Semakin membumi tafsir itu,
semakin mudah dipahami maksud dan tujuan ajarannya. Tafsir yang sesuai dengan
bahasa masyarakat akan memudahkan masyarakat memahami Alquran, dan semakin
dekat pula dalam pengamalannya.
Ini dibuktikan Daud Ismail dengan berhasil
menampilkan tafsir yang susunan dan gaya bahasanya lebih mudah diterima dan
dipahami oleh masyarakat Bugis setempat. Karena kitab-kitab tafsir yang ada
selama ini dinilai terlalu banyak menggunakan bahasa Arab dan istilah yang
terasa sulit dicerna dan dipahami oleh kebanyakan masyarakat setempat yang
bukan bahasa mereka, apalagi telah dibumbuhi dengan istilah-istilah tertentu,
seperti ilmu balaghah, nahwu, dan s}arf, yang semuanya justru kadang
membingungkan para pembacanya.
Hal ini memperkuat pendapat
Muh}ammad al-Fād}il
ibn ‘Āshūr dalam al-Tafsīr wa Rijāluhu, bahwa penjelasan atau tafsir
Alquran sebaiknya mengikuti menggunakan bahasa yang dipahami oleh masyarakat
itu. Sebagaimana yang dijelaskan dalam ayat وماأرسلناك
من رسول إلا بلسان قومهم ليبين لهم .
Penelitian ini merupakan
penelitian kualitatif termasuk penelitian
kepustakaan (library research) dengan menggunakan pendekatan
tafsir. Sumber utama penelitian ini adalah kitab Tafsīr al-Munīr karya Daud Ismail. Untuk
mendapatkan aspek metodologinya digunakan beberapa kitab ‘ulūm al-Qur’ān dan kitab-kitab tafsir klasik
maupun modern. Data-data yang dibaca dengan standar ilmu tafsir yang meliputi
metode dan kandungan tafsir. Pemahaman kandungan tafsir melalui teori discourse
analysis (analisis wacana), dan untuk menganalisis data yang ada dibantu
dengan pendekatan tafsir.
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya