Peran Masjid di Masa Rasulullah
Prof Dr. Nasaruddin Umar ~ (Dewan Penasehat ICMI Pusat )
Kira-kira kurun waktu 1403 tahun lampau, persis bulan suci Ramadan, Rasulullah meminta pendapat para sahabat. Wahai para sahabatku, akan diapakan tawanan-tawanan perang ini? Perang badar waktu itu terjadi pada bulan suci Ramadan, dan di luar dugaan para pengamat, pemimpin kabilah waktu itu. Justru dalam perang ini, yang memimpin bukan panglima angkatan perang, tapi rajanya langsung, bahkan diikuti permaisurinya untuk memusnahkan Nabi Muhammad dan misi ajaran Islam. Perang sekutu waktu itu dipimpin raja, para menteri, semua terlibat untuk perang Badar ini. Kenapa? Karena sangat yakin pasti menang. Bagaimana mungkin senjata tumpul dan tentara sedikit bisa mengalahkan pasukan elit sekutu.
Tawanan Jadi Guru
Tapi Al Qur’an mengabadikan; “nyali pasukan sekutu diperkecil dengan hadirnya tentara berjubah putih memenuhi padang pasir. Diabadikan juga dalam hadis; banyak tentara yang tidak dilihat pasukan muslim tapi dilihat oleh tentara musuh. Riwayat juga menyebutkan; ada angin kencang dan menerbangkan kemah-kemah pasukan musuh termasuk menerbangkan pohon dan pelepah korma. Anehnya, pelepah korma yang ditiup angin pabila terkena leher akan putus. Terbelah.
Singkatnya, pasukan musuh menyerah. Tawanan perang drantai di depan masjid Nabi. Ini salahsatu fungsi masjid Nabi sebagai penjara tawanan perang. Rasulllah berpendapat, ini akan menjadi beban ekonomi Madinah, sudah pengungsinya terlalu banyak ditambah tawanan perang. Sementara hanya 7 oase yang bisa menghidupi masyarakat Madinah. Maka Nabi Muhammad mengambil sikap, dikumpulkan sahabat-sahabat malam hari untuk memutuskan akan diapakan tawanan-tawanan perang tersebut. Umar paling cepat mengangkat tangan; ‘Interupsi Rasulullah, kembalikan kepada hukum adat perang. Laki-lakinya dibunuh dan perempuannya diperbudak. Abu Bakar interupsi; ‘Rasulullah, saya tidak setuju. Mereka ini bukan orang sembarangan. Orang-orang pintar bahkan raja. Bagaimana kalau kita bebaskan dengan syarat memberikan keterampilan bagi masyarkat Madinah’. Nabi menyetujui pendapat Abu Bakar.
Langsung Nabi meminta kumpulkan tiap kelas, tidak lebih dari 20 orang. Dalam hadis disebutkan. Pertama yang diorganisir adalah perempuan. Siapa yang berminat untuk salon kecantikan. Kemudian dipanggil pembantu-pembantu permaisuri yang ahli kecantikan. Lalu siapa yang berminat untuk pelajaran menyamak kulit; suatu mata pencarian keterampilan masyarakat Madinah waktu itu. Siapa yang berminat untuk menjadi tukang kayu, pandai besi dan membuat senjata yang paling canggih . Karena yang ditawan ini adalah mereka yang sangat pintar membuat senjata canggih waktu itu.
Akhirnya, terkumpul sekian grup dalam masyarakat Madinah tanpa harus membedakan agama apapun juga. Yang paling penting juga harus dikumpulkan adalah siapa yang berminat untuk menjadi ahli bahasa asing, terutama pemuda dan pemudinya. Rupanya Rasulullah, ini yang jarang diungkapkan, sangat mengajurkan umatnya untuk memahami bahasa asing. Dikumpulkan orang-orang ahli bahasa supaya masyaralat Madina bisa berbahasa asing. Memang dalam Al Qur’an disebutkan pelajaran yang paling pertama diajarkan Allah kepada manusia adalah bahasa.Wa ‘allama adama al-asma ‘a kullaha (Dan Dia mengajarkan kepada Adam nama-nama [benda-benda] seluruhnya,.. ) Al Baqarah 31.
Jadi, begitu Adam di-install roh ke dalamnya, pelajaran pertama yang dimasukkan adalah bahasa. Inilah bahasa yang menyebabkan Adam lebih unggul dari malaikat. Nabi Muhammad juga memilih sekretarisnya Zaid bin Tsabit tidak pernah ganti selama kabinet Nabi. Tidak pernah ganti sekretaris pribadi sejak di Mekkah sampai Madinah. Apa rahasianya? Ternyata salahsatu kehebatan Zaid, satu-satunya sahabat yang ahli 6 bahasa dunia waktu itu; bahasa Qibti, Suryani, Romawi, Persia, Ibrani, dan Arab. Bahasa Arab waktu itu juga lebih dominan bahasa suku-suku. Makanya ada ayat dan hadis, kalau kita berselisih paham tentang bahasa Arab, ambil bahasa yang berlahjah Quraisy. Tiap kabilah punya bahasa Arab masing-masing Jadi univikasi bahasa Arab itu, tidak banyak yang tahu, justru terjadi pada masa nabi. Sebelumnya bahasa Arab tidak satu.
Mata Air Madinah
Bapak dan ibu sekalian, yang menarik dari peristiwa ini ialah, orang-orang yang ditawan tadi itu tercengang. Mereka sudah menanti dirinya dieksekusi tapi yang terjadi adalah pengampunan. Yang paling pertama dipikirkan Rasulullah juga adalah dibanjiri kota Madinah dengan para penungsi dari Mekkah, kabilah-kabilah yang mengikuti Nabi. Persoalan pertama yang dihadapi masyarakat Madinah waktu itu adalah mata air. Hanya 7 oase di Madinah dan sekitarnya. Tidak cukup untuk memberi minum mulut-mulut manusia dan bintang ternak, juga menyiram tanaman, sayuran, kurma. Maka Rasululah membuat sistem bagaimana mengatasi mata air.
Mata air di bagian Madinah Utara dimonopoli Yahudi. Makanya tidak banyak diungkap mengapa Rasulullah memerangi orang yahudi, bukan karena dia beragama Yahudi, bukan karena Beliau anti agama Yahudi. Ada 15 kali Allah menyebutkan kata ‘Yahudi’ dalam Al Qur’an itu bentuk pengakuan. Kenapa Yahudi diperangi? Karena mereka sangat memonopoli mata air, oase yang ada di bagian utara itu. Air, api, tidak boleh dimonopoli. Bagaimana supaya air-air yang tadinya dimonopoli oleh minoritas Yahudi ini diberikan juga sebagai milik bersama. Mata air menurut kebijakan Nabi tidak boleh dimonopoli satu kabilah/etnik saja. Subhanallah. Akhirnya bisa terpecahkan semua orang. Semua bisa makan tapi kalau tidak bisa minum itu juga problem. Walau juga memang harus berhemat.
Maka itu Nabi me-manage. Dari sinilah keluar manajemen bahwa wudhu itu tidak boleh lebih dari tiga kali. Wudhu itu tidak boleh mubazir air karena pada waktu itu air sangat mahal. Konsep tayamum itu juga muncul karena untuk mengatasi kesulitan air Madinah waktu itu. Jadi kita di Indoensia tidak usah pakai konsep tayamum-lah. Di mana-mana ada air. Tapi dulu pada masa Nabi, betapa, apalagi kalau musim kering, oase bisa sampai kering juga. Perang=perang kabilah terjadi karena mata air. Dalam pembunuhan anak perempuan memang pernah terjadi. Itu sebabnya juga karena mata air. Kontrol penduduk waktu itu tidak ada kb, pil, kondom. Cara mengontrol penduduk supaya tidak over population itu dengan membunuh anak perempuan, dan itu tradisi turun temurun masyarakat kabilah. Karena kalau misal satu oase dalam satu kabilah hanya mampu menghidupi 100 orang tapi populasinya sudah 150 orang, mau tidak mau harus mencuri air di kabilah lain. Terjadilah perang suku dan bisa sangat memusnahkan dua kabilah itu.
Supaya terkontrol kebutuhan mata air, binatang ternak juga tidak boleh melampaui jumlah tertentu. Karena sangat tergantung pada mata air. Satu-satunya mata air yang tidak pernah kering ialah zamzam. Makanya muncul konsep kepemimpinan al-aimmah tu min Quraisy ( “kepemimpinan itu harus di tangan kaum Quraisy). Jadi kabilah yang tertinggi martabatnya adalah kabilah Quraisy. Quraisy itu berasal dari kata Qursyr; ikan hiu putih. Orang-orang Quraisy mengalungkan hiu putih. Ini simbol bahwa Quraisy juga pendatang dari pantai selatan, kemudian mencaplok oase zamzam, dan memang etniknya sangat kuat dan pintar. Bayangkan, Khadijah sudah umur 40 tahun, kalau kita di Indonesia sudah menopause. Tapi masih bisa memberikan 5 anak terhadap Nabi. Jadi kalau Aisyah dinikahi Nabi umur 6 tahun dan digauli pada usia 9 tahun, jadi janda umur 15 tahun , jangan dibandingkan dengan gadis kita di sini. Harus dilihat pada konteks waktu itu.
Fungsi Menara Masjid
Saya ingin mengulang sekali lagi, apa yang sudah dilakukan Nabi terlalu modern untuk jamannya. Dalam sejarah disebutkan, 3 tahun pasca pengajaran keterampilan di masjid itu, produk-produk masyarakat Madinah sudah diekspor. Kalau kita mau memakai bahasa modern, sudah sampai ke seberang; mawar an nahr, Tarsoxiana. Produk-produk kulit, senjata. Nabi juga menjual senjata, mengekspor sampai ke daerah-daerah tertentu. Maka itu Beliau diperhitungkan betul. Yang menarik di sini, bengkel untuk semua di masjid. Jadi 10% fungsi masjid adalah fungsi ibadah, 90% fungsinya adalah kegiatan umum. Beda dengan kita sekarang. Kita memberdayakan masjid. Kalau Nabi, masjid memberdayakan masyarakat. Di masjid Nabi berfungsi peradilan. Seluruh persoalan, perkara-perkara diputuskan di masjid. keputusan masjid tidak ada yang protes karena keputusan Allah. Kalau pengadilan lain mungkin banyak pertanyaan.
Di masjid Nabi juga sebagai rumah sakit. Tawanan perang dan orang sakit diobati di masjid. Dokternya dipanggil. Masjid Nabi juga dipergunakan untuk tempat menerima tamu, baik dari kabilah setempat maupun luar negeri. Termasuk tamu-tamu asing non Islam. Ada riwayat yang sangat tekstual, bisa dipertanggungjawabkan. Nabi pernah menerima 60 orang tamu inter-faith di masjid. Nabi sedang shalat ashar, dan terpaksa tamunya menunggu. Setelah itu Nabi melayani mereka. Ada etnik dari agama tertentu yang berkata , ini sudah hampir magrib saya belum beribadah, Nabi mempersilakan cari tempat melakukan kebaktian di sekitar komplek masjid tersebut. Bayangkan kalau masjid dipakai kebaktian. Seperti apa itu ributnya.
Masjid Nabi juga dipakai untuk pertunjukan kesenian. Jadi Nabi itu seniman. Tiap hari raya Ied, Aisyah memanggil biduan dari Habasyah, dekat Yaman. Bawa lengkap alat-alat musik di situ. Nabi sangat mencintai seni. Masjid Nabi juga digunakan untuk kelas sekolah, kelas perempuan dan laki-laki belajar bahasa dan berbagai keterampilan.
Yang menarik juga adalah menara masjidnya. Dulu tidak punya menara tapi pinjam rumah tetangga yang tinggi tempat azan Bilal. Akhirnya dibuatkanlah menara masjid. Dalam sirah disebutkan, ternyata menara masjid bukan hanya digunakan azan tapi sahabat naik di ketinggian itu untuk mengamati rumah mana yang tidak pernah berasap dapurnya dan rumah mana yang selalu berasap dapurnya. Turunlah sahabat bertanya ke salahsatu penghuni rumah; kok dari kemarin asapnya mengepul terus? / Oh, iya, Alhamdulillah, kabilah saya baru sampai dari luar. Banyak yang bisa dimasak./ Tahu tidak, dapur di rumah di samping masjid sana tiga hari tidak mengepul asapnya. Tidak ada yang bisa dimasak./ Oh, kalau begitu saya harus silaturahim./ Jadi menara masjid itu bukan gagah-gagahan. Ada fungsi sosial ekonominya.
Dahsyat sekali. Nabi Muhhammad dan komunitas Arabnya ini tidak pernah diperhitungkan dua adidaya pada waktu itu: Persia di Timur maupun Roma Bizantium di Barat. Tdak pernah mengintip Jazirah Arab mau dijajah. Untuk apa daerah padang pasir kering seperti itu. Masyarakatnya terasing. Kalau Suriah memang karena agak subur. Tapi begitu Rasulullah hebat di sana maka mulailah mereka mencari muka terhadap Nabi. Romawi menjalin komunikasi denan Nabi Muhammad. Persia juga tidak kalah. Nabi Muhammad inilah yang mencegah perang Timur dan Barat. Dulu 400 tahun lamanya Romawi Bizantium dan Persia perang. Tapi setelah Nabi Muhammad lahir, jarang terjadi sampai akhirnya berhenti karena Persia dan Bizantium masuk Islam.
Sejarah Islam sebetulnya adalah sejarah Ramadan. Hampir semua prestasi-prestasi monumental dunia Islam terjadi dalam bulan suci Ramadan. Penaklukan kota Mekkah, perang Badar, pendirian universitas Al Azhar, tertua di dunia. Ada ensiklopedia bulan Ramadan, ternyata sejarah yang diperoleh dalam bulan suci Ramadan monumental, tidak terkecuali Indonesia merdeka pada bulan suci Ramadan. Kerajaan lokal di Sulawesi Selatan itu juga satu persatu takluk pada bulan suci Ramadan. Saya tahu persis, karena Kerajaan Bone, kampung saya, sekian lama tidak bisa ditaklukkan, tapi juga takluk pada bulan suci Ramadan.
Dari Tausiyah Ramadan Di Kantor Bapak Adi Sasono (Dewan Kehormatan ICMI Pusat) (15/7/13)
Sumber: https://sitarlingicmi.wordpress.com/2013/07/22/peran-masjid-di-masa-rasulullah/
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar