اَوْلَادَكُمْ عَلَى ثَلَاثِ خِصَالٍ : حُبِّ نَبِيِّكُمْ وَحُبِّ اَهْلِ بَيْتِهِ وَ قِرَأَةُ الْقُرْأَنِ فَإِنَّ حَمْلَةَ الْقُرْأَنُ فِيْ ظِلِّ اللهِ يَوْمَ لَا ظِلٌّ ظِلَّهُ مَعَ اَنْبِيَائِهِ وَاَصْفِيَائِهِ (رَوَاهُ الدَّيْلَمِ )
Dari Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Didiklah anak-anak kalian dengan tiga macam perkara yaitu mencintai Nabi kalian dan keluarganya serta membaca Al-Qur’an, karena sesungguhnya orang yang menjunjung tinggi Al-Qur’an akan berada di bawah lindungan Allah, diwaktu tidak ada lindungan selain lindungan-Nya bersama para Nabi dan kekasihnya” (H.R Ad-Dailami)

عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ )
Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)

تَرَكْتُ فِيْكُمْ اَمْرَيْنِ مَا اِنْ تَمْسَكْتُمْ بِهِمَا لَنْ تَضِلُّوْا اَبَدًا كِتَابَ اللهِ وَ سُنَّةَ رَسُوْلِهِ (رَوَاهُ حَاكِمْ )
“Telah aku tinggalkan kepada kalian semua dua perkara yang jika kalian berpegang teguh padanya maka tidak akan tersesat selama-lamanya yaitu kitab Allah (Al-Qur’an) dan Sunnah Nabi-Nya.” (HR. Hakim)

BAB IV
TEORI PERENCANAAN PENDIDIKAN

عَنْ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ : أَخَذَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ بِمَنْكَبَىْ فَقَالَ: كُنْ فِى الدُّنْيَا كَاَنَّكَ غَرِيْبٌ اَوْ عَابِرٌ سَبِيْلٌ . كَانَ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما يَقُوْلُ إِذَا اَمْسَيْتَ فَلَا تَنْتَظِرُ الصَّبَاحَ وَ إِذَا اَصْبَحَتْ فَلَا تَنْتَظِرُ الْمَسَاءَ وَخُذْ مِنْ صِحَّتِكَ لِمَرْضَكَ وَ مِنْ حَيَاتِكَ لِمَوْتِكَ  (رَوَاهُ الْبُخَارِى)
Dari Ibnu Umar R.A ia berkata, Rasulullah SAW telah memegang pundakku, lalu beliau bersabda: “Jadilah engkau di dunia ini seakan-akan perantau (orang asing) atau orang yang sedang menempuh perjalanan. Ibnu Umar berkata: “Jika engakau diwaktu sore maka jangan menunggu sampai waktu pagi dan sebaliknya, jika engkau diwaktu pagi maka janganlah menunggu sampai diwaktu sore, dan gunakanlah sehatmu untuk sakitmu, dan gunakanlah hidupmu untuk matimu” . (HR. Bukhori)

قَالَ أَمِيْرُ الْمُؤْمِنِيْنَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ سَمِعْتُ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَقُوْلُ : إِنَّمَا الْاَعْمَالُ بِانِّيَاتِ إِنَّمَا لِكُلِّ لِإِمْرِءٍ مَا نَوَى. فَمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ فَهِجْرَتُهُ اِلَى اللهِ وَ رَسُوْلِهِ وِمَنْ كَانَتْ هِجْرَتُهُ لِدُّنْيَا يُسِيْبَهَا اَوْ اِمْرَأَةً يَنْكِحُهَا فَهِجْرَتُهُ اِلَى مَا هَجَرَ اِلَيْهِ (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
Amirul mukminin Umar bin Khottob RA, berkata, aku mendengar Rasulullah SAW bersabda:” Sesungguhnya amal perbuatan  itu disertai niatnya. Barang siapa yang berpijak hanya karena Allah dan Rasulnya, dan barang siapa yang hijrahnya karena dunia dan yang diharapkan atau wanita yang ia nikahi, Maka hijrahnya itu menuju apa yang ia inginkan. (HR. Bukhori dan Muslim)    
       
قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِغْتَنِمْ خَمْسًا قَبْلَ خَمْسٍ . شَبَابَكَ قَبْلَ هَرَمِكَ . وَصِحَتَكَ قَبْلَ سَقَهَكَ وَ غَنَمِكَ قَبْلَ فَقْرُكَ وَ فَرَغَكَ قَبْلَ سَغَلُكَ وَ حَيَتُكَ قَبْلَ مَوْتِكَ
“Manfaatkalah lima perkara sebelum datangnya lima perkara : masa mudamu sebelum datang masa tuamu, masa sehatmu sebelum datang masa tuamu, masa kayamu sebelum masa fakirmu, masa luangmu sebelum masa sibukmu, dan masa hidupmu sebelum masa matimu.”

BAB V
METODE DAN MEDIA PEMBELAJARAN

عَنْ اِبْنُ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اَلْعِلْمُ خَزَئِنُ وَمَفَتِحُهَا اَلسُؤَّالُ أَلَا فَسْئَلُوْا فَإِنَّهُ يُؤَجَّرُ فِيْهِ اَرْبَعَةٌ : اَلسَّائِلُ وَالْعَالِمُ وَالْمُسْتَمِعُ وَالْمُحِبُّ لَهُمْ ( رَوَاهُ اَبُوْا نُعَيْمِ )
Dari Ibnu Ali R.A ia berkata : Rasulullah SAW bersabda : Ilmu itu laksana lemari (yang tertutup rapat), dan sebagai anak kunci pembukanya adalah pertanyaan. Oleh karena itu, bertanyalah kalian, karena sesungguhnya dalam tanya jawab akan diberi pahala empat macam, yaitu penanya, orang yang berilmu, pendengar dan orang yang mencintai mereka.” (Diriwayatkan oleh Abu Mu’aim)

عَنْ جَابِرٍ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ :  قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا شِفَاءُ الْعِيِّ السُّئَال (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ الْتِّرْمِذِيْ)
Dari Jabir R.A, ia berkata, Rasulullah SAW bersabda :“Sesungguhnya obat kebodohan itu tak lain adalah bertanya.” (HR. Abu Daud)

حَدَثَنَا مَنْ كَانَ يُقْرِئُنَا مِنْ اَصْحَابِ النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ أَنَّهُمْ كَانُوْا يُقْتَرِئُوْنَ مِنْ رَسُوْلِ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ عَشْرَ اَيَاتٍ فَلَايَئْخُذُوْنَ فِيْ الْعَشْرِ الْأَخَرِى حَتَّى يَعْلَمُوْا مَا فِيْ هَذِهِ مِنَ الْعِلْمِ وَالْعَمَلِ (رَوَاهُ اَحْمَدْ )
“Telah menceritakan kepada kami orang yang biasa mengajari kami, yakni dari kalangan sahabat Nabi SAW, bercerita kepada kami bahwa sesungguhnya mereka (para sahabat) pernah mempelajari sepuluh ayat (Al-Qur’an) dari Rasulullah SAW. Mereka tidak mempelajari sepuluh ayat yang lain sebelum mereka dapat mengetahui setiap ilmu yang terdapat dalam ayat-ayat tersebut dan mengamalkannya.” (HR. Ahmad)

عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : اُكْتُبْ فَوَالَّذِيْ نَفْسِيْ بِيَدِهِ مَا يَخْرُجُ مِنْهُ إِلَّا حَقٌّ (رَوَاهُ اَحْمَدْ )
Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Tulislah, demi Dzat yang jiwaku berada di tangan-Nya, tidak keluar dari mulut ini kecuali kebenaran. (HR. Abu Daud)

BAB VI
ETIKA PENDIDIK DAN PESERTA DIDIK

عَنْ أَنَسٍ اِبْنِ مَالِكٍ عَن النَّبِيِّ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ : يَسِّرُوْا وَلَا تُعَسِّرُوْا وَبَشِّرُوْا وَلَا تَنَفَّرُوْا وَكَانَ يُحِبُّ الْتَخْفِيْفِ وَالتَّيْسِرِ عَلَى النَّاسِ  (رواه البخارى)
Dari Anas bin Malik R.A. dari Nabi Muhammad SAW beliau bersabda : Permudahkanlah dan jangan kamu persulit, dan bergembiralah dan jangan bercerai berai, dan beliau suka pada yang ringan dan memudahkan manusia (H.R Bukhori)

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : إِنَّمَا اَنَا لَكُمْ مِثْلُ الْوَالِدِهِ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ و النَّسَاءِ وَابْنُ حِبَّانِ )
Dari Abu Hurairah R.A, Ia berkata: Rasulullah SAW bersabda : Sesungghnya aku bagimu adalah seperti orang tua kepada anaknya. (HR. Abu Dawud, Nasa’i, dan Ibnu Hibban)

عَنْ عَلِيٍّ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : كَانَ يُعْطِيْ كُلَّ جُلُسَائِلِهِ بِنَصِبِهِ لَا يَحْسَبُ جَلِيْسُهُ أَنَّ اَحَدًا أَكْرَمُ عَلَيْهِ مِنْهُ (رَوَاهُ التِّرْمِذِيْ)
Dari Ali R.A ia berkata : “Rasulullah SAW selalu memberikan kepada setiap orang yang hadir dihadapan beliau, hak-hak mereka (secara adil), sehingga diantara mereka tidak ada yang merasa paling diistimewakan.” (H.R Tirmidzi)

إِنَّ اللهَ يُحِبُّ الرِّفْقَ فِيْ الْأَمْرِ كُلِّهِ
Sesungguhnya Allah mencintai berlaku lemah lembut dalam segala sesuatu.

مَنْ سُئِلَ عَنْ عِلْمٍ عَلِمَهُ ثُمَّ كَتَمَهُ أُلْجِمَ يَوْمَ الْقِياَمَةِ بِلِجَامٍ مِنَ النَّارِ (رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدْ وَ التِّرْمِذِيْ)
“Barang siapa ditanya tentang suatu ilmu yang ia ketahui kemudian ia menyembunyikannya (tanpa menjawabnya), maka kelak ia dikendalikan di hari kiamat dengan kendali yang terbuat dari api neraka.” (H.R Abu Daud dan Tirmidzi)

عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَعَلَّمُ الْعِلْمَ وَتَعَلَّمُوْا لِلْعِلْمِ السَّكِيْنَةِ وَالْوَقَارِ وَتَوَضَّئُوْا لِمَنْ تَتَعَلَّمُوْنَ مِنْهُ (رَوَاهُ اَبُوْ نُعَيْمِ )
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Pelajarilah olehmu ilmu pengetahuan dan pelajarilah pengetahuan itu dengan tenang dan sopan, rendah hatilah kami kepada orang yang belajar kepadanya” (H.R Abu Nu’aim)

BAB VII
KONSEP REWARD AND PUNISHMENT

كَانَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَصُفُّ عَبْدَ اللهِ وَ عُبَيْدَ اللهِ وَ كَثِيْرًا مِنْ بَنِيْ الْعَبَّاسِ ثُمَّ يَقُوْلُ مَنْ سَبَقَ اِلَيَّ فَلَهُ كَذَا وَ كَذَا قَالَ فَيَسْتَبِقُوْنَ اِلَيْهِ فَيَقَعُوْنَ عَلَى ظَهْرِهِ وَ صَدْرِهِ فَيَقَبَّلُهُمْ وَ يَلْزَمُهُمْ (رَوَاهُ اَحْمَدْ )
“Pada suatu ketika Nabi membariskan Abdullah, Ubaidillah, dan anak-anak paman beliau, Al-Abbas. Kemudian, beliau berkata : “ Barang siapa yang terlebih dahulu sampai kepadaku, dia akan mendapatkan ini dan itu.” Lalu mereka berlomba-lomba untuk sampai kepada beliau. Kemudian mereka merebahkan diri di atas punggung dan dada beliau. Kemudian, beliau menciumi dan memberi penghargaan.” ( HR. Ahmad )

عَنْ عُمَرُوبْنُ شُعَيْبِ عَنْ اَبِيْهِ عَنْ جَدّهِ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : مُرُوْا اَوْلَادَكُمْ بِالصَّلَاةِ وَهُم اَبْنَاءُ سِنِيْنَ وَاضْرِبُهُمْ اَبْنَاءَ عَشَرَ وَ فَرِّقُوْا بَيْنَهُمْ فِيْ الْمَضَاجِعِ ( رَوَاهُ اَبُوْ دَاوُدَ )
Dari Amr Bin Syu’aib dari bapaknya dari kakeknya berkata : Raulullah SAW bersabda : “perintahkanlah anakmu untuk melakukan shalat, pada saat mereka berusia tujuh tahun, dan pukullah mereka pada saat mereka berusia sepuluh tahun jika mereka meninggalkan shalat dan pisahkanlah mereka dalam hal tempat tidur.” (HR. Abu Dawud)

إِغْفِرْ فَاِنْ عَاقَبْتَ فَعَاقِبْ بِقَدْرِ الذَّنْبِ وَاتَّقِ الْوَجْهَ
“Ampunilah, jika engkau memukulnya maka pukullah sesuai dengan kesalahannya tetapi hindarilah memukul muka”.

BAB VIII
ASPEK KEJIWAAN DALAM PROSES BELAJAR MENGAJAR

عَنْ اَبِىْ هُرَيْرَةَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : الْمُئْمِنُ الْقَوِيُّ خَيْرٌ وَ اَحَبُّ اِلَى اللهِ مِنَ الْمُؤْمِنِ الضَّعِيْفِ فِيْ كُلِّ خَيْرٍ . اَحْرَصَ عَلَى مَا يَنْفَعَكَ وَاَسْتَعِنْ بِا اللهِ وَلَا تَحْزَنْ وَإِنْ اَصَابَكَ شَيْئٌ وَلَا تَقُلْ : لَوْ اَنِّى فَعَلْتُ كَذَا وَ كَذَا وَكُنْ قُلْ : قَدَّرَ اللهُ وَمَا شَاءَ فَعَلَ فَاِنْ لَوْ تُفَتَّحُ عَمَلَ الشَّيْطَانِ (رَوَاهُ مُسْلِمْ)
Dari Abu Hurairah R.A berkata : Rasululullah SAW bersabda : “ Seorang mukmin yang kuat lebih baik dan lebih dicintai Allah daripada seorang mukmin yang lemah, dalam semua kebajikan. Perhatikanlah dengan senang atas apa yang memberikan manfaat kepadamu, dan mintalah pertolongan kepada Allah, dan janganlah kamu lemah atau tidak berdaya, jika ada sesuatu yang menimpamu maka janganlah kamu mengatakan : “Jika seandainya aku melakukan seperti ini maka akan seperti itu,  tetapi ucapkanlah : “Allah sudah menentukan, dan yang dikehendaki  Allah jadilah maka terjadi dilakukan. Maka sesungguhnya kalimat “seandainya” adalah kalimat pembuka perbuatan setan” (H.R Muslim)

عَنْ اَبِىْ النُّعْمَانْ بِنْ بَشِيْرْ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : تَرَى الْمُؤْمِنِيْنَ فِيْ تَرَاحُمِهِمْ وَتَوَدِّهِمْ وَ تَعَافَتِهِمْ كَمَثَلِ الْجَسَدِ إِذَا الشْتَكَى عُضْوٌ تَدَاعَى لَهُ سَائِرُ جَسَدِهِ بِالسَّهْرِ وَالْحُمَّى (رَوَاهُ الْبُخَارِىْ)
Dari Nu’man R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Ciri-ciri orang mukmin dalam menyayangi, kecintaannya dan kasih sayangnya seperti anggota badan apabila salah satu anggota badannya merasa sakit maka anggota badan yang lainnya merasa gelisah dan cemas” (H.R Bukhori)

عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : جُعِلَةِ الْقُلُوْبُ عَلَى حُبِّ مَنْ اَحْسَنَ اِلَيْهَا . وَبَغْضُ مَنْ اَسَاءَ اِلَيْهَا (رَوَاهُ الْبَيْهَقِ )
Dari Ibni mas’ud R.A, beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Hati manusia itu lebih telah diciptakan menurut fitrahnya, yaitu mencintai orang yang berbuat baik dan membenci orang yang berbuat jelek padanya. (H.R Al-Baihaqi)

عَنْ ابْنِ مَسْعُودْ قَالَ : إِنِّي أُخْبَرُبِمَكَانِكُمْ فَمَا يَمْنَعُنِيْ أَنْ أَخْرُجَ اِلَيْكُمْ إِلَّا كَرَهِيَةٌ أَنْ أُمِلَّكُمْ إِنَّ رَسُوْلَ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ كَانَ يَتَخَوَّلَنَا بِالْمَوْعِظَةِ فِيْ الْاَيَّامِ مُخَافَةً السَّامَةِ عَلَيْنَا (رَوَاهُ الْبُخَارِى وَمُسْلِمْ )
“Aku telah diberitahu (oleh Yazid bin Mu’awiyah) bahwa kalian telah menuggu. (Sebenarnya  aku telah mengetahui kedatangan kalian), tidak ada yang menghalangiku untuk menemui kalian, kecuali karena aku khawatir kalian akan merasa bosan (belajar kepadaku). Karena sesungguhnya Rasulullah SAW sendiri selalu memilih waktu yang tepat dari hari-hari yang ada untuk menyampaikan pelajaran, lantaran khawatir kami akan merasa jenuh.” (HR. Bukhori dan Muslim)

BAB IX
EVALUASI DALAM PENDIDIKAN

عَنْ عُمَرُ ابْنُ الْخَطَّابِ رَضِيَ اللهُ عَنْهُ  قَالَ : قَالَ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ : حَاسِبُوْا اَنْفُسَكُمْ قَبْلَ اَنْ تُحَاسَبُوْا تَزَيَّنُوْا لِلْعَرْضِ الْأَكْبَرِ وَإِنَّمَا يَخَفُّ الْحِسَابُ يَوْمَ الْقِيَامَةِ عَلَى مَنْ حَاسَبَ نَفْسَهُ فِيْ الدُّنْيَا
Dari Umar Ibnul Khattab R.A beliau berkata : Rasulullah SAW bersabda : “Adakanlah perhitungan terhadap diri kalian sebelum kalian diperhitungkan”.

BAB X
AKUNTABILITAS PELAKSANAAN PENDIDIKAN

عَنْ عَبْدِاللهِ ابْنِ عُمَرَ رَضِيَ اللهُ عَنْهُما اَنَّ رَسُوْلُ اللهِ صَلَّى اللهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ قَالَ: كُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ مَسْئُوْلٍ عَنْ رَاعِيَّتِهِ فَالْأَمِيْرُ الَّذِيْ عَلَى النَّاسِ رَاعٍ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالرَّجُلُ رَاعٍ عَلَى اَهْلِ بَيْتِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْمَرْأَةُ رَاعِيَةٍ عَلَى بَيْتِ زَوْجِهَا وَوَلِدِهَا وَهِيَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُمْ وَالْعَبْدُ رَاعٍ عَلَى مَالِ سَيِّدِهِ وَهُوَ مَسْئُوْلٌ عَنْهُ أَلَا فَكُلُّكُمْ رَاعٍ وَكُلُّكُمْ وَ مَسْئُوْلٌ عَنْ رَاعِيَّتِهِ (مُتَفَقٌ عَلَيْهِ)
Dari Abdillah bin Umar R.A. sesungguhnya Rasulullah SAW bersabda : “Setiap kamu adalah pemimpin dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. Kepala negara yang memimpin manusia (masyarakat)nya, akan dimintai pertanggungjawaban terhadap yang dipimpin. Suami itu pemimpin terhadap keluarganya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap mereka . Istri adalah pemimpin atas rumah tangga, suami dan anaknya, dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap apa yang dipimpinnya. Hamba sahaya adalah pemimpin atas harta tuannya dan dia akan dimintai pertanggungjawaban terhadap harta tuannya itu. Ketahuilah, setiap kamu itu pemimpin dan setiap pemimpin akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya. (Muttafaqun ‘Alaih)






Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Rabu, 29 Mei 2013

REKOMENDASI DAN HIMBAUAN MUSYAWARAH KERJA NASIONAL ULAMA AL-QUR'AN

Serang-Banten, 21 – 24 Mei 2013

Tema: “Al-Qur’an di Era Global; Antara Teks dan Realitas”

Dalam upaya mensosialisasikan dan mendapatkan masukan atas produk hasil kajian Tafsir Tematik dan Tafsir Ilmi yang diterbitkan oleh Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur’an Badan Litbang dan Diklat Kementerian Agama, dan untuk membahas berbagai persoalan aktual yang terkait dengan tafsir Al-Qur'an, serta menggali ide-ide untuk pengembangan pengkajian dan pengamalan Al-Qur`an di tengah masyarakat Indonesia, Kementerian Agama RI, melalui Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an (LPMA) Balitbang Kemenag RI, telah menyelenggarakan Musyawarah Kerja Nasional (Mukernas) Ulama Al-Qur'an, pada tanggal 21 – 24 Mei 2013, di Hotel Le Dian Serang Banten. Mukernas yang diikuti oleh 120 peserta yang terdiri dari para ulama, akademisi dan peneliti Al-Qur`an selama empat hari itu mengambil tema “Al-Qur'an di Era Global: Antara Teks dan Realitas”.
Mukernas Ulama Al-Qur`an dibuka secara resmi oleh Bapak Menteri Agama RI, Dr (HC) H. Suryadharma Ali yang dalam kesempatan pembukaan memberikan pengarahan. Para peserta Mukernas sepakat untuk menetapkan beberapa butir penting dari pengarahan Bapak Menteri Agama sebagai pertimbangan utama. Butir-butir tersebut adalah:
1. Untuk menjamin ketersediaan kitab suci yang shahih, Pemerintah telah berupaya sungguh-sungguh untuk memastikan agar tidak ada kesalahan, sekecil apa pun, di dalam mushaf yang beredar di Indonesia. Oleh karenanya, bila ditemukan kesalahan dalam mushaf Al-Qur`an yang beredar agar segera melaporkan kepada Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an.
2. Seiring dengan semakin kompleksnya tantangan kehidupan yang begitu sangat dinamis, masyarakat Muslim Indonesia membutuhkan pemahaman yang mendalam terhadap Al-Qur`an. Semangat keberagamaan masyarakat yang dirasa semakin meningkat hendaknya juga diimbangi dengan pengetahuan dan tradisi ilmiah yang kuat. Oleh karenanya, Kementerian Agama menaruh perhatian yang besar terhadap keberadaan terjemah dan tafsir Al-Qur’an dengan mengusahakan penyusunan terjemah maupun tafsir Al-Qur’an dengan berbagai variannya.
3. Keragaman masyarakat Indonesia dari segi agama, budaya, suku dan etnis, menuntut adanya pemahaman yang moderat agar tercipta kerukunan dan keharmonisan. Dalam konteks masyarakat Indonesia yang majemuk, dan telah bertekad untuk hidup bersama dalam bingkai Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI) yang menghargai kebhinekaan, maka sepatutnya kita mengembangkan kehidupan keagamaan yang memahami realitas masyarakat, terbuka terhadap pandangan lain yang berbeda dan menghormatinya serta mengedepankan skala prioritas dalam membangun masyarakat.
4. Seluruh komponen bangsa, terutama para ulama, akademisi dan cendekiawan Muslim, agar bekerjasama dalam membangun ketahanan pemikiran dan pemahaman keagamaan (al-amnu al-fikriy) bagi masyarakat dalam menghadapi arus globalisasi yang menyangkut berbagai paham dan budaya, melalui pendidikan agama dan keagamaan yang berkualitas. Kementerian Agama sangat berkepentingan dengan terbangunnya ketahanan pemikiran dan pemahaman keagamaan masyarakat, sebab pembangunan nasional akan berhasil antara lain dengan membangun kehidupan keagamaan yang berkualitas.
5. Para ulama hendaknya dapat membimbing umat dalam mewujudkan kehidupan keagamaan yang rukun, damai dan harmonis, melalui pemahaman dan pengamalan nilai-nilai agama secara proporsional, jauh dari sikap al-ghuluww (ekstrim) yang ditandai antara lain dengan fanatisme yang berlebihan, cenderung mempersulit orang dalam beragama, berprasangka buruk terhadap orang lain dan menganggap hanya dirinya yang baik dan benar, sehingga tidak terbuka terhadap pandangan lain yang berbeda.
Selanjutnya, para peserta Mukernas mengkaji dan membahas 5 buku tafsir tematik dan 3 buku tafsir ilmi, dan mendiskusikan tema “Al-Qur`an di Era Global; Antara Teks dan Realitas”, dengan menyoroti tiga aspek; 1) Upaya tafsir Al-Qur'an Indonesia menjawab tan¬tangan zaman; 2) Pembelajaran Al-Qur'an di tengah masyarakat Indo¬nesia; 3) Mushaf Al-Qur'an: rasm, qirâ’ât, dan sejarah penya¬linan dan pencetakannya. Dari hasil kajian dan diskusi tersebut, dan mengingat pertimbangan utama dari pengarahan Bapak Menteri Agama, para peserta Mukernas menyampaikan rekomendasi sebagai berikut :
1. Memberikan apresiasi penuh terhadap upaya Kementerian Agama RI dalam meningkatkan kualitas kehidupan umat beragama melalui pemahaman kitab suci secara baik dan benar dengan menyusun dan menerbitkan Tafsir Tematik dan Tafsir Ilmi.
2. Memberikan dukungan kepada Kementerian Agama RI untuk keberlangsungan kegiatan penyusunan Tafsir Al-Qur`an dengan berbagai pendekatan, dengan melibatkan para ulama dan pakar yang berlatar belakang keahlian ilmu berbeda dalam sebuah atau beberapa tim kerja yang saling melengkapi.
3. Memberikan saran, masukan dan catatan dari forum Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an untuk menjadi bahan penyempurnaan Tafsir Tematik dan Tafsir Ilmi pada edisi berikutnya.
4. Mendorong Kementerian Agama RI untuk mensosialisasikan karya-karya Tafsir Tematik dan Tafsir Ilmi setelah dilakukan perbaikan dan penyempurnaan berdasarkan masukan para peserta Musyawarah Kerja Nasional Ulama Al-Qur’an. Perbaikan dan penyempurnaan dimaksud meliputi:
a. Aspek redaksional dengan memaksimalkan proses editing serta mekanisme kontrol kualitas.
b. Aspek substansi terkait dengan tema yang dibahas.
c. Konsistensi penulisan, baik dalam hal sistematika, metodologi, transliterasi, penulisan istilah, dan sitasi.
5. Memperkuat jaringan kerja sama antara pakar Al-Qur'an dan ilmu pengetahuan, baik personal maupun institusional, sehingga proses kajian tafsir Al-Qur`an semakin mendalam dan komprehensif. Untuk itu, para peserta Mukernas mendorong agar Perguruan Tinggi Agama Islam mengembangkan kajian Al-Qur`an dengan pendekataan saintifik, misalnya yang menyangkut aspek kesejarahan dalam penjelasan kisah Al-Qur`an, melalui pembukaan program studi “Arkeologi Qur`ani”.
6. Menghimbau kepada masyarakat luas agar dalam memahami Al-Qur’an tidak hanya berpegang pada terjemahan Al-Qur’an mengingat keterbatasan yang dimiliki oleh setiap terjemahan. Oleh karenanya, pemerintah perlu menerbitkan karya tafsir yang mudah dipahami dan dijangkau oleh semua lapisan masyarakat. Upaya Lajnah Pentashihan Mushaf Al-Qur`an untuk menyusun tafsir ringkas, melengkapi terjemah dan tafsir yang sudah ada, perlu didukung.
7. Membuat langkah-langkah strategis guna meningkatkan pemahaman yang moderat dan komprehensif terhadap Al-Qur'an dalam menjawab tantangan globalisasi, dan meningkatkan peran serta dan kerja sama antara umara dengan ulama dalam memasyarakatkan pemahaman Al-Qur'an yang komprehensif dan moderat.

Menyikapi kegiatan penerbitan Al-Qur`an di Indonesia yang berkembang dengan sangat dinamis, seiring dengan meningkatnya kebutuhan masyarakat Muslim terhadap mushaf Al-Qur`an dan produk-produk yang terkait dengannya, seperti terjemah, tafsir dll, dan semakin bertambahnya kemudahan dalam proses penerbitan dan peredaran akibat kemajuan di bidang teknologi informasi dan transportasi, para peserta Mukernas menyampaikan himbauan sebagai berikut :
1. Perlunya sistem penjaminan mutu yang terintegrasi, sehingga dalam proses penerbitan, percetakan dan peredarannya tidak ditemukan kesalahan dan hal-hal lain yang dapat mengurangi kesucian Al-Qur`an.
2. Perlu dilakukan usaha menjaga kesucian Al-Qur`an secara komprehensif, mulai dari proses penyiapan naskah, sampai dengan pentashihan, percetakan dan distribusinya di tengah masyarakat, dengan melibatkan unsur Pemerintah dan masyarakat.
3. Perlu adanya standardisasi penerbitan, percetakan dan peredaran Mushaf Al-Qur`an di Indonesia, sehingga stakeholders (masyarakat, pemerintah dsb) memperoleh pelayanan yang memuaskan.
4. Diperlukan regulasi Pemerintah yang lebih komprehensif dan lebih tegas yang mengatur, mengendalikan dan mengawasi penerbitan, percetakan dan peredaran Al-Qur’an demi menjaga kesucian dan kehormatan kitab suci Al-Qur`an.
5. Kepada para pihak yang terlibat dalam penerbitan dan peredaran mushaf Al-Qur’an, hendaknya;
a. mempunyai niat yang ikhlas untuk menyebarkan misi keagamaan (dakwah) Islam, dan tidak semata-mata untuk memperoleh keuntungan duniawi;
b. mendahulukan kepentingan keagamaan di atas kepentingan bisnis;
c. memegang teguh etika dalam memperlakukan lembaran-lembaran mushaf, baik sebelum maupun setelah dicetak;
d. berpegang pada prinsip kehati-hatian dalam rangka menjaga kesucian kitab suci, mengingat kesalahan dalam penerbitan mushaf Al-Qur`an, sekecil apa pun, berpotensi menimbulkan keresahan di tengah masyarakat, karena terkait dengan hal yang paling mendasar dalam kehidupan umat beragama.

Serang, 24 Mei 2013

Tim Perumus :
1. Prof. Dr. H. Umar Anggara Jenie, Apt., M.Sc. (Ketua)
2. Dr. Muchlis M Hanafi, MA (Sekretaris)
3. Prof. Dr. H. Heri Haryono (Anggota)
4. Prof. Dr. H. Syibli Sardjaya (Anggota)
5. Prof. Dr. H. Huzaimah T Yanggo (Anggota)
6. Prof. Dr. H. Darwis Hude (Anggota)
7. Dr. KH. Ahsin Sakho Muhammad, MA (Anggota)


Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Senin, 27 Mei 2013

Fatin dan X-Islam Factor

 Oleh: M BAMBANG PRANOWO
Guru Besar UIN Jakarta/Rektor Universitas Mathla’ul Anwar, Banten

AJANG X Factor Indonesia (XFI)yang bergengsi dan menjadi acara favorit dalam enam bulan terakhir di RCTI berujung indah dengan kejutan X: Fatin Shidqia Lubis, gadis belia berjilbab, 16 tahun, yang pemalu, lugu, dan baru pertama kali tampil menyanyi di hadapan publik dan layar kaca waktu audisi XFI, ternyata menang.

Dalam pengumpulan SMS, Fatin berhasil mengungguli perolehan SMS Novita Dewi, seorang penyanyi yang matang dengan teknik vokal dan penampilan yang prima. Tapi, tampaknya pemirsa lebih kesengsem melihat gaya Fatin yang lugu, imut, dan asli sehingga SMS membanjir ke arah gadis berjilbab itu. Tepat apa kata musisi Ahmad Dhani: banyak orang yang vokalnya bagus, gayanya bagus, tapi sedikit yang unik dan membuat orang terperangah.

Itulah yang ada dalam diri Fatin sehingga dia pantas menjadi juara XFI pertama. Apa yang menarik dalam diri Fatin selain suaranya yang unik? Ia mempertahankan jilbabnya di tengah kompetisi tarik suara yang menampilkan kultur pop Barat tanpa kehilangan jati dirinya sebagai muslimah. Seorang wanita berjilbab dan dididik agama secara ketat oleh keluarganya ternyata mampu mengembangkan inklusivitas kultural Islam sehingga menembus sekat-sekat yang memisahkan budaya Islam dan Barat.

Ketika Fatin menyanyikan lagu "Grenade"-nya Bruno Mars dan kemudian menjadi perbincangan masyarakat cyber di YouTube, jagat musik internasional pun geger. Jutaan orang, dari Barat dan Timur, terkagum kagum dengan suara si imut Fatin. Fatin membawakan lagu "Grenade"—pinjam ungkapan musisi Ahmad Dhani—lebih bagus dari penyanyi aslinya.

Barangkali itulah yang menyebabkan George Levendis melalui akun Facebook dan Twitter-nya @HellasGL menulis: ”Fatin making an impact in XF Indonesia!”. George Levendis adalah sahabat Simon Cowell (pendiri ajang X-Factor).

George juga seorang eksekutif di perusahaan rekaman dan Syco TV, yang merupakan milik bersama antara Simon Cowell dan Sony Music Entertainment. Berbagai pujian juga muncul ketika Fatin menyanyikan lagu "Stay" milik Rihanna dengan gaya yang unik. Rihanna menyanyikannya dengan gaya pop plus busana minimnya yang seksi, sedangkan Fatin menyanyikannya dengan gaya pop plus busana muslimahnya yang elegan. Jagat musik pop pun tercengang, sampai-sampai wartawan Prancis menyatakan: fenomena Fatin sangat unik karena dia memakai busana religius yang tak pernah dipakai penyanyi mana pun di ajang kompetisi dunia selevel X Factor.

Sebuah pertanyaan menarik, apakah fenomena Fatin menunjukkan dunia Islam sedang mengalami perubahan? Jawabnya: selain akidah Islamiyah, rukun Islam, dan rukun iman, Islam sejak dulu mengalami perubahan kultural yang terus menerus. Pinjam kata-kata almarhum budayawan Kuntowijoyo: Budaya Islam telah berubah dan akan terus berubah karena Islam sangat fleksibel. Kunto menggambarkan perubahan besar itu dari kelahiran Islam di Makkah, kemudian besar di India, Eropa, dan akan mengalami kejayaan di Indonesia.

Seterusnya, akan jaya di seantero dunia. Bayangkan, ketika Islam masuk ke Jawa, Wali Songo menciptakan atribut-atribut kultural yang sama sekali berbeda dengan Islam Arab dan Islam Eropa. Wali Song mem-blending budaya Arab, India, dan budaya lokal untuk memasarkan Islam di Jawa. Hasilnya: Islam berhasil menembus ”pasar” masyarakat Jawa pinggiran, masyarakat Jawa pedalaman, sampai masyarakat priyayi Jawa di keraton- keraton yang dikeramatkan dan eksklusif. Islamisasi Jawa yang terus berkembang sampai hari ini tampaknya sulit dipahami para ilmuwan Barat, bahkan tak berhasil diidentifikasi oleh ilmuwan sekaliber Clifford Geertz.

Geertz dalam buku monumentalnya, Religion of Java, misalnya mengategorikan orang Jawa dalam tiga kelompok—santri, priyayi, dan abangan yang masing-masing terpisahkan karena mempunyai karakter-karakter yang tak bisa saling menyatu. Padahal, orang Jawa masa kini, dengan tuntutan modernitasnya, termasuk dalam menjalankan Islam, masih tetap menghormati budaya-budaya nenek moyangnya.

Geertz mungkin akan kaget jika melihat ada gamelan dan keris di rumah tokoh-tokoh Islam modernis sebab simbol-simbol seperti itu khas priyayi Jawa. Di PDIP, partai yang selama ini diidentifikasi sebagai partai abangan, ada lembaga Baitul Hikmah yang di dalamnya duduk tokoh-tokoh modernis Muhammadiyah, termasuk Buya Syafi’i Maarif. Dalam Pemilu 2014, PDIPbahkansecara berani mendudukkan tokoh Islam modernis sekaligus sufistis, Jalaluddin Rakhmat, untuk anggota DPRI. Di sanalah letak ”X” dunia Islam Indonesia: mampu mengasimilasikan berbagai budaya dengan mulus dan akomodatif.

Pada masa lalu Sunan Bonang misalnya menciptakan tembang "Ilir-Ilir" dan "Tombo Ati" yang sangat etnik. Kedua tembang ini sejak dulu menjadi ”lagu wajib” orang-orang dusun di Jawa untuk menunggu kedatangan imam salat waktu magrib, isya, dan subuh. Tembang ciptaan Sunan Bonang ini kemudian hari direvitalisasi oleh Emha Ainun Najib dan dipopulerkan oleh penyanyi Opick sehingga kini nyaris menjadi ”lagu wajib” dalam acara-acara pengajian di Ibu Kota, sinetron religi, dan gelar budaya Islam di seantero Indonesia.

Dari perspektif inilah, kita melihat fenomena Fatin. Gadis berjilbab itu berhasil menyanyikan lagu "Grenade" dengan apik sehingga pemilik lagu aslinya, Bruno Mars, mengacungkan jempol. Ketika Fatin menyanyikan lagu ikon pop Rihanna dengan sangat bagus, tak hanya pencinta musik yang gempar, tapi juga masyarakat awam. Fatin berhasil mengawinkan ikon pop dan ikon muslim dengan jilbabnya— sesuatu yang nyaris tak mungkin terjadi di dunia Timur Tengah dan dunia Barat. Tapi, di Indonesia? Melalui Fatin, dunia muslim kembali menembus tembok-tembok kultural seperti yang dikategorikan Samuel P Huntington.

Orang semacam Huntington niscaya akan terkejut jika melihat Fatin yang berjilbab menyanyikan lagunya Rihanna dengan elegan tanpa kehilangan modernitasnya. Ini artinya, batasan dunia Islam dan dunia Barat yang ”ditembok” secara amat kuat oleh Huntington menjadi runtuh dalam panggung X-Factor yang dimenangi Fatin. Semua itu bukti bahwa generasi baru Islam tidak tunduk pada batasanbatasan kultural yang oleh Huntington diramalkan akan mengalami benturan (clash civilization).

Huntington mungkin tak pernah memprediksi jika seorang muslimah yang tinggal di negeri sejuta masjid mampu menyanyikan lagu-lagu yang dianggap sebagai simbol kultur pop Barat tersebut. Dalam konteks inilah kemenangan Fatin menjadi amat berarti bagi Islam kultural. Bukan sekadar jilbab dan keunikan suara Fatin yang membuat orang kesengsem, tapi secara kultural penampilan Fatin telah berhasil meruntuhkan temboktembok identitas yang selama ini dibangun para fanatikus dunia Barat dan fanatikus dunia Islam.

Tepat sekali bila ajang XFI ditutup dengan lagu "We are The World"-nya, Michael Jackson, karena memang begitulah yang seharusnya terjadi pada umat manusia. Akhirnya umat Islam harus selalu optimistis dengan dinamika kultural yang terus berubah. Jika saat ini panggung peradaban sedang dikuasai Barat, kata Kunto, percayalah pada masa depan panggung itu akan kembali dikuasai Timur.

Yang dimaksud Timur oleh Kunto adalah Indonesia dengan kultur Islamnya yang unik yang merupakan blend dari berbagai kultur di dunia, dari Timur Tengah, Eropa, Hindustan, China, Jawa, dan kultur-kultur lokal lainnya. Itulah ”X-Islam Factor Indonesia”, Islam masa depan. Fatin sudah memulai langkah pertamanya.

Sumber: Sindo



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Senin, 20 Mei 2013

Mengenal Ajatappareng, Kerajaan-kerajaan Bugis Di Barat Danau

KABARKAMI. Ajattappareng atau yang pada masa lampau dikenal dengan nama “Tanah di Barat Danau adalah wilayah geographis dalam istilah politiknya berhubungan dengan bentuk persekutuan konfederasi lima kerajaan Bugis yang terletak pada barat dan utara danau Tempe dan Sidenreng di semenanjung barat daya Sulawesi Selatan. Kerajaan Ini antara lain Sidenreng, Sawitto, Suppaq, Rappang dan Alitta. Kelima kerajaan Ajattappareng ini berjaya sekitar tahun 1700-an dengan hasil bumi yang melimpah sehingga pada akhirnya menjadi rebutan bagi kerajaan-kerajaan besar yakni kerajaan Luwu, kerajaan Bone dan kerajaan Gowa. Dalam persaingan ini kerajaan Gowa akhirnya berhasil mengintervensi sistem pemerintahan dan menjadikan persekutuan lima kerajaan Ajatappareng ini di bawah perlindungannya.

Saat ini, wilayah kerajaan Ajatappareng dibagi menjadi empat kabupaten dan satu kota madya. Sawitto, Alitta dan bagian utara-tengah Suppaq yang sebagian besar menjadi kabupaten Pinrang, yang sebelumnya telah didiami bagi sejumlah pemukiman yang bukan bagian dari wilayah kerajaan Ajattappareng sebelum tahun 1600. Pemukiman ini termasuk Batu Lappaq, Kassaq dan Letta, yang dulunya bagian dari konfederasi Massenrempulu yang dikenal dengan nama Lima Massenrempulu (lima tanah di tepi pegunungan), dan sejumlah pemukiman independen kecil lainnya antara lain Supirang, dihuni oleh orang-orang dengan bahasa, budaya dan etnis yang terkait dengan Mamasa-Toraja. Sementara Letta berada di bawah yurisdiksi Sawitto setelah diserang oleh kerajaan Boné pada tahun 1685 karena membunuh utusan kerajaannya.

Memasuki abad kedua puluh, Belanda menempatkan Batu Lappaq dan Kassaq dalam wilayah teritorial kabupaten Pinrang, bersama dengan Sawitto, Alitta dan bagian utara-tengah Suppaq. Nama Pinrang dipilih oleh Belanda sebagai tanah persetujuan berasal dari anak sungai kecil di Sawitto. Bagian selatan Suppaq dengan pusatnya sekarang terletak di kota madya Parepare dan ujung utara kabupaten Barru yang merupakan wilayah sisa anak sungai dari Suppaq yang terletak pada bagian utara kabupaten Barru. Sebagian besar wilayah Sidenreng dan Rappang menjadi kabupaten Sidenreng Rappang (Sidrap). Salah satu wilayah bekas anak sungai Sidenreng yaitu Maiwa, sebagai wilayah yang terbesar dan paling selatan dari lima kecamatan membentuk kabupaten Enrekang.

Wilayah Ajattappareng secara geografis merupakan perpaduan wilayah dari etnis yang beragam, meliputi dataran subur yang luas di bagian selatan dan tengah, daerah pegunungan di bagian utara dari Sidrap dan Pinrang. Beberapa wilayah dibagian selatannya adalah yang paling produktif di pulau Sulawesi sebagai daerah pesawahan yang tumbuh subur yang hanya bisa ditemukan di wilayah ini. Pertanian merupakan pekerjaan utama bagi sebagian besar penduduknya dan diperkirakan telah ada selama berabad-abad. Manuel Pinto, seorang petualang asal Portugis yang pernah menetap di Sidenreng pada tahun 1540-an, menyatakan bahwa daerah ini sangat kaya akan beras dan bahan makanan lainnya. Hingga saat ini, Sidrap dan Pinrang adalah dua produsen pertanian di Sulawesi Selatan yang memproduksi hasil beras terbesar di Asia Tenggara. (sumber: Stephen C. Druce / Widya Ningsih)



dikutip dari: http://www.kabarkami.com/mengenal-ajatappareng-kerajaan-kerajaan-bugis-di-barat-danau.html

Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Minggu, 19 Mei 2013

Diplomasi Makanan Bugis Ala Jusuf Kalla

MAKASSAR,  Inilah gaya asli Jusuf Kalla. Ketika meninjau persiapan pelaksanaan Pertemuan Centris Asia Pacific Democratic International (CAPDI) yang diikuti sekitar 18 negara di Makassar, JK sempat membuat "kalang kabut" panitia yang mengurusi bidang makanan.
Saat mengecek tempat jamuan makan siang yang diagendakan pada Selasa 21 Mei 2013, JK pun ditunjukkan daftar menu makanan dan test food. JK membaca dengan cermat daftar makanan yang tertulis antara lain, salad, sup, steak dan aneka makanan lainnya yang semua berbau makan Barat.

Kepada tim yang menyiapkan makanan yang didatangkan khusus dari hotel berbintang JK kemudian berbicara dengan gayanya yang kocak.

"Anda jangan sekali-kali menyaingi koki-koki barat dengan menyajikan makanan yang mereka sangat kuasai dan ahli. Lagi pula sangat tidak istimewa kalau Anda sodorkan makanan yang mereka bisa dapatkan dimana saja dan boleh jadi jauh lebih enak," kata JK.

"Pokoknya saya mau anda hidangkan semua jenis makanan Bugis, ada ikan bakar, telur ikan terbang, pallu mara, cobek cobek, sambal mangga," kata JK.

"Kita ini mau makan enak, bukan makan formal-formalan, ini kesempatan kita menunjukkan aneka masakan Bugis, cara dan tradisi kita sebagai orang Bugis menjamu tamu-tamu. Kita tidak boleh terasing di negeri sendiri dengan menjamu mereka makanan ala Barat," papar JK.

"Biarkan mereka menikmati makanan dan merasakan keaslian Bugis, kalau ada rendang nanti mereka bingung, ini kita sedang makan di Makassar atau di kota Padang," ujar JK yang disambut tawa lebar para panitia.

Itulah JK, sangat mencintai bangsanya, sangat menghormati kuliner negerinya, memberikan wadah terhormat terhadap aneka makanan leluhurnya. Itulah diplomasi makanan Bugis ala JK. (Dahlan Dahi/ Tribunnews)

Sumber: KOMPAS.com -



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Senin, 15 April 2013

PACARAN DALAM ISLAM


Gimana sich sebenernya pacaran itu, enak ngga' ya? Bahaya ngga' ya ? Apa bener pacaran itu harus kita lakukan kalo mo nyari pasangan hidup kita ? Apa memang bener ada pacaran yang Islami itu, dan bagaimana kita menyikapi hal itu?


Memiliki Rasa Cinta adalah Fitrah
Ketika hati udah terkena panah asmara, terjangkit virus cinta, akibatnya...... dahsyat man...... yang diinget cuma si dia, pengen selalu berdua, akan makan inget si dia, waktu tidur mimpi si dia. Bahkan orang yang lagi fall in love itu rela ngorbanin apa aja demi cinta, rela ngelakuin apa aja demi cinta, semua dilakukan agar si dia tambah cinta. Sampe' akhirnya....... pacaran yuk. Cinta pun tambah terpupuk, hati penuh dengan bunga. Yang gawat lagi, karena pengen bukti'in cinta, bisa buat perut buncit (hamil). Karena cinta diputusin bisa minum baygon. Karena cinta ditolak .... dukun pun ikut bertindak.

Sebenarnya manusia secara fitrah diberi potensi kehidupan yang sama, dimana potensi itu yang kemudian selalu mendorong manusia melakukan kegiatan dan menuntut pemuasan. Potensi ini sendiri bisa kita kenal dalam dua bentuk. Pertama, yang menuntut adanya pemenuhan yang sifatnya pasti, kalo ngga' terpenuhi manusia bakalan binasa. Inilah yang disebut kebutuhan jasmani (haajatul 'udwiyah), seperti kebutuhan makan, minum, tidur, bernafas, buang hajat de el el. Kedua, yang menuntut adanya pemenuhan aja, tapi kalo' kagak terpenuhi manusia ngga' bakalan mati, cuman bakal gelisah (ngga' tenang) sampe' terpenuhinya tuntutan tersebut, yang disebut naluri atau keinginan (gharizah). Kemudian naluri ini di bagi menjadi 3 macam yang penting yaitu :
Gharizatul baqa' (naluri untuk mempertahankan diri) misalnya rasa takut, cinta harta, cinta pada kedudukan, pengen diakui, de el el.

Gharizatut tadayyun (naluri untuk mensucikan sesuatu/ naluri beragama) yaitu kecenderungan manusia untuk melakukan penyembahan/ beragama kepada sesuatu yang layak untuk disembah.
Gharizatun nau' (naluri untuk mengembangkan dan melestarikan jenisnya) manivestasinya bisa berupa rasa sayang kita kepada ibu, temen, sodara, kebutuhan untuk disayangi dan menyayangi kepada lawan jenis.

Pacaran dalam Perspektif Islam
In fact, pacaran merupakan wadah antara dua insan yang kasmaran, di mana sering cubit-cubitan, pandang-pandangan, pegang-pegangan, raba-rabaan sampai pergaulan ilegal (seks). Islam sudah jelas menyatakan:
"Dan janganlah kamu mendekati zina; sesungguhnya zina itu adalah suatu perbuatan yang keji dan suatu jalan yang buruk." (Q. S. Al Isra' : 32)
Seringkali sewaktu lagi pacaran banyak aktivitas laen yang hukumnya wajib maupun sunnah jadi terlupakan. Sampe-sampe sewaktu sholat sempat teringat si do'i. Pokoknya aktivitas pacaran itu dekat banget dengan zina. So....kesimpulannya PACARAN ITU HARAM HUKUMNYA, and kagak ada legitimasi Islam buatnya, adapun beribu atau berjuta alasan tetep aja pacaran itu haram.
Sebagaimana Hadis yang berikut ini:

فَقَالَ لَنَا رَسُولُ اللَّهِ صَلَّى اللَّهُ عَلَيْهِ وَسَلَّمَ يَا مَعْشَرَ الشَّبَابِ مَنْ اسْتَطَاعَ الْبَاءَةَ فَلْيَتَزَوَّجْ فَإِنَّهُ أَغَضُّ لِلْبَصَرِ وَأَحْصَنُ لِلْفَرْجِ وَمَنْ لَمْ يَسْتَطِعْ فَعَلَيْهِ بِالصَّوْمِ فَإِنَّهُ لَهُ وِجَاءٌ.  (رواه البخاري)
Inilah resep nabi yang diriwayatkan oleh Abdullah bin Mas'ud: "Wahai generasi muda, barang siapa di antara kalian telah mampu serta berkeinginan menikah. Karena sesungguhnya pernikahan itu dapat menundukkan pandangan mata dan memelihara kemaluan. Dan barang siapa diantara kalian belum mampu, maka hendaklah berpuasa, karena puasa itu dapat menjadi penghalang untuk melawan gejolak nafsu."(HR. Bukhari, Muslim, Ibnu Majjah, dan Tirmidzi).

Jangan suka mojok atau berduaan ditempat yang sepi, karena yang ketiga adalah syaiton. Seperti sabda nabi: "Janganlah seorang laki-laki dan wanita berkhalwat (berduaan di tempat sepi), sebab syaiton menemaninya, janganlah salah seorang dari kalian berkhalwat dengan wanita, kecuali disertai dengan mahramnya." (HR. Imam Bukhari Muslim).

Dan untuk para muslimah jangan lupa untuk menutup aurotnya agar tidak merangsang para lelaki. Katakanlah kepada wanita yang beriman: "Hendaklah mereka menahan pandangannya, dan memelihara kemaluannya, dan janganlah mereka menampakkan perhiasannya, kecuali yang (biasa) nampak daripadanya. Dan hendaklah mereka menutupkan kain kudung ke dadanya, dan janganlah menampakkan perhiasannya." (Q. S. An Nuur : 31).

Dan juga sabda Nabi: "Hendaklah kita benar-benar memejakamkan mata dan memelihara kemaluan, atau benar-benar Allah akan menutup rapat matamu."(HR. Thabrany).

Yang perlu di ingat bahwa jodoh merupakan QADLA' (ketentuan) Allah, dimana manusia ngga' punya andil nentuin sama sekali, manusia cuman dapat berusaha mencari jodoh yang baik menurut Islam. Tercantum dalam Al Qur'an: "Wanita-wanita yang keji adalah untuk laki-laki yang keji, dan laki-laki yang keji adalah buat wanita-wanita yang keji (pula), dan wanita-wanita yang baik adalah untuk laki-laki yang baik, dan laki-laki yang baik adalah untuk wanita-wanita yang baik (pula). Mereka (yang dituduh) itu bersih dari apa yang dituduhkan oleh mereka (yang menuduh itu). Bagi mereka ampunan dan rezki yang mulia (surga)."

Wallahu A'lam bish-Showab.



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Kamis, 11 April 2013

FORMAT BARU DALAM PEMBELAJARAN AL-QURAN DI TENGAH MASYARAKAT

Fenomena yang terjadi di masyarakat kita, terutama di rumah-rumah  keluarga muslim semakin sepi dari  bacaan ayat-ayat suci al-Qur’an. Hal ini disebabkan karena terdesak dengan munculnya berbagai produk sains dan teknologi serta derasnya arus budaya asing yang semakin menggeser minat untuk belajar membaca al-Qur’an sehingga banyak anggota keluarga tidak bisa membaca al-Qur’an. Akhirnya kebiasaan membaca al-Qur’an ini sudah mulai langka. Keadaan seperti ini adalah keadaan yang sangat memprihatinkan. Belum lagi masalah akhlak, akidah dan pelaksanaan ibadahnya, yang semakin hari semakin jauh dari tuntunan Rasulullah. Maka sangat diperlukan kerjasama dari semua fihak untuk mengatasinya. Yaitu mengembalikan kebiasaan membaca al-Qur’an di rumah-rumah kaum muslimin dan membekali kaum muslimin dengan nilai-nilai Islam, sehingga bisa hidup secara Islami demi kebahagiaan dunia dan akhirat.
Pada dekade belakangan ini telah banyak metode pengajaran baca tulis al-Qur’an dikembangkan, begitu juga buku-buku panduannya telah banyak disusun dan dicetak. Para pengajar baca tulis al-Qur’an tinggal memilih metode yang paling cocok baginya, paling efektif dan paling murah. Dunia pendidikan mengakui bahwa suatu metode pengajaran senantiasa memiliki kekuatan dan kelemahan. Keberhasilan suatu metode pengajaran sangat ditentukan oleh beberapa hal, yaitu: kemampuan guru, siswa, lingkungan, materi pelajaran, alat pelajaran, tujuan yang hendak dicapai. Dalam mengajarkan baca tulis al-Qur’an harus menggunakan metode. Dengan menggunakan metode yang tepat akan menjamin tercapainya tingkat keberhasilan yang lebih tinggi dan merata bagi siswa.
Pendidikan di Indonesia dalam lintas sejarah pernah digiring ke dalam pemisahan antara pendidikan agama dan pendidikan umum. Pendidikan agama diwakili oleh lembaga pesantren yang bersifat pribumi, sedangkan pendidikan umum diwakili oleh lembaga pendidikan yang didirikan oleh penjajah. Pemisahan ini berkaitan dengan usaha untuk meredam daya kritis umat Islam dengan menjauhkan mereka dari modernisasi pendidikan. Umat Islam dibiarkan mengembangkan pendidikan yang berorientasi ukhrowi semata dan meninggalkan pendidikan yang berorientasi membangun peradaban yang maju.
Pendobrak hegemoni penjajah ini adalah sebagaian ulama Indonesia yang kritis seperti K.H. Ahmad Dahlan, dan Syeikh Ahmad Syurkati. Mereka mencoba menggabungkan antara pendidikan agama dengan pendidikan modern dengan tujuan mengeluarkan umat Islam dari belenggu kebodohan akibat sistem yang dibangun oleh penjajah. Ada dua faktor yang mendorong usaha pengintegrasian antara pendidikan agama dengan pendidikan modern, yakni :
a. Faktor internal. Faktor pendorong yang berasal dari dalam diri ulama yang bersifat kritis terhadap permasalahan. Mereka melihat ada kejumudan dalam diri umat Islam yang ditunjukkan dalam praktek pendidikan yang berorientasi akhirat semata. Sedangkan dalam diri mereka tertanam idiologi kuat bahwa syariat Islam yang rahmatan lil’alamin merupakan syari’at yang sempurna dan menyeluruh. Islam tidak mendikotomikan antara kehidupan dunia dan kehidupan akhirat.
b. Faktor eksternal. Adanya usaha dari penjajah untuk melanggengkan kebodohan dan kemiskinan bangsa terutama umat islam agar tidak mampu memberikan perlawanan. Usaha ini diantaranya dengan mendirikan sekolah modern yang hanya diperuntukkan untuk kaum bangsawan dan borjuis semata. Sedangkan rakyat biasa tidak diberi kesempatan untuk mengenyam pendidikan modern. K.H. Ahmad Dahlan dengan daya kritisnya telah berhasil merintis lembaga pendidikan yang mengintegrasikan antara pendidikan modern dan pendidikan agama yang seimbang. Hasilnya ribuan sekolah sekarang tersebar di nusantara. Syeikh Ahmad Syurkati juga mencoba untuk merintis pendidikan terpadu yang tidak mementingkan salah satu dari ilmu ukhrawi dan ilmu duniawi.
Peran Ormas dalam Pendidikan
Rintisan sekolah yang memadukan antara pengetahuan modern dan pengetahuan agama secara faktual dikembangkan oleh ormas-ormas Islam yang didirikan oleh ulama-ulama Indonesia. Lembaga pendidikan ini sampai sekarang masih tetap eksis dan berkembang memberikan peran penting untuk dunia pendidikan Indonesia. Hampir semua ormas Islam yang mengembangkan amal usaha pendidikan mencoba menggabungkan pengetahuan agama dan pengetahuan umum secara seimbang dalam pengajaran di sekolah-sekolah. Beberapa ormas ini di antaranya Muhammadiyah, Nahdhatul Ulama, Al-Irsyad, Persis, dan ormas Islam lainnya.
Negara sebagai pihak yang berkewajiban menyelenggarakan pendidikan, menfasilitasi rakyatnya melalui sekolah-sekolah negeri. Berbeda dengan ormas Islam, sekolah negeri cenderung menjadi sekolah umum dengan didominasi pendidikan duniawi dan minim pendidikan agama. Meskipun pemerintah juga memfasilitasi dengan mendirikan sekolah seperti MIN, MTsN, dan MAN. Namun persentasenya masih sedikit. Sebagian besar sekolah negeri didominasi oleh sekolah umum yang hanya memberikan pelajaran agama sekitar 2 jam per minggu. Kurikulum sekolah negeri mengakomodasi pendidikan al-Qur’an melalui mata pelajaran PAI, dan mata pelajaran al-Qur’an dan hadis di MIN, MTsN, dan MAN. Bahkan di sekolah swasta di bawah naungan ormas Islam pengajaran al-Qur’an juga diakomodasi dalam pelajaran al-Qur’an dan hadis.
Pembelajaran al-Qur’an di Indonesia lebih banyak dilakukan oleh lembaga-lembaga pendidikan dalam bentuk pesantren dan juga oleh lembaga pendidikan informal seperti TPQ yang dikelola oleh masyarakat. Pesantren tentu memegang peranan penting dalam mengembangkan pembelajaran al-Qur’an, karena melalui pesantren pendidikan al-Qur’an dapat dilaksanakan dengan intensif. Tetapi apakah pesantren mampu mencukupi kebutuhan umat Islam mayoritas akan pendidikan al-Qur’an?
Lembaga pendidikan al-Qur’an yang bersifat informal seperti TPQ mengambil peran untuk mengisi kekosongan pembelajaran al-Qur’an di luar pesantren. Swadaya masyarakat berperan penting dengan dukungan para kader al-Qur’an sebagai pengelola. Peran lembaga informal ini mesti tetap dipertahankan dengan menjaga dinamika dan kemajuan pembelajaran TPQ.
Pembelajaran al-Qur’an di Sekolah Formal
Integrasi manajemen dan guru
Pembelajaran al-Qur’an di sekolah formal di luar pesantren bisa menjadi rintisan bagi umat Islam. Pendidikan al-Qur’an diakomodir dalam program sekolah yang terintegrasi dalam kurikulumnya. Sistem yang diterapkan bisa dalam dua bentuk yaitu, pembelajaran al-Qur’an dilaksanakan di sekolah sepenuhnya, dan pembelajaran al-Qur’an dilaksanakan dengan model jaringan. Sekolah formal yang memprogramkan pembelajaran al-Qur’an dalam kurikulumnya mengembangkan jaringan dengan lembaga pendidikan al-Qur’an informal swadaya masyarakat. Jaringan seperti ini memungkinkan sekolah mendorong anak didiknya untuk belajar al-Qur’an tanpa menerapkan sistem fullday school. Proses pembelajaran dilaksanakan oleh pendidikan al-Qur’an informal, sedangkan sekolah melakukan penilaian dan evaluasi.





Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya