Tragedi yang terjadi diberbagai
daerah adalah tragedi nasional yang banyak memberikan pelajaran dan renungan
bagi bangsa dan negara pertiwi ini. Betapa tidak, harta, nyawa telah melayang
membuat kita menderita dan menangis. Tragedi ini telah menguji solidaritas
kemanusiaan kita sebagai pemeluk agama, apakah kita merasakan penderitaan,
tangisan dan jeritan anak-anak negeri
ini. Kalau merasakan, mari menolong dan mambatu meringankan penderitaan mereka
sebagai bentuk kesalehan sosial. Sebagai umat Islam merupakan suatu kewajiban
untuk membantu mereka yang ditimpa kemalangan, karena ciri utama kehidupan
manusia menurut Islam adalah hidup bermasyarakat; yakni hidup yang
diselenggarakan secara bersama. Karenanya pada saat ribuan saudara-saudara kita
di Aceh dan Sumatera menderita, maka sudah saatnya merenungkan bahwa harta itu
adalah titipan sang Ilahi kepada manusia. Oleh sebab itu, sudah saatnya
menggalang lagi solidaritas dan kesetiakawanan untuk membantu saudara-saudara
yang dilanda bencana. Badai pasti berlalu, bangkitlah dan tersenyumlah negeriku
ungkapan untuk mengembalikan mental masyarakat Indonesia yang dilanda
musibah bahkan untuk kembali
merekonstruksi kehidupan mereka. Hanya saja sebarapa jauh ungkapan-ungkapan
teologi ketuhanan melalui tragedi ini bisa kita maknai dan mengambil hikmahnya
dari tragedi nasional ini. Karena itu, ada beberapa hal untuk renungkan bersama
sebagai bangsa Indonesia.
Pertama, ungkapan Tuhan
melalui tragedi ini merupakan ujian bagi
seluruh masyarakat Indonesia untuk tidak sombong akan harta serta
pangkat yang milikinya. Kedua, Tuhan ingin mengunkapkan sebuah teguran
kepada para pemimpin, ulama, intelektual, dan bahkan masyarakat bangsa ini agar
senantiasa berjuang dan membantu masyarakat yang lemah, miskin serta tidak
menipiskan teologi solidaritas kemanusiaan. Ketiga, mungkin Tuhan sudah
bosan melihat konflik antar agama, etnis, di negeri, perilaku para politisi dan
masyarakat dinegeri ini sehingga melalui tragedi ini menyadarkan betapa
perlunya persatuan di bumi pertiwi ini, tidak ada lagi eksklusifisme beragama,
yang ada harmonisasi keberagamaan, untuk saling menghargai, menolong dari
kesusahan, nilai-nilai inilah yang harus diperlihatkan oleh kaum beragama yakni
mencerminkan nilai-nilai ketuhanan. Semoga tragedi kemanusiaa ini membawah
hikmah dan pelajaran kepada rakyat, dan para pemimpin bangsa ini bahkan bagi
semua bangsa Indonesia. Uluran tangan masih sangat dibutuhkan, untuk
menghilangkan tangisan dan penderitaan Semoga masyarakat yang dilanda
bencana dapat bangkit dari derita dan
tangisan ini.
Manusia Terbaik Adalah Yang Bermanfaat terhadap Yang Lainnya
Tidak ada komentar:
Posting Komentar