Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan
Tampilkan postingan dengan label Sosial. Tampilkan semua postingan

Jumat, 02 November 2012

Antara Tragedi dan Solidaritas

Tragedi yang terjadi diberbagai daerah adalah tragedi nasional yang banyak memberikan pelajaran dan renungan bagi bangsa dan negara pertiwi ini. Betapa tidak, harta, nyawa telah melayang membuat kita menderita dan menangis. Tragedi ini telah menguji solidaritas kemanusiaan kita sebagai pemeluk agama, apakah kita merasakan penderitaan, tangisan dan jeritan anak-anak  negeri ini. Kalau merasakan, mari menolong dan mambatu meringankan penderitaan mereka sebagai bentuk kesalehan sosial. Sebagai umat Islam merupakan suatu kewajiban untuk membantu mereka yang ditimpa kemalangan, karena ciri utama kehidupan manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat; yakni hidup yang diselenggarakan secara bersama. Karenanya pada saat ribuan saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera menderita, maka sudah saatnya merenungkan bahwa harta itu adalah titipan sang Ilahi kepada manusia. Oleh sebab itu, sudah saatnya menggalang lagi solidaritas dan kesetiakawanan untuk membantu saudara-saudara yang dilanda bencana. Badai pasti berlalu, bangkitlah dan tersenyumlah negeriku ungkapan untuk mengembalikan mental masyarakat Indonesia yang dilanda musibah  bahkan untuk kembali merekonstruksi kehidupan mereka. Hanya saja sebarapa jauh ungkapan-ungkapan teologi ketuhanan melalui tragedi ini bisa kita maknai dan mengambil hikmahnya dari tragedi nasional ini. Karena itu, ada beberapa hal untuk renungkan bersama sebagai bangsa Indonesia.

            Pertama, ungkapan Tuhan melalui tragedi ini merupakan ujian bagi  seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak sombong akan harta serta pangkat yang milikinya. Kedua, Tuhan ingin mengunkapkan sebuah teguran kepada para pemimpin, ulama, intelektual, dan bahkan masyarakat bangsa ini agar senantiasa berjuang dan membantu masyarakat yang lemah, miskin serta tidak menipiskan teologi solidaritas kemanusiaan. Ketiga, mungkin Tuhan sudah bosan melihat konflik antar agama, etnis, di negeri, perilaku para politisi dan masyarakat dinegeri ini sehingga melalui tragedi ini menyadarkan betapa perlunya persatuan di bumi pertiwi ini, tidak ada lagi eksklusifisme beragama, yang ada harmonisasi keberagamaan, untuk saling menghargai, menolong dari kesusahan, nilai-nilai inilah yang harus diperlihatkan oleh kaum beragama yakni mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Semoga tragedi kemanusiaa ini membawah hikmah dan pelajaran kepada rakyat, dan para pemimpin bangsa ini bahkan bagi semua bangsa Indonesia. Uluran tangan masih sangat dibutuhkan, untuk menghilangkan tangisan dan penderitaan Semoga masyarakat yang dilanda bencana  dapat bangkit dari derita dan tangisan ini.




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Antara Tragedi dan Solidaritas

Tragedi yang terjadi diberbagai daerah adalah tragedi nasional yang banyak memberikan pelajaran dan renungan bagi bangsa dan negara pertiwi ini. Betapa tidak, harta, nyawa telah melayang membuat kita menderita dan menangis. Tragedi ini telah menguji solidaritas kemanusiaan kita sebagai pemeluk agama, apakah kita merasakan penderitaan, tangisan dan jeritan anak-anak  negeri ini. Kalau merasakan, mari menolong dan mambatu meringankan penderitaan mereka sebagai bentuk kesalehan sosial. Sebagai umat Islam merupakan suatu kewajiban untuk membantu mereka yang ditimpa kemalangan, karena ciri utama kehidupan manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat; yakni hidup yang diselenggarakan secara bersama. Karenanya pada saat ribuan saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera menderita, maka sudah saatnya merenungkan bahwa harta itu adalah titipan sang Ilahi kepada manusia. Oleh sebab itu, sudah saatnya menggalang lagi solidaritas dan kesetiakawanan untuk membantu saudara-saudara yang dilanda bencana. Badai pasti berlalu, bangkitlah dan tersenyumlah negeriku ungkapan untuk mengembalikan mental masyarakat Indonesia yang dilanda musibah  bahkan untuk kembali merekonstruksi kehidupan mereka. Hanya saja sebarapa jauh ungkapan-ungkapan teologi ketuhanan melalui tragedi ini bisa kita maknai dan mengambil hikmahnya dari tragedi nasional ini. Karena itu, ada beberapa hal untuk renungkan bersama sebagai bangsa Indonesia.

            Pertama, ungkapan Tuhan melalui tragedi ini merupakan ujian bagi  seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak sombong akan harta serta pangkat yang milikinya. Kedua, Tuhan ingin mengunkapkan sebuah teguran kepada para pemimpin, ulama, intelektual, dan bahkan masyarakat bangsa ini agar senantiasa berjuang dan membantu masyarakat yang lemah, miskin serta tidak menipiskan teologi solidaritas kemanusiaan. Ketiga, mungkin Tuhan sudah bosan melihat konflik antar agama, etnis, di negeri, perilaku para politisi dan masyarakat dinegeri ini sehingga melalui tragedi ini menyadarkan betapa perlunya persatuan di bumi pertiwi ini, tidak ada lagi eksklusifisme beragama, yang ada harmonisasi keberagamaan, untuk saling menghargai, menolong dari kesusahan, nilai-nilai inilah yang harus diperlihatkan oleh kaum beragama yakni mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Semoga tragedi kemanusiaa ini membawah hikmah dan pelajaran kepada rakyat, dan para pemimpin bangsa ini bahkan bagi semua bangsa Indonesia. Uluran tangan masih sangat dibutuhkan, untuk menghilangkan tangisan dan penderitaan Semoga masyarakat yang dilanda bencana  dapat bangkit dari derita dan tangisan ini.




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Antara Tragedi dan Solidaritas

Tragedi yang terjadi diberbagai daerah adalah tragedi nasional yang banyak memberikan pelajaran dan renungan bagi bangsa dan negara pertiwi ini. Betapa tidak, harta, nyawa telah melayang membuat kita menderita dan menangis. Tragedi ini telah menguji solidaritas kemanusiaan kita sebagai pemeluk agama, apakah kita merasakan penderitaan, tangisan dan jeritan anak-anak  negeri ini. Kalau merasakan, mari menolong dan mambatu meringankan penderitaan mereka sebagai bentuk kesalehan sosial. Sebagai umat Islam merupakan suatu kewajiban untuk membantu mereka yang ditimpa kemalangan, karena ciri utama kehidupan manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat; yakni hidup yang diselenggarakan secara bersama. Karenanya pada saat ribuan saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera menderita, maka sudah saatnya merenungkan bahwa harta itu adalah titipan sang Ilahi kepada manusia. Oleh sebab itu, sudah saatnya menggalang lagi solidaritas dan kesetiakawanan untuk membantu saudara-saudara yang dilanda bencana. Badai pasti berlalu, bangkitlah dan tersenyumlah negeriku ungkapan untuk mengembalikan mental masyarakat Indonesia yang dilanda musibah  bahkan untuk kembali merekonstruksi kehidupan mereka. Hanya saja sebarapa jauh ungkapan-ungkapan teologi ketuhanan melalui tragedi ini bisa kita maknai dan mengambil hikmahnya dari tragedi nasional ini. Karena itu, ada beberapa hal untuk renungkan bersama sebagai bangsa Indonesia.

            Pertama, ungkapan Tuhan melalui tragedi ini merupakan ujian bagi  seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak sombong akan harta serta pangkat yang milikinya. Kedua, Tuhan ingin mengunkapkan sebuah teguran kepada para pemimpin, ulama, intelektual, dan bahkan masyarakat bangsa ini agar senantiasa berjuang dan membantu masyarakat yang lemah, miskin serta tidak menipiskan teologi solidaritas kemanusiaan. Ketiga, mungkin Tuhan sudah bosan melihat konflik antar agama, etnis, di negeri, perilaku para politisi dan masyarakat dinegeri ini sehingga melalui tragedi ini menyadarkan betapa perlunya persatuan di bumi pertiwi ini, tidak ada lagi eksklusifisme beragama, yang ada harmonisasi keberagamaan, untuk saling menghargai, menolong dari kesusahan, nilai-nilai inilah yang harus diperlihatkan oleh kaum beragama yakni mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Semoga tragedi kemanusiaa ini membawah hikmah dan pelajaran kepada rakyat, dan para pemimpin bangsa ini bahkan bagi semua bangsa Indonesia. Uluran tangan masih sangat dibutuhkan, untuk menghilangkan tangisan dan penderitaan Semoga masyarakat yang dilanda bencana  dapat bangkit dari derita dan tangisan ini.




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya

Antara Tragedi dan Solidaritas

Tragedi yang terjadi diberbagai daerah adalah tragedi nasional yang banyak memberikan pelajaran dan renungan bagi bangsa dan negara pertiwi ini. Betapa tidak, harta, nyawa telah melayang membuat kita menderita dan menangis. Tragedi ini telah menguji solidaritas kemanusiaan kita sebagai pemeluk agama, apakah kita merasakan penderitaan, tangisan dan jeritan anak-anak  negeri ini. Kalau merasakan, mari menolong dan mambatu meringankan penderitaan mereka sebagai bentuk kesalehan sosial. Sebagai umat Islam merupakan suatu kewajiban untuk membantu mereka yang ditimpa kemalangan, karena ciri utama kehidupan manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat; yakni hidup yang diselenggarakan secara bersama. Karenanya pada saat ribuan saudara-saudara kita di Aceh dan Sumatera menderita, maka sudah saatnya merenungkan bahwa harta itu adalah titipan sang Ilahi kepada manusia. Oleh sebab itu, sudah saatnya menggalang lagi solidaritas dan kesetiakawanan untuk membantu saudara-saudara yang dilanda bencana. Badai pasti berlalu, bangkitlah dan tersenyumlah negeriku ungkapan untuk mengembalikan mental masyarakat Indonesia yang dilanda musibah  bahkan untuk kembali merekonstruksi kehidupan mereka. Hanya saja sebarapa jauh ungkapan-ungkapan teologi ketuhanan melalui tragedi ini bisa kita maknai dan mengambil hikmahnya dari tragedi nasional ini. Karena itu, ada beberapa hal untuk renungkan bersama sebagai bangsa Indonesia.

            Pertama, ungkapan Tuhan melalui tragedi ini merupakan ujian bagi  seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak sombong akan harta serta pangkat yang milikinya. Kedua, Tuhan ingin mengunkapkan sebuah teguran kepada para pemimpin, ulama, intelektual, dan bahkan masyarakat bangsa ini agar senantiasa berjuang dan membantu masyarakat yang lemah, miskin serta tidak menipiskan teologi solidaritas kemanusiaan. Ketiga, mungkin Tuhan sudah bosan melihat konflik antar agama, etnis, di negeri, perilaku para politisi dan masyarakat dinegeri ini sehingga melalui tragedi ini menyadarkan betapa perlunya persatuan di bumi pertiwi ini, tidak ada lagi eksklusifisme beragama, yang ada harmonisasi keberagamaan, untuk saling menghargai, menolong dari kesusahan, nilai-nilai inilah yang harus diperlihatkan oleh kaum beragama yakni mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Semoga tragedi kemanusiaa ini membawah hikmah dan pelajaran kepada rakyat, dan para pemimpin bangsa ini bahkan bagi semua bangsa Indonesia. Uluran tangan masih sangat dibutuhkan, untuk menghilangkan tangisan dan penderitaan Semoga masyarakat yang dilanda bencana  dapat bangkit dari derita dan tangisan ini.




Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya