Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger

Senin, 18 Agustus 2014

Peradaban Islam Bangkit Dari Indonesia

Peradaban Islam Bangkit Dari Indonesia


Drs. Masdar F Mas’udi ~ Dewan Penasehat ICMI Pusat
Sampai sekarang dunia Islam belum jelas sosoknya. Mana yang akan menjadi pemimpin dunia Islam. Kita bisa mencatat dalam percaturan global ini pemain-pemainnya adalah blok-blok peradaban, yang dari waktu ke waktu memang bisa diuji oleh dirinya sendiri dan jaman. Kita bisa catat juga, blok-blok peradaban sebagai pemain global ini, yang memiliki daya tahan hidup yang panjang, hanya blok peradaban berbasis nilai transenden keagamaan. Kalau hanya berbasis nilai sekular apalagi ateistik bisa saja memainkan peranan, tapi usianya pendek.

Belum Punya Negara Inti
Blok peradaban Komunisme pernah hampir merajai dunia, berusia tidak sampai satu abad. Naziisme pernah menjadi pemenang perang dunia, lebih pendek lagi usianya. Tidak sampai 15 tahun. Tapi peradaban yang dibangun atas dasar nilai transenden keagamaan dan spiritualitas, usianya ribuan tahun. Paling muda Islam.  Barat dengan Kristianisme  sudah lebih dari duaribu tahunan. Cina dengan Budhisme kurang lebih 3 ribuan tahun. Begitu juga India dengan Hinduisme. Itulah pemain dunia sekarang secara ekonomi, politik, dsb. Tinggal ditunggu dari blok peradaban Islam.yang belum muncul kembali. Ibarat meja dunia ini hanya ditopang tiga kaki sehingga llabilitas global sangat terasa.
Sekarang yang menjadi bulan-bulanan adalah blok dunia Islam. Salahsatu pejelasannya karena belum ada yang disebut Huntington sebagai ‘Negara Inti’.  Blok peradaban ini kuncinya: Negara. Sebelum ada negara belum bisa menjadi pemain global. Ketika pendiri bangsa ini mencita-citakan, salasatu muara dari kemerdekaan adalah memajukan perdamaian dunia. Ada cita-cita yang sangat tnggi sekali. Indonesia selayaknya bisa menjadi negara inti dari blok peradaban Islam. Memang menurut para pengamat, dari  50 negara lebih; dari Maroko sampai Merauke, yang paling memenuhi syarat adalah Indonesia.
Turki memang menonjol. Tapi sebagai pemimpin peradaban Islam yang mesti setara dengan blok-blok peradaban lain, pemimpin dunia Islam harus memiliki mentalitas yang juga setara. Turki ada persoalan psikologis dengan Barat. Sudah 40 tahun Turki ingin menjadi bagian dari Eropa tapi tetap ditolak karena dianggap lebih rendah martabatnya. Tapi menjadi bagian dari Blok Timur (Islam), dia menganggap dirinya terlalu tinggi. Ini yang membuat dia repot. Di samping itu juga secara kekayaan alam sangat terbatas.
Bagaimana dengan Iran? Persoalan besar sebagaimana kita baca dalam bocoran Wikileaks. Pasti Iran akan ditolak menjadi kekuatan the Leader of Muslim World oleh Negara-negara Teluk dibawah pimpinan Arab Saudi. Karena dalam rahasia itu diungkap yang paling getol memprovokasi Amerka dan Israel agar menghabisi pengelolaan tenaga nuklir Iran justru Arab Saudi.
Pun Arab Saudi, terlalu  kecil dari sudut daerah juga kekayaan alamnya terbatas. Yang tak akan habis sebagai potensi ekonomi adalah dua kota suci itu.Ka’bah atau Madinah. Tap kalau wacana internasionalisasi dua kota suci terjadi, saya kira juga habis. Jadi  memang tinggal Indonesia, dan tanpa ada the Leader-nya blok peradaban Islam  tidak akan bisa menjadi pemain yang diperhitungkan.
Sesungguhnya dari berbagai aspeknya Indonesia sudah memiliki kekayaan dan luas wilayah luar biasa. Islamnya dianggap memadai untuk ke depan dan ada visi  inklusif yang kuat meski ada godaan-godaannya. Inilah sesungguhnya tantangan spiritualitas kita sebagai andalan dunia Islam, dengan segala potensi yang dimiliki masih berada pada situasi seperti ini.
Kita mencatat ada beberapa kendala yang cukup serius. Pertama, begitu banyak kekayaan kita yang dimanfaatkan lebih banyak oleh pihak asing ketimbang untuk rakyat kita.  Kedua, persoalan korupsi dalam praktek birokrasi. Ini tantangan yang membuat kepercayaan dunia merendah. Ketiga, unsur-unsur keislaman sebagai anutan mayoritas yang makin tidak merasa at home dengan Indonesia. Karena ada cita-cita yang sampai sekarang masih ditancapkan dalam hati dan belum kunjung selesai. Yaitu kalau Indonesia harus menjadi pemimpin dunia Islam, bagaimana negeri yang besar dengan umat Islam paling banyak di dunia ini,  tidak secara resmi men-declare sebagai negara Islam?

Tidak Sekadar Label ‘Negara Islam”
Ini juga merupakan problem ideologis dan politis di internal umat Islam sendiri, yang sudah membuat sikap batin kita kepada Indonesia kadang seperti sikap orang yang menumpang hidup/ ngontrak. Kita tidak merasa ini adalah rumah kita. Sikap setengah hati dari umat Islam seperti ini adalah problem besar. Kalau umat Islam terus mempertahankan sikap tersebut, hanya karena formalitas negeri ini tidak disebut sebagai negara Islam, ini akan makin terpuruk.
Bagaimana ber-istiqamah dan merasa at home? Negeri ini adalah negeri umat Islam sebagai umat yang mayoritas sekaligus janji Tuhan rahmat bagi semesta. Apakah memang harus ditampung aspirasi formalisme (sebutan ‘Negara Islam’)? Kalau formalisme sebutan (labeling) itu menjadi pertaruhan, mestinya ketika Nabi Muhammad Saw mendirikan negar Madinah,  beliau dengan penuh keyakinan menyebut Madinah sebagai negara Islam Madinah. Tapi sebutan itu tidak ada dalam dokumen apapun. Yang disebut hanya Negara Madinah. Seperti Negara Indonesia dikaitkan  kebangsaannya .
Memang dalam dokumen Hadis juga Fiqih dan Tarikh, ada sebutan ‘Daulah Islamiyah’ atau ‘Darul Islamiyah’. Tapi sebutan itu sebenarnya hanya diberi arti sosioligis: ‘Negeri yang dihuni mayoritas beragama Islam’. Dalam pemahaman seperti inilah Indonesia menjadi anggota dari konferensi negara-negara Islam. Kita bukan negara Islam, kenapa kita menjadi anggota konferensi negara-negara Islam? Karena yang kita pahami dari ‘Darul Islamiyah’ ini adalah sosiologis, bahwa secara sosial penduduk negeri ini memang  penganut agama islam. Tapi pemahaman negara Islam secara ideologis formil politis baru muncul ketika lahir negara Zionisme Israel. Kalau ada negara Yahudi Zionis kenapa tidak ada negara Islam? Maka sebenarnya itu barang baru. Dalam bahasa hadisnya ini muhdasatil umur.
Kedua, kenapa Nabi Muhammad Saw tidak menyebut Negara Madinah dengan sebutan Negara Islam? Memang kelihatannya ini persoalan kecil. Tapi ketika agama dipakai sebagai label formil sebuah lembaga kekuasaan, lebih-lebih yang namanya negara, yang terjadi agama yang dilabelkan itu bukannya menginspirasi para penguasanya bertindak seagung ajaran yang diambil sebagai label itu, justru memprovokasi penguasanya untuk bertindak seolah dia wakil agama yang tidak dapat disalahkan.
Maka, hampir semua negara agama yang resmi menyebut dirinya negara agama itu, lazimnya adalah negara dengan pemimpin otoriter absolut dan tidak mau dikritik. Karena dia merasa sebagai personifikasi dari agama. Inilah hikmahnya kenapa Nabi Muhammad tidak mengintrodusir sebutan Negara Islam Madinah padahal tidak  seorang pun bisa menghalangi itu kalau beliau mau.
Ketiga, apakah Islam tidak punya konsep tentang negara?  Saya yakin dan seyakin-yakinnya Islam punya, karena negara adalah sesuatu yang sangat  powerful di muka bumi setelah Tuhan. Maka kalau individu-individu dengan power-nya terbatas itu dibimbing ajaran moral, kenapa negara sebagai kekuatan kemanusiaan kolektif tidak dibimbing ajaran moral yang luhur?

Konsep Islam tentang Negara
Persoalannya memang bukan sekadar kendali label tapi kendali moral. Maka Islam juga punya konsep tentang negara. Ada dua yang pokok Pertama, negara harus bermuara kepada cita-cita keadilan dan keadilan, adalah sebuah nilai moral yang inklusif, tidak memandang asal-usul, warna kulit dll. Jangan sampai perasaan perkauman kita menodai komitmen kita untuk menegakkan keadilan. Dalam bahasa orang pesantren keadaan itu ekspesi dari sifat rahman Allah bukan rahim. Kepada siapapun apakah dia muslim atau tidak, manusia atau binatang, semua mendapat rahmat Allah di dunia.
Orang beragama Islam tapi malas dan tidak jujur pasti gagal dan dibenci orang. Tapi orang beragama apapun dia jujur bekerja keras, ulet, santun, dia pasti dihormati orang. Itulah hukum rahman Allah. Baru nanti rahim berbicara di akhirat berdasarkan preferennsi iman. Dunia ini adalah ekspresi aktualisasi rahman Allah. Kita menjadi muslim kalau tidak 100 %, 90 % karena kita terlahir dari keluarga muslim. Coba kita lahir di Eropa, Amerika latin atau Afrika. Hampir bisa dipastikan kita akan beragama lain. Jadi kita tidak bisa mendiskriminasi orang berdasarkan keyakinan. Allah yang punya kuasa Inklusivitas Islam di Indonesia sangat memadai untuk menjadi salahsatu kekuatan  Indonesia sebagai the Leader.
Kedua, prinsip yang digariskan Islam tentang negara kalau keadilan adalah tujuannya, dalam sebuah ungkapan yang sering dikutip juga oleh berbagai penceramah diikutip dari ibn Qayyim, ibn Taymiyah dan Ibn Aqil mengatakan; Allah akan meridhai negara yang adil meskipun kafir. Mungkin kafir di sini naksudnya tidak menyebut diri sebagai negara agama. Sebaliknya Allah bakal tidak sudi menolong negara yang zalim meski ia menyebut diri sebagai negara Islam. Inilah rahman Allah untuk kehidupan kita di dunia.
Prinsip yang digariskan Islam tentang negara adalah manhaj-nya. Kalau tujuannya (ghayah) adalah keadilan untuk semua (inklusif), maka wasilah/manhaj -nya adalah wa amruhum syura bainahum (urusan mereka dimusyawarahkan di antara mereka)  ‘Hum’- nya siapa? Semua stakehodler. Ini dua prinsip negara dalam Islam. Kita lihat dalam bangunan konsep dan landasan filosofis kebernegaraan kita, Jelas sekali sila kelima keadilan sosial sebagai ghayah-nya. Dan ‘Kerakyatan yang dipimpin oleh Hikmah kebijaksanaan dalam permusyawartan/ perwakilan’ ini adalah manhaj-nya.
Jadi sangat luar biasa dari sudut konsep. Ada  ‘… syura bainahum’ (sila keempat), masih ditambah tiga sila; Persatuan Indonesia (ukhuwah wathaniyah), Kemanusian yang beradil dan beradab (karramatul insan wal tukarrama bani adam) dan Ketuhanan YME. Jadi sudah lebih dari yang dipersyaratkan. Memang kita tidak menyebut pancasila dengan bahasa Arabistik. Sebagian saudara kita mericek karena tidak dikemukakan dalam bahasa Islam.
Bapak dan ibu sekalian. Jadi tidak ada lagi alasan bagi umat Islam untuk bersetengah hati dengan Republik ini. Tidak boleh lagi ada keraguan Sikap ini harus dikikis agar tidak habis energi yang harusnya kita kerahkan sepenuhnya untuk membangun negeri  ini. Saya yakin negeri ini memang diperuntukkan untuk umat Islam. Tuhan telah memberikan negara-negara besar bagi umat agama lain.
Kalau ini bisa kita bulatkan dan ICMI menggerakkan itu, akan lebih cepat kebangkitan negeri ini. Memang ada masalah-masalah yang kita hadapi sekarang tapi tidak boleh membuat kita putus asa. Ini justru bisa menjadikan kita stimulan untuk bekerja lebih keras dan membangun komitmen yang lebih hebat lagi.  Tentu saja bukan berarti syariat Islam tidak dapat ditegakkan di sini. Ini penting bagi umat Islam agar kita tidak ikut menambah rumitnya negara ini dengan menggugat hal-hal yang sebetulnya bisa kita atasi. Negeri ini sudah sangat Islam. Tinggal bagaimana kita secara formil konsep aktualisasi. Sekali lagi, kegagalan ini salahsatu di antara kita yang masih setengah hati. Mudah-mudahan ke depan kita akan sepenuh hati mendukung negeri ini menjadi baldatun tayyibah warabun gafur.  
Tausyah di Kediaman Wakil Utama Ketua Dewan Pakar ICMI Pusat, Prof. Dr. M. Nuh (14/8/12).




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Menahan Diri

Menahan Diri

Prof. Dr. Komaruddin Hidayat (Dewan Pakar ICMI Pusat)

P1250280EDIT

Salahsatu pesan dari puasa yaitu imsyak atau menahan. Ini salahsatu kata kunci puasa. Pertama, tentu yang paling populer, kita menahan diri ketika menjelang subuh. Lebih dalam lagi tidak hanya di situ.  Sebagai mana kita tahu, puasa bukan sekadar menahan diri dari makan dan minum. Tapi punya makna yang sangat dalam. Kita lihat seseorang atau bangsa yang sukses pasti punya kemampuan menahan diri untuk tidak tergoda pada kehidupan yang sekunder dan tersier.  Bangsa yang sukses itu yang sanggup melakukan self denial; mampu menahan diri untuk investasi kehidupan lebih besar dan jangka panjang.

Untuk cita-cita lebih besar
 Dalam konteks perjuangan politik, semua kalau mereka tidak mampu menahan diri, terburu-buru, biasanya akan gagal.  Dulu, waktu kemerdekaan 1945 misalnya, para Pendiri Bangsa, bagaimana mereka menahan diri dengan berbagai jalur diplomasi. Saya melihat film Bung Karno,  di situ terjadi dialog antara yang muda  dengan yang tua. Yang muda ingin segera tapi yang tua bisa mengendalikan diri dengan pertimbangan yang lebih rasional akhirnya menang.
Mandela pun begitu, yang kita masih ingat. ada kemampuan menahan diri untuk  tidak hanyut ditawari godaan oleh penguasa. Bahkan sampai dia bayar 27 tahun di penjara, kemampuan menahan diri seperti itu yang mengantarkan Afrika Selatan merdeka. Mandela dikenal dan dikenang, ditulis dengan tinta emas. Bayangkan bagaimana Mandela menahan diri selama 27 tahun, yang kalau saja dia mau, tidak usah sekian tahun dia bisa dapat fasilitas kekayaan luar biasa. Tapi ia mampu menahan diri. Khomaini mampu menahan diri. Dia sampai hijrah ke Prancis.
Kalau kita bicara sejarah Rasulullah, banyak sekali. Bahkan ungkapan yang sangat terkenal ketika usai memenangi perang badar; kita baru pulang dari jihad kecil untuk menghadapi jihad yang besar yaitu jihadun nafs. Jadi kemampuan memenangkan adalah menahan diri, menjaga fitrah. Ketika puasa, salahsatu agendanya bagaiman kita menahan godaan-godaan yang bisa merusak kefitrahan kita; nurani, kemuliaan, martabat, akal sehat. Maka, dalam kaidah fikih semua larangan Allah sesungguhnya kalau dilanggar akan merusak martabat kemanusaiaan. Perintah agama, kalau dituruti, sesungguhnya menjaga kemuliaan. nalar, akal sehat, keturunan, dsb. Itu populer dalam berbagai studi islam.
Kita menahan, apa yang ditahan? Godaan, dorongan, iming-iming yang akan merusak kemanusiaan, fitrah, ahsani takwim kita. Dalam politik kita lihat semua sangat gamblang. Minggu ini pun telanjang bulat, satu  prestasi MK menjatuhkan mantan MK seumur hidup. Karena dia tidak mampu menahan diri. Jadi ketika menjadi ketua MK dia tidak melaksanakan pesan puasa; menahan diri dari berbagai jebakan.
Di pesantren ada ungkapan; barangsiapa ingin meraih kemuliaan harus mampu menahan tidak tidur untuk belajar dan shalat. Itu kemampuan menahan untuk mencapai cita-cita. Jadi orang yang punya cita-cita besar harus mampu menahan diri. Itulah salahsatu pesan puasa. Ini juga diakui para sosiologi tentang teori modernisasi. Kalau kita membaca teori protestant ethic and the rise of capiltalism juga tentang modernisasi Jepang, itu kemampuan investasi jangka panjang, disertai kemampuan menahan diri untuk tidak menghabiskan keuntungan yang ada.
Sebagian masyarakat kita selalu tergoda untuk membeli gaya hidup. Alih-alih menahan diri, menabung, bahkan dia bisa bangkrut berburu harta kekayaan di luar kemampuannya untuk membeli gaya hidup. Dia tidak tahan dari godaan tersebut. Sekian banyak korupsi terjadi dengan pangkal tidak mampu menahan diri. Kemampuan  ini memang harus ditopang dengan pemahaman intelektual juga latihan, keteguhan jiwa. Sehingga kemudian fenomena keberagaman Indonesia paradoksal. Orang rajin puasa, umroh, haji, tapi tidak mampu  menahan diri dari berbagai godaan yang diperingatkan oleh agama.
P1250320EDIT
Ibadah untuk penyadaran
Kita terjangkit apa yang pernah terjadi dengan agama Kristen  abad pertengahan, yaitu adanya surat aflak. Dulu gereja menerbitkan surat, bahwa siapapun yang berdosa besar, kalau dia membeli surat itu dengan harga sesuai besaran dosa, dibayarkan ke gereja, dosanya akan hilang. Dengan bahasa mirip, kita pun begitu,. kalau dosa kita besar, rajin-rajinlah umrah. Jadi kalau kita sudah umrah sekalian membersihkan dosa-dosa pidana dan perdata. Padahal tidak akan lunas dengan rajin shalat dan umrah. Makanya dalam tradisi atau acara lepas orang meninggal, biasanya pihak keluarga berpidato;  saudara-saudara, terima kasih telah datang mendoakan jenazah. Kami minta tolong kalau ada  utang piutang dengan almarhum tolong laporkan kepada kami untuk kami lunasi. Agar nanti tidak menjadi penghalang perjalanannya di sana.  Jadi utang piutang tidak akan lunas kecuali dilunasi oleh Anak Adam. Bahwa itu minta diputihkan terserah, tapi sesama Anak Adam harus lunas.
Kalau kita  puasa tidak bisa melaksanakan, boleh bayar fidyah. Puasa itu untuk Allah tapi kalau kita tidak bisa, boleh dibayar dan yang menerima bukan Allah tapi sesama hamba. Kalau kita ibadah haji ada rukun yang tidak dilaksanakan, harus bayar dam, yang menikmati bukan Allah tapi sesama manusia. Artinya dalam islam kalau ada kekurangan ritual pada Allah boleh dibayar  dan yang menerima adalah sesama hamba Allah. Tapi kalau utang sesama manusia tidak  bisa dibayar kecuali dengan sesamanya. Jadi tidak ada kalau kita punya dosa korupsi dibayar dengan shalat tarawih, shalat sunah, umrah dan haji. Ia  gunanya untuk memberi penjernihan, rejuvenasi, pencerahan, sehingga tersadarkan. Man Shoma Romadhona Imanan Wahtisaban Ghufirolahu. Ihtisaban, salahsatunya ; aku punya utang piutang apa pada  tetanggaku , negaraku, kemudian dibayarkan,. maka diampuni.
Sekali lagi, kata kunci puasa pesannya imsak; menahan. Kita membaca ayat kehidupan telah menjamin, bahwa rang yang tidak bisa menahan dalam rangka mengembangkan potensi dirinya, akan sulit mencapai cita-cita. Banyak kawan kita yang tergelincir karena tidak bisa menahan, entah omongan. Coba amati selama kampanye, kita lihat siapa bisa menahan omongan, tindakan, pikiran, itu telanjang semua dalam panggung politik, juga keseharian.
Ada orang-orang yang tidak bisa menahan diri, kecuali yang fisik. Contoh, kita jalan-jalan di Amerika, jalan yang lebar tidak ada tengahnya dipatok-patok dibagi-bagi. Itu sudah otomatis tidak usah diberi tanggul-tanggul. Artinya, mereka bisa diatur, ditahan, dengan peraturan.  Tapi di sini tidak bisa. Bangsa ini belum bisa menahan diri, harus ada external force baru bisa. Di beberapa ujung jalan ada polisi. Artinya, ada polisi barulah kita takut. Itu sebetulnya bukan menahan diri, melainkan ada orang lain menjajah kita. Kita belum merdeka.
Pertanyaannya, bagaimana kita merumuskanulang metodologi, kurikulum pendidikan agama. Harus ada  peninjauanulang strategi pembelajaran agama. Saya yakin ada yang salah. Misal bab pertama jangan bab wudhu tapi  baabul ilmi. Mengapa? karena semua tanpa ilmu tidak bisa dipahami. Bagaimana Al Qur’an dicatat ilmu, Bagaiman maju mundur peradaban karena ilmu. Sehingga anak itu belajar agama ketemu baabul ilmi. Berikutnya baabul amal, tentang kerja. Bedakan kerja kuli dengan ilmu pengetahuan. Beda hasilnya. Handphone kalau saya timbang dengan mike lebih berat mike. Tapi harga lebih mahal handphone. Karena dalam handphone ada investasi iptek. Walau kecil, harganya mahal karena bermanfaat sebanyak mungkin pada penggunanya.
Seseorang  juga begitu. Kalau invetasi iptek tidak padat maka harganya murah. Kita akan ekspor gelondongan. kayu mentah, batubara, sehingga riset tidak berkembang. Apa yang diriset, dijual mentah semua kok. Tapi di negara industri, yang dijual hasil risetnya. Maka belajar agama integrasikan amal yang produktif,, tambah ilmu. Tapi ketika berilmu kalau tidak ada trust, bangkrut kita. Maka dibutuhkan karakter.  Yarfa’illahul ladzina amanu minkum wal ladzina utul ‘ilma darojatan. Ini tafir ayat menjelaskan teori Fukuyama tentang trust yang merupakan tafsir dari sebuah bangsa. Seseorang  akan naik derajatnya kalau ada iman dan ilmu. Terjemahan iman itu integritas. al amin, amanah.
Tausiyah Ramadhan di kantor Adi Sasono (Dewan Kehormatan ICMI Pusat), Senin, 3 Juli 2014

 Sumber: http://sitarlingicmi.wordpress.com/

Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Rabu, 13 Agustus 2014

Adil, Ihsan, dan Itsar


KH Nur 9389009489_c49c2707f2_z 
Alam Bakhtir |
Tujuan puasa yang disyariatkan sejak Nabi Adam yakni la allakum tattaqun. Wujud dari ketaqwaan adalah amal saleh. Amal saleh memiliki dimensi vertical dan horizonal. Dalam surat An Nahl : 90. Sesungguhnya Allah menyuruh (kamu) berlaku adil dan berbuat kebajikan, memberi kepada kaum kerabat, dan Allah melarang dari perbuatan keji, kemungkaran dan permusuhan. Dia memberi pengajaran kepadamu agar kamu dapat mengambil pelajaran.

Tiga Level Amal Saleh
Bahwa yang dinamakan amal saleh ada tiga level. Pertama, amal saleh yang tarafnya adil. Ini yang digembargemborkan karena batas adil adalah zalim. Level kedua adalah ihsan dan ketiga adalah itsar Dalam surat Al Hasyr ayat 9:
Dan orang-orang yang telah menempati kota Madinah dan telah beriman (Anshor) sebelum (kedatangan) mereka (Muhajirin), mereka (Anshor) ‘mencintai’ orang yang berhijrah kepada mereka (Muhajirin). Dan mereka (Anshor) tiada menaruh keinginan dalam hati mereka terhadap apa-apa yang diberikan kepada mereka (Muhajirin); dan mereka mengutamakan (orang-orang Muhajirin), atas diri mereka sendiri, sekalipun mereka dalam kesusahan. Dan siapa yang dipelihara dari kekikiran dirinya, mereka itulah orang orang yang beruntung
Mereka lebih mengutamakan orang lain sungguhpun dirinya butuh. Misal: puasa; kalau kita bepergian dan sakit, adil kalau kita tidak berpuasa dan diganti di hari lain. Orang yang tidak mampu berpuasa karena sakit yang kronis atau sudah tua, yang tidak mungkin berpuasa , fidyah memberikan satu orang miskin makan. Tapi kalau lebih memberikannya satu karung atau 100 orang miskin, itu namanya ihsan. Kalau ia tetap berpuasa walau perjalanan 10 jam di pesawat terbang itu namanya itsar. Kalau kita mengutangkan uang kepada seseorang, adil kalau kita tetap menagih. Tapi di kala paceklik kita tidak menagih, memberikan keluangan kepada orang yang bersangkutan, itu namanya ihsan. Ternyata setelah kita tagih orang itu tidak punya kelapangan rizkinya, selalu paceklik, kita hibahkan sebagian atau seluruhnya, itu namanya itsar.
9391780336_ae0cfc341e_z
Seorang istri bisa berbuat itsar dalam keluarga. Kalau ternyata ditemui suaminya diam-diam menikah lagi, ketahuan oleh istri yang tua. Istri menuntut minta cerai. Itu tidak berdosa; adil, karena punya hak untuk tidak mau dimadu. Tapi kalau istri sekiranya tidak minta cerai, itu namanya istri yang ihsan. Apalagi kalau ternyata suami istri tidak punya anak. Istri menawarkan kepada suaminya sebagimana Siti Sarah menawarkan kepada Nabi Ibrahim untuk menikahi Siti Hajar. Itu namanya itsar. Tapi sebaliknya, kalau ada teman saya yang hadiri di sini ternyata punya kemampuan uang banyak, jabatan tinggi, tidak tergoda oleh wanita lain, istrinya tetap satu. Itu namanya suami telah berbuat itsar, lebih mengutamakan perasaan istri dan anak-anak ketimbang hawa nafsu dirinya. ini luar biasa.
Sebentar lagi Pemerintah akan berbuat ihsan terhadap rakyat. Kabarnya pada 2014 ada yang namanya Jaminan Kesehatan Nasional, di mana seluruh rakyat tanpa kecuali yang miskin maupaun kaya, punya hak untuk berobat secara gratis. Beritanya di kalangan dokter di RSPAD, di kala saya berbuka puasa. Jadi terlalu banyak kalau kita bisa berbuat ihsan. Makanya kalau melihat Islam harus universal. Di Islam ada qisas. Qisas adalah adil. Tapi kalau keluarga korban memaafkan, itu namanya ihsan. Apalagi kalau membebaskan dari diyat, itu namanya itsar. Sungguh luar biasa Islam itu
Saya dalam sebuah seminar dengan gereja-gereja. Kalau orang Islam masjidnya dibakar satu, maka punya hak untuk membakar satu gereja, bukan lima. Tapi kalau orang Islam memaafkan, tidak membakar gereja, itu namanya orang Islam yang ihsan. Apalagi kalau membantu membangun gereja, itu namanya itsar.
9391781796_b7a7998ac7_z
Ini perilaku Rasulullah dan para sahabat. Walau punya roti satu, di kala ada orang yang lebih membutuhkan, maka roti itu dikasih. Ia punya beberapa butir kurma, kalau toh ternyata ada orang yang lebih membutuhkan itu dikasih kepadanya, itu namanya itsar. Sangat luar biasa dan sesungguhnya inilah mudah-mudahan ke depan kita mempunyai presiden, menteri, gubernur, perangkat dan rakyatnya yang juga itsar. Kalau semua itsar, tidak akan ada demo karena semua mementingkan orang lain ketimbang diri sendiri.
Dari Tausiyah Ramadan di kediaman Ketua DPR RI/ Wakil Ketua Dewan Penasehat ICMI, Dr. Marzuki Ali (25/7/ 13)

SUMBER: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2013/10/21/adil-ihsan-dan-itsar/
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Peran Masjid di Masa Rasulullah

Peran Masjid di Masa Rasulullah

 P1180974EDIT
Prof Dr. Nasaruddin Umar ~ (Dewan Penasehat ICMI Pusat ) 
Kira-kira kurun waktu 1403 tahun lampau, persis bulan suci Ramadan, Rasulullah meminta pendapat para sahabat. Wahai para sahabatku, akan diapakan tawanan-tawanan perang ini? Perang badar waktu itu terjadi pada bulan suci Ramadan, dan di luar dugaan para pengamat, pemimpin kabilah waktu itu. Justru  dalam perang ini, yang memimpin bukan panglima angkatan perang, tapi rajanya langsung, bahkan diikuti permaisurinya untuk memusnahkan Nabi Muhammad dan misi ajaran Islam. Perang sekutu waktu itu dipimpin raja, para menteri, semua terlibat untuk perang Badar ini. Kenapa? Karena sangat yakin pasti menang. Bagaimana mungkin senjata tumpul  dan tentara sedikit bisa mengalahkan pasukan elit sekutu.

 Tawanan Jadi Guru
Tapi Al Qur’an mengabadikan; “nyali pasukan sekutu diperkecil dengan hadirnya  tentara berjubah putih memenuhi padang pasir. Diabadikan juga dalam hadis; banyak tentara yang tidak dilihat pasukan muslim tapi dilihat oleh tentara musuh. Riwayat juga menyebutkan; ada angin kencang dan menerbangkan kemah-kemah pasukan musuh termasuk menerbangkan pohon dan pelepah korma. Anehnya, pelepah korma yang ditiup angin pabila terkena leher akan putus. Terbelah.
Singkatnya,  pasukan musuh menyerah. Tawanan perang drantai di depan masjid Nabi. Ini salahsatu  fungsi masjid Nabi sebagai penjara tawanan perang. Rasulllah  berpendapat, ini akan menjadi beban ekonomi Madinah, sudah pengungsinya terlalu banyak ditambah tawanan perang. Sementara hanya 7 oase yang bisa menghidupi masyarakat Madinah. Maka Nabi Muhammad mengambil sikap, dikumpulkan sahabat-sahabat malam hari untuk memutuskan akan diapakan tawanan-tawanan perang tersebut. Umar paling cepat mengangkat tangan; ‘Interupsi Rasulullah, kembalikan kepada hukum adat perang. Laki-lakinya dibunuh dan perempuannya diperbudak. Abu Bakar interupsi; ‘Rasulullah, saya tidak setuju. Mereka ini bukan  orang sembarangan. Orang-orang pintar bahkan raja.  Bagaimana kalau kita bebaskan dengan syarat  memberikan keterampilan bagi masyarkat Madinah’. Nabi menyetujui pendapat Abu Bakar.
Langsung Nabi meminta kumpulkan tiap kelas, tidak lebih dari 20 orang. Dalam hadis disebutkan. Pertama yang diorganisir adalah perempuan. Siapa yang berminat untuk salon kecantikan. Kemudian dipanggil pembantu-pembantu permaisuri yang ahli kecantikan. Lalu siapa yang berminat untuk pelajaran menyamak kulit; suatu mata pencarian keterampilan masyarakat Madinah waktu itu. Siapa yang berminat untuk menjadi tukang kayu, pandai besi dan membuat senjata yang paling  canggih . Karena yang ditawan ini adalah mereka yang sangat pintar membuat senjata canggih waktu itu.
Akhirnya, terkumpul sekian grup dalam masyarakat Madinah tanpa harus membedakan agama apapun juga. Yang paling penting juga harus dikumpulkan adalah siapa  yang berminat untuk menjadi ahli bahasa asing, terutama pemuda dan pemudinya. Rupanya Rasulullah, ini yang jarang diungkapkan, sangat mengajurkan umatnya untuk memahami bahasa asing. Dikumpulkan orang-orang ahli bahasa supaya masyaralat Madina bisa berbahasa asing. Memang dalam Al Qur’an disebutkan pelajaran yang paling pertama diajarkan Allah kepada manusia adalah bahasa.Wa ‘allama adama al-asma ‘a kullaha (Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama [benda-benda] seluruhnya,.. ) Al Baqarah 31.
P1180972EDIT
Jadi, begitu Adam di-install roh ke dalamnya, pelajaran pertama yang dimasukkan adalah bahasa. Inilah bahasa yang menyebabkan Adam lebih unggul dari malaikat. Nabi Muhammad juga memilih sekretarisnya Zaid bin Tsabit tidak pernah ganti selama kabinet Nabi. Tidak pernah ganti sekretaris pribadi sejak di Mekkah sampai Madinah. Apa  rahasianya? Ternyata salahsatu kehebatan Zaid, satu-satunya sahabat yang ahli 6 bahasa dunia waktu itu; bahasa Qibti, Suryani, Romawi, Persia, Ibrani, dan Arab. Bahasa Arab waktu itu juga lebih dominan bahasa suku-suku. Makanya ada ayat dan hadis, kalau kita berselisih paham tentang bahasa Arab, ambil bahasa yang berlahjah Quraisy. Tiap kabilah punya bahasa Arab masing-masing Jadi  univikasi bahasa Arab itu, tidak banyak yang tahu, justru terjadi pada masa nabi. Sebelumnya bahasa Arab tidak satu.
Mata Air Madinah
Bapak dan ibu sekalian, yang menarik dari peristiwa ini ialah, orang-orang yang ditawan tadi itu tercengang. Mereka sudah menanti dirinya dieksekusi tapi yang terjadi adalah pengampunan. Yang paling pertama dipikirkan Rasulullah juga adalah dibanjiri kota Madinah dengan para penungsi dari Mekkah, kabilah-kabilah yang mengikuti Nabi. Persoalan pertama yang dihadapi masyarakat Madinah waktu itu adalah mata air. Hanya 7 oase di Madinah dan sekitarnya. Tidak cukup untuk memberi minum mulut-mulut manusia dan bintang ternak, juga menyiram tanaman, sayuran, kurma. Maka Rasululah membuat sistem bagaimana mengatasi mata air.
Mata air di bagian Madinah Utara dimonopoli Yahudi. Makanya tidak banyak diungkap mengapa Rasulullah memerangi orang yahudi, bukan karena dia beragama Yahudi, bukan karena Beliau anti agama Yahudi. Ada 15 kali Allah menyebutkan kata ‘Yahudi’ dalam  Al Qur’an itu bentuk pengakuan. Kenapa Yahudi diperangi? Karena mereka sangat memonopoli mata air, oase yang ada di bagian utara itu. Air, api, tidak boleh dimonopoli. Bagaimana supaya air-air yang tadinya dimonopoli oleh minoritas Yahudi ini diberikan juga sebagai milik bersama. Mata air menurut kebijakan Nabi tidak boleh dimonopoli satu kabilah/etnik saja. Subhanallah. Akhirnya bisa terpecahkan semua orang. Semua bisa makan tapi kalau tidak bisa minum itu juga problem. Walau juga memang harus berhemat.
Maka itu Nabi me-manage. Dari sinilah keluar manajemen bahwa wudhu itu tidak boleh lebih dari tiga kali. Wudhu itu tidak boleh mubazir air karena pada waktu itu air sangat mahal. Konsep tayamum itu juga muncul karena untuk mengatasi kesulitan air Madinah waktu itu.  Jadi kita di Indoensia tidak usah pakai konsep tayamum-lah. Di mana-mana ada air. Tapi dulu pada masa Nabi, betapa, apalagi kalau musim kering, oase bisa sampai kering juga. Perang=perang kabilah terjadi karena mata air. Dalam pembunuhan anak perempuan memang pernah terjadi. Itu sebabnya juga karena mata air. Kontrol penduduk waktu itu tidak ada kb, pil, kondom. Cara mengontrol penduduk supaya tidak over population itu  dengan membunuh anak perempuan, dan itu tradisi turun temurun masyarakat kabilah. Karena kalau misal satu oase dalam satu kabilah hanya mampu menghidupi 100 orang tapi populasinya sudah 150 orang, mau tidak mau harus mencuri air di kabilah lain. Terjadilah perang suku dan bisa sangat memusnahkan dua kabilah itu.
P1180979EDIT
Supaya terkontrol kebutuhan mata air, binatang ternak juga tidak boleh melampaui jumlah  tertentu. Karena sangat tergantung pada mata air. Satu-satunya mata air yang tidak pernah kering ialah zamzam. Makanya muncul konsep kepemimpinan al-aimmah tu min Quraisy ( “kepemimpinan itu harus di tangan kaum Quraisy). Jadi kabilah yang tertinggi martabatnya adalah kabilah Quraisy. Quraisy itu berasal dari kata Qursyr; ikan hiu putih. Orang-orang Quraisy mengalungkan hiu putih. Ini simbol bahwa Quraisy juga pendatang  dari pantai selatan, kemudian mencaplok oase zamzam, dan memang etniknya sangat kuat dan pintar. Bayangkan, Khadijah sudah umur 40 tahun, kalau kita di Indonesia sudah menopause. Tapi masih bisa memberikan 5 anak terhadap Nabi. Jadi kalau Aisyah dinikahi Nabi umur 6 tahun dan digauli pada usia 9 tahun, jadi janda umur 15 tahun , jangan dibandingkan dengan gadis kita di sini. Harus dilihat pada konteks waktu itu.
Fungsi Menara Masjid
Saya ingin mengulang sekali lagi, apa yang sudah dilakukan Nabi terlalu modern untuk jamannya. Dalam sejarah disebutkan, 3 tahun pasca pengajaran keterampilan di masjid itu, produk-produk masyarakat Madinah sudah diekspor. Kalau kita mau memakai bahasa modern, sudah sampai ke seberang; mawar an nahr, Tarsoxiana. Produk-produk kulit, senjata. Nabi juga menjual senjata, mengekspor sampai ke daerah-daerah tertentu. Maka itu Beliau diperhitungkan betul. Yang menarik di sini, bengkel untuk semua di masjid. Jadi 10% fungsi masjid adalah fungsi ibadah, 90% fungsinya adalah kegiatan umum. Beda dengan kita sekarang. Kita memberdayakan masjid. Kalau Nabi, masjid memberdayakan masyarakat. Di masjid Nabi berfungsi peradilan. Seluruh persoalan, perkara-perkara diputuskan di masjid. keputusan masjid tidak ada yang protes karena keputusan Allah. Kalau pengadilan lain mungkin banyak pertanyaan.
Di masjid Nabi juga sebagai rumah sakit. Tawanan perang dan orang sakit diobati di masjid. Dokternya dipanggil. Masjid Nabi juga dipergunakan untuk tempat menerima tamu, baik dari kabilah setempat maupun luar negeri. Termasuk tamu-tamu asing non Islam. Ada riwayat yang sangat tekstual, bisa dipertanggungjawabkan. Nabi pernah menerima 60 orang tamu inter-faith di masjid. Nabi sedang shalat ashar, dan terpaksa tamunya menunggu. Setelah itu Nabi melayani mereka. Ada  etnik dari agama tertentu yang berkata , ini sudah hampir magrib saya belum beribadah, Nabi mempersilakan cari tempat melakukan kebaktian di sekitar komplek masjid tersebut. Bayangkan kalau masjid dipakai kebaktian. Seperti apa itu ributnya.
P1180866EDIT
Masjid Nabi juga dipakai untuk pertunjukan kesenian. Jadi Nabi itu seniman. Tiap hari raya Ied, Aisyah memanggil biduan dari Habasyah, dekat Yaman. Bawa lengkap alat-alat musik di situ. Nabi sangat mencintai seni. Masjid Nabi juga digunakan untuk kelas sekolah, kelas perempuan dan laki-laki belajar bahasa dan berbagai keterampilan.
Yang menarik juga adalah menara masjidnya. Dulu tidak punya menara tapi pinjam rumah tetangga yang tinggi tempat azan Bilal. Akhirnya dibuatkanlah menara masjid. Dalam sirah disebutkan, ternyata menara masjid bukan hanya digunakan azan tapi sahabat naik di ketinggian itu untuk mengamati rumah mana yang tidak pernah berasap dapurnya dan rumah mana yang selalu berasap dapurnya. Turunlah sahabat bertanya ke salahsatu penghuni rumah; kok dari kemarin asapnya mengepul terus? / Oh, iya, Alhamdulillah, kabilah saya baru sampai dari luar. Banyak yang bisa dimasak./ Tahu tidak, dapur di rumah di samping masjid sana tiga hari tidak mengepul asapnya. Tidak ada yang bisa dimasak./ Oh, kalau begitu saya harus silaturahim./ Jadi menara masjid itu bukan gagah-gagahan. Ada fungsi sosial ekonominya.
Dahsyat sekali. Nabi Muhhammad dan komunitas Arabnya ini tidak pernah diperhitungkan dua adidaya pada waktu itu:  Persia di Timur maupun Roma Bizantium di Barat. Tdak pernah mengintip Jazirah Arab mau dijajah. Untuk apa daerah padang pasir kering seperti itu. Masyarakatnya terasing. Kalau Suriah memang karena agak subur. Tapi begitu Rasulullah hebat di sana maka mulailah mereka mencari muka terhadap Nabi. Romawi menjalin komunikasi denan Nabi Muhammad. Persia juga tidak kalah. Nabi Muhammad inilah yang mencegah perang Timur dan Barat. Dulu 400 tahun lamanya Romawi Bizantium dan Persia perang. Tapi setelah Nabi Muhammad lahir, jarang terjadi sampai akhirnya berhenti karena Persia dan Bizantium masuk Islam.
Sejarah Islam sebetulnya adalah sejarah Ramadan. Hampir  semua prestasi-prestasi monumental dunia Islam terjadi dalam bulan suci Ramadan. Penaklukan kota Mekkah, perang Badar, pendirian universitas Al Azhar, tertua di dunia. Ada ensiklopedia bulan Ramadan, ternyata sejarah yang diperoleh dalam bulan suci Ramadan monumental, tidak terkecuali Indonesia merdeka  pada bulan suci Ramadan. Kerajaan lokal di Sulawesi Selatan itu juga satu persatu takluk pada bulan suci Ramadan. Saya tahu persis, karena Kerajaan Bone, kampung saya, sekian lama tidak bisa ditaklukkan, tapi juga takluk pada bulan suci Ramadan.
Dari Tausiyah Ramadan Di Kantor Bapak Adi Sasono (Dewan Kehormatan ICMI Pusat) (15/7/13)

Sumber: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2013/07/22/peran-masjid-di-masa-rasulullah/ 



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Makna di Balik ‘Iqra’ yang Diulang

Makna di Balik ‘Iqra’ yang Diulang

P1250558EDIT
Prof Dr. Nasaruddin Umar ~ (Dewan Penasehat ICMI Pusat ) 
Dalam suasana nuzulul Al Qur’an ini, saya ingin menyampaikan, ada hal yang jarang dibahas dalam kitab tafsir dan diceramahkan. Padahal, menurut hemat saya, ini amat penting. Yaitu mengapa sosok Jibril  menggunakan kalimat perintah tiga kali; iqra, iqra, iqra.  Tidak mungkin sosok seperti Jibril melakukan redundant; mubazir. Pasti tiap titik koma punya makna.

Kosakata Yang Asing 
Rasulullah sendiri juga seperti bingung waktu itu.  Sampai berkata; ma ana biqari. Secara ilmu semantik, qaraah adalah suatu kosakata yang tidak familiar di bangsa Arab waktu itu. Karena qaraah padana dengan kataba. Qaraah artinya membaca kitab suci. Sementara di dunia Arab tidak pernah turun kitab suci. Orang Arab itu kalau qaraah merujuk kepada pembaca kitab suci. Jadi Jibril mengatakan iqra. rasulullah menjawab  ma ana biqari.
Mohon maaf, rasanya tidak bisa diterjemahkan bahwa nabi Muhammad buta huruf hanya karena mengartikan ma ana biqari.  Apa kita bangga dipimpin seroang nabi buta huruf? Orang secerdas seperti itu masa’ membaca saja tidak bisa, hanya karena kita membaca qaraah dalam perspektif modern. Padahal qaraah pada masa nabi adalah suatu bahasa Arab yang tidak familiar bagi orang Arab sendiri. Kecuali talaa  yatluw, `utlu;  membaca. Palestina tempat orang membaca kitab suci, karena hampir semua kitab suci turun di sana. Tidak pernah ada kitab suci turun di jazirah Arab.  Maka Nabi mengatakan; saya bukan bangsa pembaca kitab.
Iqra | ma ana biqari.| … baru yang keempat; iqra bismi rabbilkallazi khalaq. Dalam satu tafsir isyari disebutkan, ternyata iqra pertama artinya how to read. iqra kedua; how to learn. ketiga; how to understand. keempat; iqra bismi rabbiq ; how to elevate. Jadi kalau kita baca Al Qur’an kejar target, sudah berapa juz, itu iqra pertama. Ingat , Jibril memerintahkan, bukan hanya satu kali. Ini juga yang perlu kita perjelas, bahwa ustad kita sering mengatakan iqra; bacalah Al Qur’an. Padahal Al Qur’an belum ada waktu itu.
Jadi yang perlu dibaca, dalam ilmu balaghah. ilmu bahasa Arab, apabila ada fi’il amr tanpa maf’ul/ kalimat perintah tanpa objek. Itu yufidul an;  menunjukkan kepada apapun. Semua harus dibaca,  dan yang tentu harus dibaca adalah segala sesuatu selain Allah adalah ayat. Alam raya ini adalah ayat. Sanurihim ‘ayatina fi-l ‘afaqi wa fii anfusihim. diri kitra juga ayat.  Kita diperingatkan bahwa tidak hanya mampu membaca dalam pengertian how to read and learn, tapi juga bagaimana lebih melibatkan lagi tingkatan kesadaran berikutnya. how to understand. Iqra ketiga ada keterlibatan tidak hanya intelektual tapi juga emosional. Iqra ketiga lebih mendalam lagi, ada  keterlibatan emosi.
Contoh, kita melihat banyak foto. Kita melihat ibunda kita . di antara sekian banyak foto kenapa kita terpana melihat foto ibunda kita? Karena ada iqra ketiga di situ. Sejak beliau pergi, tidak ada lagi air mata tumpah mendoakan aku. Demikian kata anaknya. Kita melihat pohon kelapa. Yang menanam adalah bapak saya. Beliau tidak sempat menikmati buahnya. Sayalah yang menikmatinya. Begitu melihat pohon kelapa itu, dia terharu dan terkesan, bahwa di balik buah yang enak ini ada keringat yg pernah mengucur.
ICMI harus mensponsori, sekarang sedang era revolusi mental, mustahil ada revolusi mental  tanpa ada perubahan metodologi atau epistimologi. Maka itu perlu iqra. Apa yang tadi disampaikan Pak Habibie, kalau dalam ilmu tafsir, ini perlu disyarah, perlu diberikan anotasi. Banyak sekali, singkat tapi sangat padat.  Iqra ketiga ini yang kurang dalam umat islam. Bisanya hanya sampai di iqra kedua.  Maka banyak orang makin pintar tapi makin kurang ajar. Mungkinkah ICMI  menjadi ukuran dalam melihat seorang ilmuwan yang tidak mesti harus menyakiti perasaan orang lain.
Baru sedikit orang yang bisa mencapai iqra ketiga. padahal Jibril sudah memperingatkan kita. Iqra.  Lebih sedikit lagi yang mencapai iqra keempat. Kalau orang sudah sampai ke iqra keempat melibatkan spiritualitas, cinta kasih yang sangat dalam. Maka tidak ada satu pun yang tidak bermakna.  ma halaqta hadza bahtila, dan inilah yang dipegang sesungguhnya oleh ilmuwan kita pada abad pertengahan. Pribadi yang sangat utuh.
P1250571EDIT
Saya berikan satu contoh; Ibn Rusyd.  Kalau membaca Ibn Rusyd kira-kira otaknya seperti Pak Habibie. Dia menulis sebuah buku; bidayatul mujtahid. Kalau ulama fikih pernah membacanya, seperti tidak ada lagi kitab  fikih komprehensif selengkap bidayatul mujtahid. Lupa bahwa buku tersebut ditulis seorang dokter yang menulis buku kedokteran Tidak pernah ada yang menyangka kalau Ibn Rusyd seorang fuqaha. Tapi membaca satu karyanya lagi Fasl al-maqal fi ma bayna hikmal sharia, tidak pernah ada yg menyangka kalau dia seorang dokter. Mungkin dianggap seorang sufi yg sangat hebat. Jadi dia sufi, dokter, dan ahli fiqih.  Prakteknya, kalau pagi hari menjadi qadi, di siang hari jadi filosof, di malam hari dia sufi. Pribadi yang utuh.
Ilmuwan lagi juga sama. Jabir ibn Hayyan dikenal the father of chemistry. Lebih dahulu dia menjadi seorang sufi baru menjadi ahli kimia. Anak nakal sebelumnya.  Hati-hati terhadap anak nakal yang pada masa muda, biasanya bikin kejutan di masa tua. Jadi tidak perlu takut terhadap JIL di masa muda tapi justru ibn Arabi, imam al Ghazali, Hasan Basri , mantan pemikir bebas. Tapi karena faktor umur dan kematangan dia menjadi orang paling hebat. Jadi jangan mengecilkan semangat orang yang mungkin berbeda dengan kita sebagai orangtua. siapa tahu di kemudian hari akan menjadi orang hebat. Jabir mengakui; saya dulu sangat nakal, kasar, keras, tapi di atas sejadah malam kok bisa menangis. Perbuatan cengeng seperti ini. Di siang hari dia merenung, hati yang sangat keras bisa lembut. Dia melihat sebuah bongkahan. Batu yang keras ini kalau diproses dan diasah akan menghasilkan batu mulia dan harganya akan lebih mahal. Diambilnya batu itu, dibelah, diasah, jadi permata. Dia melihat logam ini, kalau kita proses akan menjadi logam mulia, emas. Jadi al kimia yang melahirkan kimia.
Pengetahuan Keilahian
Kelemahan kita  sebagai seorang ilmuwan modern  mungkin karena terlalu cerebral-oriented Akhrinya apa yang terajdi, ilmu selalu kita konotasikan dengan akal. Padahal sesungguhnya, wilayah kita ada divine knowledge. Tiap orang memiliki human knowledge dan divine knowledge. Divine knowledge (pengetahuan keilahian) ada 3 tingkatan. Kalau jatuhnya kepada seorang nabi, maka itu disebut wahyu, 100% benar maka itu disebut haqqul yakin. Kalau  jatuhnya kepada seorang wali, kira-kira 90% benar.  Divine knowledge adalah. tingkat kebenarannnya ainul yakin. Kalau orang seperti kita jangan kuatir, kita juga punya akses untuk ke sumber knowledge namanya ta’lim. Prosentase kebenarannya di atas 80%. Tingkat kebenarannnya ilmul yakin.
Jadi, bapak-ibu sekalian, semua orang punya kemampuan mengakses alam sana. Kita tidak bisa hanya percaya satu alam. Al Fatihah yang selalu kita  baca. Alamin itu jamak. Kalau hanya satu alam; alamun. jadi ada alam syahadah mutlak, alam syahadah relatif, alam ghaib relatif, alam gaib mutlak dan ada yang bukan alam.  Itulah wilayah keilahian wahidiyah dan ahadiyah dalam imu tasawuf.  Orang yang bersih hatinya mampu mengakses alam-alam di atas. Makin tinggi alam itu makin dekat  kepada Allah. Makanya kita baca dalam jami karamatul aulia; alangkah miskinnya seorang ilmuwan kalau gurunya hanya orang hidup. Bahkan ada lagi, alangkah miskinnya seorang murid kalau gurunya hanya manusia biasa. Ternyata ulama kita belajarnya kepada macam-macam. Misal, kita dari sunni,  ihya ulumuddin ditulis di puncak menara masjid damaskus. Ada yg protes, syelkh, banyak sekali hadis di ihya ulumuddin yang saya tidak pernah baca di kitab hadis. Ia menjawab; saya tidak pernah menulis sebuah hadis dalam kitab ihya tanpa konfirmasi dulu kepada Nabi. Rasululullah wafat 622 H, al Ghazali 1111 H.  Ada duaratusan hadis dalam ihya. Berarti bisa duaratusan kali bertemu Nabi hanya satu kitab.
Kata Rasulullah  dalam hadis bukhari muslim, siapa yang bermimpi menjumpai aku, aku betul-betul yang dilihat. Satu-satunya wajah yang tidak bisa dipalsukan iblis adalah wajahku. Itu bukan hanya Imam al Ghazali.  Dalam jami karamatul aulia ada 459 wali di situ. Tidak ada wali songo, saya lihat tidak tahu kenapa. Rata-rata  punya akses ke sumber ilmu pengetahuan.  Jadi betapa dangkalnya ilmu pengetahuan kita kalau menafikan apa yang sekarang ini dipandang enteng.  Astrologi. katanya bidah. Padahal justru kalau kita lihat ada 27 ilmuwan terkemuka pada abad pertengahan mengakuinya. Hanya astrologi mereka tidak seperti astrologi Cina, Romawi/ Eropa dan India. Itu memang syirik. Astrologi islam tidak lain adalah mukasyafah itu sendiri.  Kita tahu kalau orang bersih hatinya mampu memantulkan cahaya  dari yang Maha Bercahaya.
Jadi sumber pengetahuan dalam Islam ada enam. Sementara Barat hanya akumulasi deduktif keilmuwan itu. kita percaya mimpi sebagai sumber ilmu pengetahuan. Kalau tidak meyakininya, berarti  sebagian ajaran Islam hilang. Wajib hukumnya menyembelih domba saat idul adha dasarnya mimpi. Aku melihat engkau dalam mimpi, aku menyembelih engkau. Kalau menolak mimpi, sebagian ajaran islam  hilang. Dalam Islam ada 5 tingkatan mimpi.Ada yg disebut al hilm; anak remaja yang bermimpi basah; hilmun. Ada lagi manamats; mimpi para nabi. sama dengan wahyu. Ada lagi ru’ya sadiqa; beberapa wali termasuk Nabi Yusuf menggunakan istilah tersebut.
P1250598EDIT
Ada lagi yang disebut waqiiyat, para suluk, pemimpin tarekat tempo dulu. Betul-betul sangat bersih hatinya. Dalam satu kitab kuning. suhra wardi. ‘pak kiyai habis perbekalan ini, setelah tadabur ke gunung. Kita berdoa. Antara tidur dan tidak, dia diperlihatkan, pergilah ke bawah pohon gali di situ ada bungkusan  jubah warna hijau. Hati-hati karena di dalam kantungnya ada keping-keping emas.  Para santri menggali dan benar ada. Kalau kebetulan hanya ada 2-3. Kalau ada ribuan pasti  bukan kebetulan. kalau ini ditiadakan, berarti besar sekali kerugian umat Islam.
Karena itu, bapak-ibu sekalian, kita menuntut ilmu terlalu otak- oriented. Akhirnya kita lihat sekarang apa yang terjadi. divine  knowledge tidak diminati orang.  Padahal diakui atau tidak, pengakuan yang cerdas tiba-tiba muncul dalam benak kita bukan punya kita tapi Allah. Ada dua macam pengetahuan; melalui olah nalar bahasa arabnya ilmun.  Ada olah batin; ma’arifah. ilmun sedikit tapi hikmah dahsyat luar biasa. Unlimited. Tanpa batas. “Yu‘-til-hikmata man yasyaa-u waman yu’tal-hikmata fa qad uutiya khairan katsiiran” . “Allah memberikan kebijaksanaan (hikmah) kepada siapa yang dikehendakiNya. Dan orang yang diberikan Allah kebijaksanaan itu, sesungguhnya telah diberi kebaikan yang banyak” (QS:Al Baqarah 269) .
Terakhir saya ingin menyimpulkan sudah saatnya ICMI mempromosikan suatu metodologi keilmuwan yang bisa mengeksplor kembali nilai-nilai luhur kita.  Nilai-nilai Al Qur’an itu sendiri. Terlalu banyak kerugian kalau kita menafikan sumber-sumber ilmu pengetahuan  disebutkan tadi, termasuk intuisi yang dipelihara akan sangat tajam. Mintalah pandangan terhadap hati. Tapi bagaiman hati yang tidak pernah terawat bisa dimintai pandangan, karena hati-hati, iblis sekarang bisa menyamar menggunakan jubah malaikat. Sebaliknya malaikat juga kadang menggunakan jubah iblis untuk menguji kita.
Saya akan menutup dengan hadis; suatu saat Abu Hurairah, pemegang kunci baitul maal diperingatkan Rasulullah, hati-hati nanti malam akan datang pencuri. lewat tengah malam. Muncul dan ditangkap. Ia lalu memohon; maaf saya terpaksa mencuri karn orang yua dan anak saya sakit. dilepas. Kata Rasulullah nanti malam akan datang pencuri baru. Begadang. Akhirnya ditangkap lagi. Singkatnya beriba-iba lagi terhadap Abi Hurairah.
Sampai malam ketiga masih ada pencuri yang datang dan ditangkap mengatakan; terima kasih abu hurairah, dua malam berturut-turut engkau melepaskan aku. Sekarang engkau akan menyerahkan ke pengadilan, mungkin saya akan dieksekusi, tapi sebelumnya saya akan meghibahkan kepadamu tanda terima kasih. Apa itu? saya akan mengajari engkau wirid. Kalau engkau membacanya kamu tidak akan pernah bisa digoda oleh iblis. dan kalau engkau baca setan dan iblsi lari terbiritbirit sampai mentok ke ujung laingit. Tertarik abi hurairah. Bacalah ayat kursi. Jadi iblis ini yang menyamar sebagai pencuri fasih sekali membaca ayat kursi.  Yang kita pelajari. justru iblis fasih membacanya. Sekarag susah membedakan mana iblis mana malaikat.

Tausiyah Ramadhan di kediaman Ketua Dewan Kehormatan ICMI, Prof Dr -Ing. BJ Habibie (14/7/14)

Sumber: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2014/08/13/pengetahuan-keilahian/ 








Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Rabu, 12 Maret 2014

IAIN SULTAN AMAI GORONTALO DALAM LINTAS SEJARAH



Pendekatan historis-institusional, cikal bakal IAIN Sultan Amai Gorontalo tidak dapat dipisahkan dari Universitas Islam Indonesia (UII) cabang Yogyakarta dan Universitas Islam Gorontalo (UIG). Kedua Universitas ini merupakan perguruan tinggi swasta pertama yang eksis di daerah Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelusuran dari Tim yang dibentuk oleh IAIN Sultan Amai Gorontalo yang ditugaskan untuk mendapatkan data dan informasi  tentang sejarah lahirnya IAIN Sultan Amai Gorontalo, ditemukanlah salah seorang pelaku sejarah yakni Drs. Edy Bakari yang menuturkan bahwa kelahiran IAIN Sultan Amai Gorontalo dilatar belakangi oleh adanya dorongan dan keinginan luhur para tokoh agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah Gorontalo yang memiliki komitmen keislaman yang tinggi dan bersepakat untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama Islam (PTAI) di daerah ini, hal ini terjadi pada tahun 1969.
Keinginan tersebut terwujud dengan adanya dua fakultas, yakni fakultas Tarbiyah dan Sospol bekerjasama dengan UII Yogyakarta. Namun setelah lama berjalan, terlihat adanya gejala yang tidak menggembirakan dimana UII Yogya tampak lebih dikenal dibanding Universitas Islam Gorontalo. Akhirnya, melalui badan wakaf selaku Pembina yang pengurusnya antara lain: Nani Wartabone (Ketua Umum); Taki Niode (Ketua Harian-Walikota pertama Gorontalo); Hj. Sun Bone (Ketua 1); Drs. Edy Bakari (Ketua 4); dan Sabrun Harun, SM.HK (anggota) serta beberapa pengurus lainnya sepakat mengirim dua orang utusan untuk mengurus izin Perguruan Tinggi Islam dimaksud. Utusan tersebut masing-masing adalah Drs. Edy Bakari untuk urusan Fakultas Tarbiyah di Departemen Agama RI dan Drs. Ina Moo untuk urusan Fakultas Sospol di Depdikbud (saat ini adalah Dikpora).
Tepatnya, 4 Januari 1969 M./8 Syawal 1388 H., H. Mukti Ali selaku Direktur Jenderal PTAI atas nama Menteri Agama RI. menandatangani Surat Keputusan penetapan Fakultas Tarbiyah UIG Status Terdaftar dengan Keputusan Menteri Agama RI Nomor: 118 Tahun 1969. Oleh karena izin pendirian Perguruan Tinggi Islam dituntut harus berada/di bawah bimbingan perguruan tinggi Islam yang sudah mapan, maka ditunjuklah IAIN Alauddin Ujung Pandang sebagai pembina Fakultas Tarbiyah di Gorontalo. Atas dasar itu, maka Rapat Senat IAIN Sultan Amai pada Jum’at, 12 Desember 2008/14 Zul-Hijjah 1429 menyetujui dan menetapkan 4 Januari 1969 sebagai tanggal/hari lahir IAIN Sultan Amai Gorontalo.
                Pada tahun 1970 terjadi pemisahan antara UIG dan UII seiring dengan perkembangan politik saat itu. UIG menempati SKOPMA yang sekarang menjadi gedung SMU Prasetya dan UII menempati gedung yang sekarang menjadi Mall Karsa Utama.
                Pada tahun 1972, terjadi perubahan dimana kedua universitas tersebut diintegrasikan dan berubah nama menjadi Universitas 23 Januari Gorontalo. Pada tahun itu juga (1972), sejumlah tokoh Islam dan tokoh masyarakat Gorontalo bersepakat untuk mengupayakan Fakultas Tarbiyah UIG diusulkan kepada Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang agar dijadikan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Filial Gorontalo.
                Usul direspon dengan keluarnya Surat Keputusan Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang Nomor: B-II/SK/68/1972 tanggal 3 Agustus 1972 yang berlaku tanggal 2 Januari 1972 tentang Pengukuhan Berdirinya Fakultas Tarbiyah menjadi Filial Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Ujung Pandang. Selanjutnya pada tahun 1984 bertambah dua fakultas lagi, yaitu Fakultas Syari'ah, dan Ushuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang Filial Gorontalo berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang Nomor: B-II/SK/1441/1984 tanggal 1 September 1984.
                Seiring dengan semakin berkembangnya ketiga fakultas tersebut, maka Pemerintah Daerah, Rektor IAIN Alauddin bersama Yayasan dan tokoh-tokoh masyarakat, baik dalam maupun luar daerah Gorontalo mengusahakan/ mengusulkan peningkatan status dari filial menjadi IAIN berdiri sendiri.
                Respon terhadap keinginan sekaligus tuntutan ini ternyata sangat positif, usulan tersebut beroleh tanggapan dari Menteri Agama RI., dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No. 33 Tahun 1983 dan Keputusan Presiden RI. Nomor: 9 Tahun 1987/KPTC tentang Fakultas Madya (Negeri) dengan nama Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo pada tanggal 22 April 1987 dan diresmikan pada tanggal 17 September 1988 oleh Dirjen Perguruan Tinggi Agama Islam atas nama Menteri Agama RI.
                Dalam perkembangannya kemudian, Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo beralih status secara kelembagaan menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Amai Gorontalo berdasarkan Kepres RI. Nomor 11 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997.
                Seiring dengan perkembangannya, guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta upaya keras dari civitas akademika, STAIN Sultan Amai Gorontalo telah beralih status menjadi Institut Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo berdasarkan Keputusan Presiden RI. Nomor 91 tanggal 18 Oktober 2004 bertepatan dengan 10 Ramadhan 1425 dan diperkuat dengan Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 04 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sultan Amai Gorontalo.
                Untuk itu, secara yuridis IAIN Sultan Amai Gorontalo di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi berlandaskan pada:
  1. Instruksi Menteri Agama RI. No. 4 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama RI. No. 146 Tahun 1991 tentang Organisasi Kemahasiswaan di PTAI.
  2. Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi;
  3. UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
  4. Keputusan Presiden RI. No. 91 Tahun 2004 tentang Alih Status STAIN Sultan Amai Gorontalo menjadi IAIN Sultan Amai Gorontalo;
  5. Keputusan Menteri Agama RI. No. 4 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sultan Amai Gorontalo;
6.       Keputusan Menteri Agama RI Nomor 33 Tahun 2008 tentang STATUTA IAIN Sultan Amai Gorontalo;
7.       Keputusan Menteri Agama Nomor B.II/3/03386 tentang Pengangkatan Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo;
Sepanjang sejarahnya, tokoh-tokoh yang pernah memimpin IAIN Sultan Amai Gorontalo antara lain adalah:
1.       Drs. Mohamad Banani Kuasa Dekan Fak. Tarbiyah  IAIN Alauddin di Gorontalo.
2.       Drs. Abdurrahman Getteng Kuasa Dekan Fak. TarbiyahIAIN Alauddin di Gorontalo
3.       Drs. Muhammad N. Tuli, M. Ag. Kuasa Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo
4.       Drs. H. Djafar Massa Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo
5.       Drs. Muhammad N. Tuli, M. Ag. Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo
6.       Drs. Muhammad N. Tuli, M. Ag. Ketua STAIN Sultan Amai Gorontalo (1997 s/d 2004)
7.       Drs. Muhammad N. Tuli, M. Ag. Pjs. Rektor IAIN Sultan Gorontalo (2004 s/d 2006)
8.       Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag.      Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo (2006 s/d 2010)
9.       Prof. Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag. Rektor IAIN Sultan Amai   Gorontalo (2010 s/d 2013)
10.   Dr. H. Kasim Yahiji, M.Ag. Rektor IAIN Sultan Amai   Gorontalo (2013 s/d 2017)
11.  Dr. Lahaji, M.Ag Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo (2017 sampai sekarang)
               
Saat ini IAIN Sultan Amai Gorontalo memiliki 4 fakultas yaitu:
1.       Fakultas Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2.       Fakultas Syari'ah 
3.       Fakultas Ushuluddin dan Dakwah
4.    Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam



Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya