Pendekatan historis-institusional,
cikal bakal IAIN Sultan Amai Gorontalo tidak dapat dipisahkan dari Universitas
Islam Indonesia (UII) cabang Yogyakarta dan Universitas Islam Gorontalo (UIG).
Kedua Universitas ini merupakan perguruan tinggi swasta pertama yang eksis di
daerah Gorontalo.
Berdasarkan hasil penelusuran dari Tim
yang dibentuk oleh IAIN Sultan Amai Gorontalo yang ditugaskan untuk mendapatkan
data dan informasi tentang sejarah
lahirnya IAIN Sultan Amai Gorontalo, ditemukanlah salah seorang pelaku sejarah
yakni Drs. Edy Bakari yang menuturkan bahwa kelahiran IAIN Sultan Amai
Gorontalo dilatar belakangi oleh adanya dorongan dan keinginan luhur para tokoh
agama, tokoh masyarakat, dan Pemerintah Daerah Gorontalo yang memiliki komitmen
keislaman yang tinggi dan bersepakat untuk mendirikan Perguruan Tinggi Agama
Islam (PTAI) di daerah ini, hal ini terjadi pada tahun 1969.
Keinginan tersebut terwujud dengan
adanya dua fakultas, yakni fakultas Tarbiyah dan Sospol
bekerjasama dengan UII Yogyakarta. Namun setelah lama berjalan, terlihat adanya
gejala yang tidak menggembirakan dimana UII Yogya tampak lebih dikenal
dibanding Universitas Islam Gorontalo. Akhirnya, melalui badan wakaf selaku
Pembina yang pengurusnya antara lain: Nani Wartabone (Ketua Umum); Taki Niode
(Ketua Harian-Walikota pertama Gorontalo); Hj. Sun Bone (Ketua 1); Drs. Edy
Bakari (Ketua 4); dan Sabrun Harun, SM.HK (anggota) serta beberapa pengurus
lainnya sepakat mengirim dua orang utusan untuk mengurus izin Perguruan Tinggi
Islam dimaksud. Utusan tersebut masing-masing adalah Drs. Edy Bakari untuk
urusan Fakultas Tarbiyah di Departemen Agama RI dan Drs. Ina Moo untuk urusan
Fakultas Sospol di Depdikbud (saat ini adalah Dikpora).
Tepatnya, 4 Januari 1969 M./8 Syawal 1388 H., H. Mukti Ali
selaku Direktur Jenderal PTAI atas nama Menteri Agama RI. menandatangani Surat
Keputusan penetapan Fakultas Tarbiyah UIG Status Terdaftar dengan Keputusan
Menteri Agama RI Nomor: 118 Tahun 1969. Oleh karena izin pendirian Perguruan
Tinggi Islam dituntut harus berada/di bawah bimbingan perguruan tinggi Islam
yang sudah mapan, maka ditunjuklah IAIN Alauddin Ujung Pandang sebagai pembina
Fakultas Tarbiyah di Gorontalo. Atas
dasar itu, maka Rapat Senat IAIN Sultan Amai pada Jum’at, 12 Desember 2008/14
Zul-Hijjah 1429 menyetujui dan menetapkan 4 Januari 1969 sebagai tanggal/hari
lahir IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Pada tahun 1970 terjadi
pemisahan antara UIG dan UII seiring dengan perkembangan politik saat itu. UIG
menempati SKOPMA yang sekarang menjadi gedung SMU Prasetya dan UII menempati
gedung yang sekarang menjadi Mall Karsa Utama.
Pada tahun 1972, terjadi
perubahan dimana kedua universitas tersebut diintegrasikan dan berubah nama
menjadi Universitas 23 Januari Gorontalo. Pada tahun itu juga (1972), sejumlah
tokoh Islam dan tokoh masyarakat Gorontalo bersepakat untuk mengupayakan
Fakultas Tarbiyah UIG diusulkan kepada Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang agar
dijadikan Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin Filial Gorontalo.
Usul direspon dengan keluarnya
Surat Keputusan Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang Nomor: B-II/SK/68/1972
tanggal 3 Agustus 1972 yang berlaku tanggal 2 Januari 1972 tentang Pengukuhan
Berdirinya Fakultas Tarbiyah menjadi Filial Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin
Ujung Pandang. Selanjutnya pada tahun 1984 bertambah dua fakultas lagi, yaitu
Fakultas Syari'ah, dan Ushuluddin IAIN Alauddin Ujung Pandang Filial Gorontalo
berdasarkan Surat Keputusan Rektor IAIN Alauddin Ujung Pandang Nomor:
B-II/SK/1441/1984 tanggal 1 September 1984.
Seiring dengan semakin
berkembangnya ketiga fakultas tersebut, maka Pemerintah Daerah, Rektor IAIN
Alauddin bersama Yayasan dan tokoh-tokoh masyarakat, baik dalam maupun luar
daerah Gorontalo mengusahakan/ mengusulkan peningkatan status dari filial
menjadi IAIN berdiri sendiri.
Respon terhadap keinginan
sekaligus tuntutan ini ternyata sangat positif, usulan tersebut beroleh
tanggapan dari Menteri Agama RI., dengan lahirnya Peraturan Pemerintah No. 33
Tahun 1983 dan Keputusan Presiden RI. Nomor: 9 Tahun 1987/KPTC tentang Fakultas
Madya (Negeri) dengan nama Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo pada
tanggal 22 April 1987 dan diresmikan pada tanggal 17 September 1988 oleh Dirjen
Perguruan Tinggi Agama Islam atas nama Menteri Agama RI.
Dalam perkembangannya kemudian,
Fakultas Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo beralih status secara kelembagaan
menjadi Sekolah Tinggi Agama Islam Negeri (STAIN) Sultan Amai Gorontalo
berdasarkan Kepres RI. Nomor 11 tahun 1997 tanggal 21 Maret 1997.
Seiring dengan perkembangannya,
guna memenuhi tuntutan dan kebutuhan masyarakat, serta upaya keras dari civitas
akademika, STAIN Sultan Amai Gorontalo telah beralih status menjadi Institut
Agama Islam Negeri (IAIN) Sultan Amai Gorontalo berdasarkan Keputusan Presiden
RI. Nomor 91 tanggal 18 Oktober 2004 bertepatan dengan 10 Ramadhan 1425 dan
diperkuat dengan Keputusan Menteri Agama RI. Nomor 04 Tahun 2005 tentang
Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sultan Amai Gorontalo.
Untuk itu, secara yuridis IAIN Sultan
Amai Gorontalo di dalam melaksanakan tugas pokok dan fungsi berlandaskan pada:
- Instruksi Menteri Agama RI. No. 4 Tahun 1991 tentang Pelaksanaan Keputusan Menteri Agama RI. No. 146 Tahun 1991 tentang Organisasi Kemahasiswaan di PTAI.
- Peraturan Pemerintah No. 60 Tahun 1999 Tentang Pendidikan Tinggi;
- UU No. 20 Tahun 2003 Tentang Sistem Pendidikan Nasional;
- Keputusan Presiden RI. No. 91 Tahun 2004 tentang Alih Status STAIN Sultan Amai Gorontalo menjadi IAIN Sultan Amai Gorontalo;
- Keputusan Menteri Agama RI. No. 4 Tahun 2005 tentang Organisasi dan Tata Kerja IAIN Sultan Amai Gorontalo;
6.
Keputusan
Menteri Agama RI Nomor 33 Tahun 2008 tentang STATUTA IAIN Sultan Amai
Gorontalo;
7.
Keputusan Menteri Agama Nomor
B.II/3/03386 tentang Pengangkatan Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo;
Sepanjang sejarahnya, tokoh-tokoh yang pernah memimpin IAIN
Sultan Amai Gorontalo antara lain adalah:
1.
Drs.
Mohamad Banani Kuasa Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo.
2.
Drs.
Abdurrahman Getteng Kuasa Dekan Fak. TarbiyahIAIN Alauddin di Gorontalo
3.
Drs.
Muhammad N. Tuli, M. Ag. Kuasa Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo
4.
Drs.
H. Djafar Massa Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo
5.
Drs.
Muhammad N. Tuli, M. Ag. Dekan Fak. Tarbiyah IAIN Alauddin di Gorontalo
6.
Drs.
Muhammad N. Tuli, M. Ag. Ketua STAIN Sultan Amai Gorontalo (1997 s/d 2004)
7.
Drs.
Muhammad N. Tuli, M. Ag. Pjs. Rektor IAIN Sultan Gorontalo (2004 s/d 2006)
8.
Prof.
Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag. Rektor
IAIN Sultan Amai Gorontalo (2006 s/d
2010)
9.
Prof.
Dr. H. Muhammadiyah Amin, M.Ag. Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo
(2010 s/d 2013)
10.
Dr. H. Kasim Yahiji, M.Ag.
Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo (2013 s/d 2017)
11. Dr. Lahaji, M.Ag Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo (2017 sampai sekarang)
11. Dr. Lahaji, M.Ag Rektor IAIN Sultan Amai Gorontalo (2017 sampai sekarang)
Saat
ini IAIN Sultan Amai Gorontalo memiliki 4 fakultas yaitu:
1.
Fakultas
Ilmu Tarbiyah dan Keguruan
2.
Fakultas
Syari'ah
3.
Fakultas
Ushuluddin dan Dakwah
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
4. Fakultas Ekonomi dan Bisnis Islam
Tidak ada komentar:
Posting Komentar