KARAKTERISTIK
TAFSIR NUSANTARA:
Telaah
Tafsir Quran Karim Karya Mahmud Yunus
Oleh: Sulaiman Ibrahim
Howard M.
Federspiel dalam karyanya Popular Indonesian
Literature of the Qur'an menulis,
bahwa
perkembangan cara penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an ke dalam bahasa
Indonesia dapat dikategorisasi kedalam tiga generasi, yaitu: generasi pertama,
dimulai kira-kira pada -awal abad ke-20 hingga awal tahun 1960-an; generasi
kedua, dimulai sejak pertengahan tahun 1960an hingga menjelang tahun 1970-an;
dan generasi ketiga, terhitung setelah tahun 70-an hingga sekarang.l
Generasi pertama dalam kategorisasi di atas ditandai
dengan cara penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an yang masih terpisah-pisah,
tidak utuh, hanya sebatas pada beberapa pilihan surah atau juz tertentu. Generasi
kedua, penerjemahan dan penafsiran al-Qur’an sudah dilakukan secara utuh, sejak
surah atau juz pertama hingga surah atau juz terakhir, disertai dengan
tafsiran-tafsiran penting yang cukup singkat. Kemudian pada generasi ketiga,
terjemahan dan penafsiran itu sudah semakin disempurnakan sesuai dengan
perkembangan bahasa dan disiplin keilmuan modern.2
Sesuai dengan
ketegorisasi Federspiel di atas, maka salah satu karya terjemah dan tafsir di Indonesia yang
tergolong dalam generasi kedua adalah Tafsir Quran Karim karya Mahmud Yunus, seorang ulama kelahiran Sumatera Barat.
Karya ini semula berbentuk terjemahan al-Qur’an ke dalam bahasa Arab-Melayu,
digagas selama dua tahun sejak 1922 dan berhasil diselesaikan sebanyak tiga
juz. Terjemahan ini kemudian direvisi dan dilengkapi dengan
penafsiran-penafsiran ayat penting setelah kurang lebih enam tahun terhenti ketika
penulisnya harus melanjutkan studinya di Al-Azhar dan Darul Ulum Ulya Mesir.
Secara konsisten, penulisnya berhasil menggarap beberapa juz al-Qur’an pada
setiap bulannya, hingga pada April 1938 keseluruhan juz al-Qur’an ini berhasil
diselesaikan dengan utuh. Pada awal 1960-an karya ini kemudian diterbitkan
dengan nama Tafsir Quran Karim.
Karya ini
disuguhkan untuk kalangan pelajar dan mahasiswa sebagai bahan praktis
mempelajari bahasa al-Qur’an dan juga untuk masyarakat umum yang ingin
mendalami isi kitab sucinya. Di samping itu, karya ini -menurut penulisnya-
bertujuan untuk memberikan keterangan dan penjelasan mengenai petunjuk-petunjuk
yang tertera dalam al-Qur’an agar dapat dimengerti dengan mudah dan cepat oleh
semua orang, dan semaksimal mungkin dapat dipraktekkan secara nyata dalam
kehidupan sehari-hari.3
Dengan sasaran dan
tujuan di atas, maka gaya
penerjemahan dan penafsiran yang terlihat dalam karya yang dilakukan penulisnya
kiranya menjadi objek penting untuk diteliti. Demikian pula visi dan orientasi
yang melandasi karyanya, sehingga kehadiran Tafsir Quran Karim ini dapat
dijadikan sebagai langkah berharga dalam upaya merambah jalan untuk memahami
dan menghayati kitab suci al-Qur’an.
Untuk lebih lengkapnya hubungi blog ini...
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar