Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Bahagia. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Bahagia. Tampilkan semua postingan

Rabu, 21 Januari 2015

RumahTangga Bahagia

Oleh: Ahmad Thib Raya

RUMAH TANGGA BAGAIKAN BAHTERA. Sebuah rumah tangga bagaikan sebuah bahtera karena banyak sekali kesamaannya. Salah satunya adalah bahwa rumah tangga berlayar menuju suatu tujuan yang telah ditentukan, yaitu pantai bahagia yang penuh sakinah, sedangkan bahtera berlayar menuju suatu tujuan, yaitu pantai keselamatan. Rumah tangga dan bahtera sama-sama memiliki kapten dan nahoda. Kapten di dalam rumah tangga adalah suami, dan nahodanya adalah isteri. Keduanya harus bekerjasama dalam membawa bahtera rumah tangganya menuju pantai bahagia yang penuh sakinah. Dalam perjalanan rumah tangganya, mereka pasti mengalami berbagai gelombang kehidupan, sekali-sekali gelombang tinggi, sekali-sekali gelombang rendah, dan sekali-sekali tanpa gelombang sedikitpun, dengan susana yang penuh ketenangan. Keduanya harus selalu siap untuk menghadapi barbagai gelombang kehidupan rumah tangga akibat badai, yang kadang-kala datang secara tiba-tiba dari berbagai penjuru, tanpa diduga sebelumnya. Untuk menghadapi berbagai susana ini, pasangan suami isteri harus mempersiapkan diri sebaik mungkin agar rumah tangga mereka tidak hancur dan tenggelam karena badai yang dahsyat. Agar sakinah yang menjadi tujuan kehidupan rumah tangga dapat dicapai, maka yang pertama-tama yang karus dilakukan oleh suami dan isteri adalah mempertahankan dan memantapkan cinta, mawaddah, rahmah, dan amanah secara sinerjis dan timbal balik di antara mereka. Yang kedua adalah menjalin hubungan yang sangat harmonis dengan kedua orang tua dan mertua karena keridaan Allah datang kepada mereka dari keridaan orang tua dan mertua. Yang ketiga adalah menjaga hubungan silaturrahim dengan siapapun karena hubungan silaturrahim yang baik dengan sesama melahirkan curahan rahmat Allah yang luas. Bertambah luas silaturrahim itu dilakukan oleh suami-isteri maka bertambah luas pula rahmat Allah yang datang kepada mereka. Yang keempat adalah senantiasa mengingat Allah dengan taat beribadah kepada-Nya dan senantiasa memohon doa kepada-Nya, baik dalam suasana suka maupun duka, dalam suasana senang maupun dalam suasana susah agar karunia, rezeki, dan rahmat-Nya selalu tercurah kepada mereka. Kalau Allah ingin menurunkan rahmat-Nya, tidak ada satupun manusia yang sanggup menghalanginya, dan kalau Allah menahan rahmat-Nya, maka tidak satupun manusia yang sanggup menurunkannya. Yakinlah bahwa tidak ada satupun manusia yang hidup yang tidak mengalami masalah, semua pasti mengalami masalah. Curahan rahmat Allah kepada kita membuat kita mampu menghadapi berbagai masalah kehidupan dengan penuh syukur dan sabar. Semoga sakinah dalam rumah tangga kita dapat dicapai tidak hanya untuk kebahagiaan dunia, tetapi juga untuk kebahagiaan akhirat. Amin. Wallahu a’lam bi al-shawab. Jakarta, Selasa pagi, 20-01-2015.








Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya