Email: tafsirhadits@ymail.com / emand_99@hotmail.com
Selasa, 02 Maret 2010
PEMBAHARUAN DALAM ISLAM: (Arti dan Tujuan)
Oleh:Sulaiman Ibrahim
I. Pendahuluan
Abdurrahman al-Jabarti, ulama al-Azhar dan penulis sejarah, pada tahun 1799 berkunjung ke Institut d’Egypte; sebuah lembaga riset yang didirikan oleh Napoleon di Mesir. Ketika kembali dari kunjungan itu, al-Jabarti berkata, “saya lihat di sana benda-benda dan percobaan-percobaan ganjil yang menghasilkan hal-hal besar untuk dapat ditangkap oleh akal seperti yang ada pada kita”, ungkapan al-Jabarti itu hanya merefleksikan kemunduran Islam berhadapan dengan Barat, tetapi juga menunjukkan bahwa aktivitas ilmiah dikalangan kaum muslim telah berhenti.
Kedatangan Napoleon di Mesir pada 1798 merupakan momentum penting dari perkembangan Islam. Kedatangan “penakluk dari Prancis” ini tidak hanya membuka mata kaum muslim akan apa yang dicapai oleh peradaban Barat di bidang sains dan teknologi, tetapi juga menandai awal kolonialisme Barat atas wilayah-wilayah Islam. Di antaranya akibat kontak itu di lingkuangan elit muslim –para penguasa dan kalangan cendikiawan- gerakan pembaharuan Islam kembali mempertoleh gairah. Kaum muslim semakin intensif dan bersemangat mengkaji kembali doktrin-doktrin dasar Islam khususnya dihadapkan pada kemajuan Barat. Kritik-kritik terhadap kondisi umum masyarakat Islam bermunculan, seruan berjihad semakin nyaring terdengar pandangan lama yang menganggap pintu ijtihad telah tertutup tidak hanya digugat, tetapi bahkan dianggap sebagai cermin dari keterbelakangan intelektual. Tidak heran jika taqlid mendapat kritik pedas dari kalangan pembaharu.
Meskipun kehadiran Barat telah memicu timbulnya respon dikalangan terpelajar muslim, kontak dengan Barat bukanlah satu-satunya aktor yang menyebabkan munculnya gerakan pembaruan dalam Islam. Di samping dalam batang tubuh doktrin doktrin Islam pembaharuan (tajdîd) merupakan sesuatu yang intern, kondisi objektif umat Islam sendiri yang secra umum ditandai oleh semakin memudarnya semangat keilmuan, kebekuan (jumûd), dibidang intelektual, dan berkembang pesatnya tradisi yang mendekati syirik, merupakan faktor yang tidak bisa diabaikan begitu saja. Aktor-faktor itu sekaligus juga merupakan tantangan kaum muslim, tidak hanya dalam tataran intelektuasl tetapi juga pada tataran empiris. Tantangan itu mencul di kalangan kaum muslim hampir secara serentak. Hal ini menyebabkan solusi yang diajukan sangat bervariasi, meski pada umumnya bertujuan sama, yaitu memajukan kembali Islam seperti pada masa keemasan dulu. Walaupun variasi itu tidak selamanya disebabkan oleh kondisi wilayah tempat munculnya gerakan pembaharuan, tetapi lebih-lebih merupakan implikasi dari penafsiran yang berbeda atas teks-teks suci, baik dari al-Qur’an maupun sunnah Nabi. Dalam tentang yang panjang, bentuk solusi ada yang merupakan penolakan yang membabi buta, dan adapula yang menerima mentah-mentah.
Makalah ini akan menjelaskan pengertian pembaharuan Islam, konsep yang digunakan. Dari uraian tentang masalah ini, variasi gerakan pembaharuan Islam akan tampak jelas. Ini tidak hanya akan bermanfaat bagi kajian-kajian selanjutnya, tetapi juga dalam upaya mencari titik temu gerakan pembaharuan Islam. (Ingin Makalah Ini hub. Penulis)
Langganan:
Postingan (Atom)