Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com

Powered By Blogger

Selasa, 08 Juni 2010

Jilbab Gaul


Jilbab Gaul Beberapa tahun belakangan ini, terjadi peningkatan pemakaian jilbab yang cukup fantastis. Lihatlah di jalanan, di pusat perbelanjaan, di tempat rekreasi, di perkantoran, di kampus-kampus, dan di tempat-tempat lainnya akan terlihat betapa banyak wanita yang mengenakan busana muslimah. Bahkan di televisi pun seperti pada acara kuis, peserta yang mengenakan jilbab pun seringkali muncul.
Para pemakai jilbab terus memasuki berbagai lapisan masyarakat. Kalau dulu jilbab itu terkesan kampungan, kini pakaian ini diminati kalangan menengah ke atas. Bahkan beberapa artis cantik pun banyak menukar penampilan mereka, baik pada saat shooting maupun dalam keseharianya, dengan busana muslimah tanpa takut karirnya terhambat.
Pada saat Ramadhan dan lebaran, artis-artis lain yang sehari-harinya berpakaian seksi pun tak mau ketinggalan. Dengan disain, warna, dan bordir yang menarik mereka turut mensosialisasikan tren penggunaan busana muslimah ini.
Dampak dari maraknya jilbab ini kemudian muncul istilah yang menarik di masyarakat, yaitu apa yang disebut "jilbab gaul". Istilah ini merebak seiring dengan tren pemakaian busana muslimah di kalangan remaja dengan model yang mengikuti mode remaja pada umumnya.
Sepintas saja jilbab gaul ini mudah dikenali, yaitu umumnya menggunakan celana panjang ketat atau rok terbelah, baju ketat dan pendek, kerudung yang hanya menutupi kepala, sedangkan leher dan dada biasanya dibiarkan terbuka.
Jika melihat fungsi dari pemakaian busana muslimah, jilbab gaul ini tentu saja telah menyimpang. Dalam Islam pengertian berjilbab bukan berarti sekedar menutupi kepala, namun ada syarat tertentu. Di antaranya, pakaian tersebut tidak membentuk badan, tidak transparan dan tidak menyolok, sedangkan kerudung harus menutupi dada. Sehingga kaum wanita akan aman dari ancaman godaan laki-laki iseng.
Tak hanya itu sebagian dari pemakai jilbab seperti ini dalam bergaul pun nampaknya kurang memperhatikan syariat. Tak jarang di tempat umum remaja menggunakan jilbab gaul ini berpacaran dengan bebas. Tak segan-segan berpegangan tangan atau berpelukan. Bahkan, tak jarang pula mereka merokok di tempat umum.
Tentu saja fenomena ini cukup mengkhawatirkan. Lama kelamaan barangkali akan berkembang pemahaman di masyarkat bahwa berjilbab atau berbusana mulimah ini cukup menutup kepala saja, tanpa disertai tanggung jawab moral bagi pemakainnya.
Ketika melihat fenomena ini, barangkali beragam cara menanggapinya. Ada yang secara terang-terangan mengkritik, ada yang membenci, ada yang cenderung apatis membiarkan saja, atau ada yang merasa tidak ada masalah.
Kita kadang merasa segan untuk mengingatkan adik, keponakan, atau tetangga kita yang kebetulan masih berpenampilan seperti ini. Mungkin diantara mereka ada yang sudah tahu bagaimana seharusnya berbusana muslimah yang baik, tapi merasa belum siap berubah. Tapi mungkin ada yang berpersepsi bahwa berjilbab gaul pun tak ada salahnya, tak menyalahi syariat. Toh orang lain pun banyak yang berpakaian seperti ini.
 Nah, terhadap orang seperti ini kita perlu memberikan penjelasan melalui pendekatan yang arif. Mereka yang berpakaian seperti ini bukan untuk dimusuhi dan dibenci, namun harus diraih. Bagaimanapun mereka adalah orang yang ingin berhijrah, namun masih dalam proses. Dengan nasihat bijak dan doa yang tulus, insya Allah kita telah melakukan sesuatu yang bermanfaat bagi seseorang, bagi masyarakat maupun bagi diri kita sendiri.• Ida
*) Dikutip dari Hidayatullah.com